Kicau burung iringi langkah demi langkah menuju pada gerbang sekolah, sebuah gerbang bercat putih
Tangga demi tangga mulai ku tapaki
Lorong demi lorong masih sepi, karena jam tangan masih menunjuk angka enam
Kemudian aku berhenti sejenak, ku tatap lurus ke depan
Seseorang tampak duduk menikmati suara dedaunan yang tertiup angin
Aku ragu apakah melangkah atau berhenti dan berbalik saja
Sebuah rasa di dalam hati yang mungkin berdiri dengan banyak ragu, tidak kokoh
Bagaimana mungkin ?
Sedetik, dua detik, tiga detik
Dia menoleh, melihat ke arahku
Matanya yang tajam dan bibirnya yang tersenyum sembari menyapa "Hai!"
Aku melangkahkan kakiku, dekat dan terus mendekat menuju dia
Aku kikuk, mengemasi setiap detak jantung yang terus berdegup
Sejak kapan rasa ini mulai ada?
Sejak kapan senyummu adalah penyambut setiap pagiku?
Hai...
Aku pun membalas sapamu sembari merapikan rambutku ke belakang daun telinga
Kau masih tersenyum menghadap matahari yang mulai terik
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama dalam Semu
RomanceBercerita tentang sebuah kebersamaan yang tidak menetap walau diperjuangkan dengan sangat kuat. Aku mencintaimu, begitu pun denganmu. Kita berjalan beriringan sambil berpegang tangan, saling mendukung satu sama lain. Kamu bilang akulah semangatmu, k...