Level 10

246 76 0
                                    

Kebetulan hari ini adalah jadwal kelas 2 B berenang. Seisi kelas berbondong bondong menuju area kolam renang indoor dilantai satu.

Termasuk empat berandal paling top di sekolah yang sudah merencanakan taruhan adu cepat saat berenang nanti. Sanggyun paling bersemangat dan percaya diri di pelajaran olahraga, apa lagi berenang dan berlari.

"Adu cepat sudah terlalu biasa" komentar Jonghyun, "Bagaimana kalau kita adu banyak saja. Siapa yang paling banyak mendorong seseorang sampai tercebur ke dalam kolam dia pemenangnya. Bagaimana?" ide Jonghyun memang tidak pernah mainstream.

"Apa hadiahnya?" Sanggyun balik bertanya.

"Pemenangnya akan digendong kemanapun ia mau. Jadi si pemenang tidak perlu capek capek berjalan. Setuju?" itu akal akalan Jonghyun saja sih sebenarnya, ia sedang mode malas bergerak hari ini.

Kalau di gendong kemana mana kan dia tidak perlu buang buang tenaga.

"Kedengarannya menyenangkan" Seongwoo setuju, ia jadi tidak perlu kelelahan saat naik tangga ke lantai dua nanti jika ia menang.

"Baiklah. Permainan ini dimulai saat kita sudah sampai di kolam renang" putus Jonghyun final karna merasa ketiga temannya setuju.

Semua siswa melakukan pemanasan sebelum terjun ke kolam. Pemanasan kali ini dipimpin langsung oleh guru olahraga mereka, pak Don Mills.

Guru berpenampilan paling swag diantara guru guru lainnya itu memberi aba aba lewat peluit seraya menggerakkan tubuh ke kanan dan ke kiri.

Setelah dirasa cukup, pak Don Mills beranjak dari tempat semula, bermaksud mengambil daftar absensi dan stopwatch yang ia letakkan di tempat duduk dekat kamar ganti.

Merasa keadaan aman, empat siswa nakal pembuat onar itu sudah bersiap mendorong teman teman mereka menuju kolam renang, padahal pak Don Mills belum memberi perintah untuk terjun ke kolam.

Mereka berempat kan anak nakal, memangnya mereka peduli? Keempatnya hanya tertawa tawa saat melihat satu persatu teman mereka tercebur dengan tidak elit ke kolam sedalam 1.5 meter itu.

Seongwoo barusan menendang bokong Jaehan –teman sekelasnya- hingga tenggelam ke dasar kolam. Berbeda dengan Sanggyun yang langsung mendorong dua orang sekaligus, ia cukup percaya diri untuk memenangkan taruhan ini.

Tapi sepertinya Jonghyun yang paling banyak menceburkan manusia ke dalam kolam, karna yang ia incar adalah makhluk bergender perempuan.

Jonghyun tinggal mendorongnya sedikit maka mereka akan terjatuh dalam kolam. Tidak punya belas kasihan memang.

Youngmin juga begitu, tanpa banyak bicara ia menggendong perempuan perempuan itu dan melemparnya dalam kolam.

Mereka terus begitu sampai tidak ada seorangpun yang tersisa dipinggir kolam selain mereka.

Jonghyun menatap Seongwoo, lantas menatap Sanggyun dan Youngmin bergantian seakan sedang bertelepati.

"50 poin untuk dia" kata Jonghyun, dagunya menunjuk satu satunya orang yang masih berdiri dipinggir kolam selain mereka.

Youngmin, Seongwoo, dan Sanggyun mengangguk serempak. Seakan bisa mendegar hitungan aba aba dipikiran masing masing, keempatnya berlari menuju orang tersebut, tidak mau mengalah satu sama lain.

Hingga tangan keempatnya berhasil menyentuh punggung orang itu dan mendorongnya bersamaan.

"Aku yang menang!" sambar Seongwoo, karna merasa tangannya yang mendorong si korban hingga tercebur ke kolam.

"Tidak. Itu aku!" pungkas Youngmin.

"Jelas jelas aku yang mendorongnya!" Jonghyun tidak mau kalah.

"Aku yang mendorongnya!" Sanggyun balas menatap ketiga temannya.

Bagaimana ya? Keempatnya memang mendorong punggung orang itu bersamaan, jadi sepertinya tidak ada pemenang dalam kompetisi kali ini.

Namun empat remaja keras kepala itu terus terusan berdebat tentang tangan siapa yang menyentuh punggungnya duluan.

"Kim Sanggyun, Kim Jonghyun, Im Youngmin, Ong Seongwoo! Pergi ke ruang konseling setelah pelajaran berakhir!" gertak pak Don Mills dari tengah kolam.

Benar! yang mereka dorong barusan itu pak Don Mills, guru olahraga mereka.

Padahal saat itu pak Don Mills sedang memegang stopwatch dan daftar absensi, sekarang stopwatchnya rusak dan daftar absensinya sudah tidak berbentuk.

Sementara teman teman mereka bersorak gembira dalam hati saat empat teman bandelnya akan berurusan lagi dengan bimbingan konseling.

...

Sanggyun, Jonghyun, Youngmin dan Seongwoo baru saja di marahi habis habisan oleh guru konseling. Beliau bilang, beliau sudah bosan menghadapi kenakalan empat remaja tanggung dihadapannya.

Jika saja keempatnya bukan anak seorang pejabat negara, mungkin mereka sudah di skorsing sejak semester kemarin.

Kenakalan mereka sudah tidak terhitung banyaknya, ada ada saja yang mereka lakukan. Guru tersebut memijat pelipisnya sebentar sebelum mengusir keempatnya dari sana.

Jangan dikira setelah dimarahi habis habisan penderitaan mereka berempat akan selesai. Mereka diwajibkan menuju ruang kedisiplinan untuk melaporkan pelanggaran yang telah dilakukan.

Jadi disekolah ini setiap siswa dibekali buku pelanggaran. Tiap kali siswa melakukan pelanggaran maka pelanggaran tersebut akan dicatat dalam buku pelanggaran.

TBC

Makasih vote sama commentnya :))

1995 | PRODUCE 101 S2 1995 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang