Aku berjalan menyusuri jalan setapak penuh batu pualam yang tersusun rapi, setiap susunannya ada dua tepi. Meninggalkan butiran-butiran pasir yang sepi.
Jauh. Berkilometer jauhnya jarak antara aku dan kamu.
Sepi. Hanya ada rindu yang tak mau menepi.
Memandangmu melalui gugusan bintang-gemintang yang berkedip rapi. Menitipkan salam pada angin malam yang sepoi-sepoi. Menyibak setiap dinginnya hati yang mulai bengis. Menerkam setiap kata-kata rindu dan sepi.
Andai aku bulan, akan aku terangi setiap malam-malammu yang gelap. Setidaknya ijinkan aku melihatmu lebih dekat, walau aku jauh diatas gelapnya langit malam.
Kekasihku... kau bilang jika aku merindukanmu cukup aku tatap langit malam, sebab kau juga menatap langit yang sama. Tapi kenapa rindu ini tidak bisa aku tepis?
Kekasihku... kau bilang jika kau merindukanku, kau akan menatap rembulan, sebab disana kau seakan-akan menatap wajahku yang bulat.
Tapi wahai kekasihku... taukah kau jika rembulan akan hilang disadap oleh mendung?Lalu bagaimana mungkin kita bertemu hanya dalam angan-angan saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama dalam Semu
RomanceBercerita tentang sebuah kebersamaan yang tidak menetap walau diperjuangkan dengan sangat kuat. Aku mencintaimu, begitu pun denganmu. Kita berjalan beriringan sambil berpegang tangan, saling mendukung satu sama lain. Kamu bilang akulah semangatmu, k...