32 - tokoh jahat kembali?

2.1K 163 23
                                    

start: 10/02/19
end: 28/09/20

[republish]

Jika ini untukmu, aku bisa berpura-pura bahagia walau sedang terluka.

[]

Hari demi hari terus berlanjut. Kini hari ke tiga Haira mengikut kegiatan belajar di sekolah. Seperti yang sudah-sudah walau tidak sepenuhnya fokus pada materi yang tengah diterangkan setidaknya ada sedikit ilmu yang masuk ke dalam otak Haira.

Mengingat sebentar lagi akan UTS Haira dengan setengah hati harus menyalin rangkuman materi minggu lalu milik Hoshi. Itu pun Haira harus memberikan sogokan dulu baru cowok itu mau memberikan bukunya.

Jam terus berputar berganti dari menit ke detik. Dalam hati Haira menghitung mundur. Buku-bukunya sudah Haira masukan ke dalam laci meja, tangannya pun ia lipat di atas meja lalu kepalanya diletakkan diatasnya.

Kringgg


Bel berbunyi.

Setelah itu suara penutupan dari sang guru dan perginya sosok itu membuat satu kelas bersorak kegirangan. Mereka pun mulai berbondong-bondong meninggalkan kelas untuk mengisi perut di kantin.

Namun lain dengan Yura dan Salma yang mengernyit menatap heran Haira yang menelungkupkan kepalanya di meja. Padahal beberapa menit sebelum bel berbunyi Haira sempat mengirimkan pesan singkat digrub mereka mengajak ke kafetaria.

Salma maju untuk membangunkan. "Haira?" panggilnya sedikit keras. "Bangun bitch gue laper jingan."

"Tau nih kalo lo nggak bangun kita tinggalin ya," sahut Yura sambil menepuk pundak Haira pelan.

Haira yang memang tidak tidur dan hanya memejamkan mata pun sontak mengangkat kepalanya namun tidak langsung membuka matanya dan itu membuat kedua temannya tertegun.

"Ya ampun, Ra!" Yura memekik ketika melihat wajah Haira yang pucat. "Muka lo pucet banget sumpah. Udah tiga hari lho, Ra, lo kaya gini. Mending ke uks aja gue ngeri lo pingsan. Kita pending dulu ke kafetarianya kondisi lo lebih penting."

"Gue gapapa."

Salma menghela nafas.  "Gapapa gimana sih jelas muka lo kaya vampire gitu. Lo sakit, Ra, tapi lo maksain sekolah banget sih."

"Lo berdua itu lebay." Haira beranjak berdiri lalu berjalan kearah pintu dan setelah itu raganya menghilang dari balik tempok kelas.

Yura dan Salma mendesah lirih. Mereka saling berpandang sebelum akhirnya bergegas menyusul Haira.

Dan entah langkah mereka yang terlalu lebar atau memang jalan Haira yang sangat lambat sehingga mereka dengan mudah mengejar gadis itu.

"Kita makan di kantin aja kalo ke kafetaria kayaknya keburu bel duluan," kata Yura seraya merangkul tangan Haira. Gadis itu sempat menolak, namun peringatan keras dari Yura membuat Haira bungkam dan berakhir pasrah.

"Bener banget." ucap Salma mengangguk semangat. "Lagian kalo kita ke kafetaria samping sekolah gue rada takut cacing di perut gue merojol duluan."

"Terserah." balasnya yang lagi-lagi pasrah saat tubuhnya mulai di seret oleh kedua temannya menuju kantin.

Sampai dimana mereka akhirnya tiba dan segera mengambil meja kosong yang kebetulan tersisa satu itu. Mendudukkan Haira di sana, lalu kedua temannya langsung melengos pergi untuk memesan makanan tanpa bertanya terlebih dulu kepada Haira.

 INTERESTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang