26 - semburat amarah

2.6K 154 52
                                    

start: 10/02/19
end: 28/09/20

[republish]


"Pokoknya Mamah nggak mau tau minggu ini kamu harus pulang kerumah. Mamah nggak terima penolakan lagi."

"Ma──"

"Oh iya, sekalian bawa pacar kamu Mamah pengen tau secantik apa dia sampai berani-beraninya bikin anak mamah lupa ngabarin orang tuanya."

Raut Taehyung yang kesal, mendadak sirna digantikan wajah memerah lengkap dengan tatapan kosong ketika mendengar perkataan Mamahnya.

Taehyung seolah kehilangan kata-kata. Bayang-bayang Haira muncul kembali di kepalanya dan itu lagi-lagi membuat dadanya sesak. Taehyung sangat merindukan Haira. Tapi apakahdia bisa mengajak gadisnya kerumah orangtuanya sedangkan hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja? Sampai detik ini pun Haira masih tak ada kabar Taehyung bahkan nyaris gila karenanya.

Taehyung rindu masa-masa ketika hubungannya masih baik-baik saja. Bersama-sama menghabiskan waktu di apartemennya, memperdebatkan warna lipstik Haira, isi mobil Taehyung, atau Haira yang mulai keras kepala dan merengek kepadanya. Semuanya, tentang gadis itu begitu indah bahkan jika dia diberi tahu oleh Tuhan bahwa gadisnya akan pergi, pasti ia akan berdiri paling depan menahan Haira sekuat tenaga atau bila perlu mengurungnya langsung di dalam kamarnya seperti dulu.

Tak masalah jika harus bermain licik setidaknya miliknya tidak akan pergi, meninggalkannya.

"Halo test.. abang, kok diam? Abang sebenarnya dengerin mamah ngomong nggak sih?"

Taehyung tersadar dari lamunannya. Agak menjauhkan ponsel ketika suara melengking mamahnya memenuhi gendang telinganya. Ia berdecak, lalu melempar asal ponselnya ke kursi samping kemudi.

"KIM TAEHYUNG JAWAB HEH DURHAKA KAMU ACUHIN MAMAH!"

"Abang lagi nyetir ma. Mamah mau anaknya kecelakaan?" ucap Taehyung sambil memutar roda kemudinya ke kiri mengikuti arah jalan.

"Heh sembarangan! Omongan itu doa mamah sentil nih mulutnya."

Taehyung terkekeh. Menoleh sekilas kearah jok samping yang terdapat ponselnya merasa sedikit terhibur dengan omelan sang mamah.

Walaupun hanya mendengarkan suara wanita itu lewat ponsel tapi setidaknya cukup membuat rasa rindunya berkurang terhadap sang mamah. Mungkin Taehyung perlu memikirkan lagi kata-kata mamahnya.

"Ma, udah selesai?"

Lagi. Suara decakan terdengar ketika dirinya melayangkan pertanyaan itu membuat Taehyung semakin tak kuasa menahan tawa.

"Aish anak ini nyebelin banget. Yaudah Mamah matikan TAPI JANGAN LUPA MINGGU INI HARUS PULANG. MAMAH TUNGGU AWAS AJA KALO NGGAK DATANG MAMAH SUNAT LAGI KAMU!!"

Setelah itu sambungan terputus. Suara tawa langsung keluar dari bibir Taehyung tak lupa disambut dengan gelengan kepala mendengar ancaman sang mamah.

"Sunat apanya lagi punya gue makin habis dong kalo disunat mulu," gumamnya ambigu.

Mobilnya berhenti di depan garis marka karena lampu lalu lintas baru saja berubah menjadi merah. Sembari menunggu lampu berubah berganti hijau. Taehyung mengambil ponsel kembali, tangannya bergerak lincah mengetik nama kontak salah satu sahabatnya di pencarian untuk di hubungin.

Menunggu nada sambungan berganti, tangannya bergerak tak sabaran mengetuk-ketuk jemarinnya pada roda kemudi. Tak selang berapa lama terdengarlah suara khas dari ponselnya.

 INTERESTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang