Perlu beberapa detik bagi Yeoreum mencerna situasi yang terjadi kala itu. Bahkan ketika manik legam milik si pemuda Choi tanpa sengaja bersirobok dengan hazel milik si gadis Im, Yeoreum belum juga mengakhiri aksi terkejutnya.
"Nah, Yeonjun kau bisa duduk di kursi pojok belakang sana ya." Bu guru mulai menginstruksikan Yeonjun agar duduk di tempat yang.
Maka saat Yeonjun melangkahkan kaki jenjangnya melewati bangku Yeoreum, di sempatkannya agar tersenyum tipis pada Yeoreum. Membuat si gadis sedikit kaget akibat perlakuannya. Ia merasakan aura tidak enak didalam kelas itu. Memilih tempat duduk dipojok kelas adalah pilihan yang paling salah. Tapi mau bagaimana, saat pertama kali masuk kedalam kelas itu, matanya sudah tertuju pada kursi paling belakang yang kosong. Namun tidak hanya itu saja yang menjadi perhatian perdananya.
Im Yeoreum, gadis itu berada disekolah ini, tepatnya dikelas ini. Yeonjun ingat, gadis itu adalah gadis yang menolongnya ketika ia akan mengakhiri hidup kemarin. Gadis yang berhasil menciptakan ribuan kupu-kupu terbang didalam perutnya. Ah, persingkat saja, Yeonjun menyukai gadis itu.
Kendati ia senang karena akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan gadis malaikat, Yeonjun tidak bisa menutup telinga akan bisikan orang orang di sekelilingnya, serta mata-mata yang terus menyoroti sang pemuda Choi dengan tatapan aneh.
"Kau tahu, kudengar dia dikeluarkan dari SMA Jeongil."
"Dikeluarkan? Jangan-jangan karena rambutnya?"
"Berani sekali dia cat rambut. Dia pikir sekolah kita kelab?"
Dimana-mana ia selalu dibicarakan karena rambut sialan itu. Yeonjun muak sekali. Tetapi rasa kesalnya luntur kala mengingat ucapan Yeoreum tempo hari.
"...Tidak perlu khawatir dengan hidupmu dimasa depan. Rambutmu itu keren. Kau bisa jadi idol dan debut dengan rambut itu. Mungkin sekarang kau belum merasakannya. Kau juga tampan dan manis. Jangan putus asa begitu, rambut itu akan jadi mahkota yang akan membawa namamu besar, Yeonjun-ah."
Sampai saat ini kalimat panjang itu selalu menjadi motivasi terbesarnya menjalani hidup. Sekarang Yeonjun tak perlu khawatir, karena ia akan menjalani hidup yang baru. Pun Yeonjun tidak seharusnya mendengarkan ocehan kaum-kaum sirik dan tak bermoral yang hanya bisa menghujat dirinya. Benar kata Yeoreum, 'rambut itu adalah mahkota Yeonjun.'
Samar, kurva melengkung terbentuk di bibir sang pemuda Choi. Lantas memilih untuk menepis segala kekhawatirannya, Yeonjun mulai mengarahkan pandangan ke depan, memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh wali kelas mereka. Semoga dengan semangat ini, ia bisa memberikan aura positif didalam kehidupan orang lain.
Oke Yeonjun, ayo berusaha jadi anak pintar di sini. Dengan begitu, usaha Yeoreum untuk membawa kembali semangat hidupmu tidak akan sia-sia.
****
Pagi itu, serebrumnya di penuhi bayangan sang pemuda Choi--si rambut abu-abu yang baru saja bergabung menjadi warga kelasnya. Masalah menahan diri, Yeoreum tentu sudah menahan diri sebisa mungkin agar tak terus-menerus menengok ke belakang, menilik sang adam yang fokus menulis catatan di papan tulis.
Beomgyu menoleh kearah anak baru yang menjadi perhatian Yeoreum dari awal jam pelajaran dimulai. Bagaimana ia tidak terganggu dengan ketukan bolpoin yang tak berirama dari sahabatnya itu. Tidak hanya itu, bahkan gadis itu berkali-kali menolehkan pandangannya kebelakang, kearah si anak baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown || Choi Yeonjun
Fanfic[UP SABTU] Yeonjun tidak pernah ingin hidup sebagai monster. Hal berbeda yang ia miliki bukan sebuah keistimewaan yang patut dibangga-banggakan. Namun hidupnya seketika berubah ketika ia menemukan kebahagiaan bersama orang baru yang tercatat didalam...