Tiba-tiba aku suka musim semi, ketika daun-daun mulai menghijau dan berembun. Aromanya yang harum membuat semuanya terasa mudah sebentar.
Hari ini kau datang lagi, bukan di mimpi tapi di depan rumahku. Namun aku terlambat sadar bahwa semuanya adalah nyata.
Angin yang berhembus terasa dingin menyibak rambutku, menatapmu penuh rasa tanya sekaligus bahagia. Aku menunggu sudah terlalu lama, sampai lupa.
Kau tersenyum dan berjalan mendekat, memasuki pagar rumahku yang sedari tadi terbuka. Kau menggenggam erat tanganku sampai aku mati rasa.
Perasaan yang sudah aku tahan begitu lama menghilang seketika. Bagai musim panas seribu tahun diguyur hujan satu malam, sirna.
Aku selalu berkata padamu untuk tidak datang, atau bahkan menampakkan batang hidungmu. Karena melupakanmu membutuhkan waktu yang tidak pernah cukup.
Tapi hari ini, bersama embun dan musim semi. Kau datang.
Entah membawa harapan atau penyesalan.
Aku berharap bukan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama dalam Semu
RomanceBercerita tentang sebuah kebersamaan yang tidak menetap walau diperjuangkan dengan sangat kuat. Aku mencintaimu, begitu pun denganmu. Kita berjalan beriringan sambil berpegang tangan, saling mendukung satu sama lain. Kamu bilang akulah semangatmu, k...