Restu

14 1 0
                                    

Memandangi setiap senyumanmu menjadi bagian dari rutinitasku, rutinitas yang wajib aku lakukan sampai tuntas, sebab tanpa itu hariku pekat.
Kau tau bahwa aku sangat hobi memandangimu, apalagi jika kita berdua.
Setiap lekuk bibirmu ketika tersenyum, membuatku lapar tapi kenyang. Seakan-akan, senyummu adalah nasi dalam angan.
Angan yang mungkin suatu hari nanti hanya bisa aku kenang, aku resapi seorang diri.
Selain senyumanmu, aku juga suka pada tatap matamu.
Kamu selalu bilang bahwa tatapanmu adalah tatapan mata elang yang sangat tajam, sehingga mampu membuat siapapun kehilangan arahnya, termasuk aku.
Yaa.. kamu benar, aku hilang arah ketika kamu pergi menjauh dariku.
Setelah sekian lama kita bersama, tiba saat kita harus berpisah.
Dipisahkan oleh jarak.
Dipisahkan oleh cita.
Dipisahkan oleh waktu.
Dan yang paling kejam adalah...
Dipisahkan oleh restu.

Bersama dalam SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang