Hai Azhi, ternyata kau masih membuka ceritaku, aku harap kau takkan marah karena aku telah membuang semua perasaan kepadamu. Kini aku bisa mengingatmu tanpa air mata, wah, sepertinya aku mulai menerima kenyataan.
Dan maafkan aku, sedikit hati yang sempat kau buang, aku ambil kembali, aku berikan kepada yang membutuhkan perhatian dan menghargaiku.
Sejujurnya aku berat berkata bahwa hatiku ingin berpaling, tapi inilah kenyataannya, aku tak bisa terus berlari mengejar masa yang telah pergi, itu mustahil.
Aku juga tidak tahu apakah pantas aku menyebut nama dia kepadamu, tapi rasanya kau tidak akan peduli.
Harus berawal dari mana aku menceritakannya sedangkan aku sendiri tak tahu kapan ia datang dalam hati ini. Ia mengetuk begitu lembut, sehingga aku membukanya dalam kehangatan jiwa.
Wajahnya masih tampan dirimu, Azhi. Tapi ucapannya membuat hatiku sejuk, lebih baik dari sebelumnya.
Aku menyukai seseorang yang pernah hancur sepertiku, sebab ia akan datang lalu menetap tanpa ada niat untuk pergi, apalagi kembali setelah kepergiannya itu.
Entah dari kapan aku membenci seseorang yang pergi lalu datang kembali, aku tak mengerti dengan motivasinya untuk pergi, walau sejuta kali menjelaskan alasan logis, tetap, aku sungguh membenci hal itu.
Eh iya Azhi, mulai saat ini mungkin kau bisa sedikit lega dengan hubungan yang sedang kau jalani sekarang, sebab aku si penyumbang hati yang diberikan kepadamu secara percuma, takkan menghabiskan tempat lagi secara paksa. Aku akan ambil hatiku kembali kepadamu, walau aku tahu itu sangatlah sulit, karena hati yang dulu utuh sekarang tersisa puing-puing kaca.
Sekarang, dengan senang hati aku pergi dan memberi ruang kepada yang ingin menetap, sungguh petualang hati yang tiada hentinya.
Kau akan lebih bebas bercinta dengan sahabatku, begitu pun denganku, biarkan ini adalah menjadi proses melupakam sepanjang hidupku, bahkan aku tak tahu berapa lama lagi untuk menikmati rasa bahagia, semoga saja lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengulang Waktu
RomancePernahkah merasakan ketika sebuah kecewa datang, lalu kau menutup pintu hati begitu rapat agar kau bisa menyembuhkan luka itu dengan caramu sendiri? Setelah itu dirinya mengetuk pintu dengan halus, membersihkan sirpihan luka yang berserakan tak tent...