MBCB-22

2.7K 134 47
                                    

Semua manusia wajar mencintai pilihannya masing-masing, hanya saja takdir yang selalu berlawanan

"Milan" panggil Bio dari arah yang berjauhan

Refleks Milan melepaskan pelukan Alif, Milan sangat takut bukan takut Bio meninggalkanannya tapi takut karena Bio pasti akan marah besar pada Alif

"bangsat!" umpat Bio lalu dia berjalan menuju dimana Milan dan Alif berdiri

Dengan amarah yang masih dia pendam, kepalan tangan yang sangat keras menambah aura menakutkan dalam dirinya

Bugh!

Satu pukulan melayang kewajah Alif alhasil darah segara keluar dari sudut bibir Alif

"kenapa bang, apa gue salah? Apa gue salah suka sama cewek yang jauh sebelum lo kenal udah gue suka!" bentak Alif

"bangsat, dasar penghianat lo"

"yang penghianat lo atau gue? Gue udah lama sembunyiin perasaan ini, gue masih mandang lo, gue masih mandang pertemanan kita apalagi yang harus gue lakuin hah?"

Bugh

Bugh

Bio tidak ada hentinya memukuli Alif saat pukulan terakhir yang ingin Bio layangkan tiba-tiba tanganya tertahan oleh tangan Milan

"udah Bio, kasian Alif" perintah Milan

"ohh, kamu jadi belain bajingan satu ini?"

"bukan, bukan gitu Bio"

"KAMU LEBIH PILIH ALIF SEKARANG, DASAR CEWEK MURAHAN, AGH!! ANJING LO SEMUA" bentak Bio sambil menunjukan ibu jarinya didepan wajah Milan

"APA KAMU BILANG? CEWEK MURAHAN? MURAHAN MANA SAMA SI ALITA?" Milan mulai menglupkan kekesalannya

"udah salah malah nyalahin orang dasar jalang!" ucapnya dengan menekankan kata terakhirnya lalu pergi meninggalkan rootop hotel dan hanya menyisakan Alif dan Milan

Milan sangat hancur, Bio benar-benar kelewatan

"Alif lo enggak papa kan?" tanya Milan panik

"gue minta maaf, ini semua salah gue"

"enggak usah pikirin itu dulu pikirin kondisi lo sekarang, gue cari obat lo tunggu sini"

"enggak usah, lo gue anter pulang aja udah malem besok juga sekolah, besok gue jemput Bio enggak akan jemput lo" Alif segera bangun dari duduknya

"cinta gue, sayang gue, suka gue, enggak pernah bercanda kalau emang lo enggak bisa bales perasaan gue ini tolong izinin gue buat jagain lo, gue akan selalu ada saat lo sedih Milan, karena celah yang lo kasih buat gue hanya sebatas itu, sebatas sandaran disaat lo sedih dan enggak tau harus cerita kesiapa" ujarnya dengan muka yang penuh dengan lebam

"lo enggak usah pikirin sakitnya gue kayak gimana, sedihnya berjuang sendiri gimana yang penting lo bahagia itu udah lebib dari cukup buat gue, sekarang gue anter lo pulang" lanjutnya

Akhirnya mereka pergi dari tempat itu, hanya keheningan yang menyelimuti sepanjang jalan menunuju rumah Milan, Milan masih memikirkan kata-kata yang keluar dari mulu Bio sangat menyakitkan menurutnya, Milan tau bahwa Bio sedang berada disituasi marah dan kesal tapi Bio harusnya menjaga kata demi kata agar tidak menyakiti perasaan siapapun

My BadCold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang