26. Recovery

2.4K 238 56
                                    

Aroma karbol lantai rumah sakit begitu kental menguar di sekeliling Anesh dan Richa. Menunggu memang aktivitas yang menjemukan. Apa lagi menunggu kabar saat orang yang disayangi sedang ditangani dokter di UGD. Alyssa ikut masuk ruang gadar untuk memberikan keterangan pada dokter jaga, sedangkan Anesh dan Richa harap-harap cemas saling menguatkan di ruang tunggu. Kecamuk pikiran keduanya berlarian ke sana-sini mengkhawatirkan keadaan Rendra.

Pelayanan umum di klinik ini memang tidak begitu ramai, karena jam operasional sudah hampir berakhir. Azan Ashar yang berkumandang dari aplikasi ponsel Anesh mengagetkan keduanya. Waktu sudah hampir sore, tapi cerahnya langit masih menyapa. Belum ada warna jingga milik senja yang biasanya bisa membantu Anesh menentramkan jiwa.

Tak berapa lama kemudian Alyssa keluar dari ruang gadar. Ekspresi lelah tercetak jelas di roman Alyssa. Keringat yang bercucuran menunjukkan betapa fisik dan psikis perempuan ini baru saja selesai bekerja keras. Begitu melihat anak perempuannya muncul dari tirai ruang gadar, Richa refleks beranjak dari kursi.

"Gimana Masmu?" Pertanyaan yang sedari tadi bercokol di pikiran Anesh akhirnya tersampaikan lewat Richa.

"Tunggu, Ma. Mas Re baru ditangani El di dalem," pasrah Alyssa sembari menunjuk ke samping belakang dengan ujung dagunya. Rona lega belum bisa Anesh temukan di wajah Alyssa, membuat gadis berkumis tipis ini kembali terkungkung rasa takut. Begitu khawatir ia dengan kondisi Rendra, karena memang Anesh belum pernah melihat Pare selemah ini sebelumnya, kecuali saat pulang dari Jogja. Ketiganya pun pasrah menunggu, duduk di kursi stainless dingin karena AC, sedingin hati Anesh yang dipenuhi pikiran negatif akan keadaan Rendra.

Tak berapa lama kemudian El keluar dari ruang gadar dengan ekspresi lebih tenang. Peluh wajar mengalir di pelipis karena bagaimana pun ia baru saja menangani calon kakak iparnya. Salah sedikit mungkin akan mengurangi kredibilitasnya juga sebagai calon menantu di hadapan Richa.

"Gimana, El?" Alyssa bersuara, lagi-lagi mewakili kegalauan Anesh dan Richa. Ketiganya otomatis beranjak mendekati El, dokter yang baru saja menangani Rendra. El menghela napas panjang sebelum memberikan keterangan sejelas mungkin pada anggota keluarga pasien, yang sebentar lagi akan jadi anggota keluarganya.

"Nggak papa. Tadi Mas Rendra udah sempet siuman, jadi bisa cerita kronologi. Ada muntah kering sebelum kolaps. Mungkin asam lambung udah naik banget makanya perih di dada. Sayangnya, cuma lambung yang bisa tahan sama cairan asam lambung. Apa lagi posisi Mas Rendra tadi baru selesai salat, 'kan? Posisi tubuh saat sujud itu bisa jadi pemicu juga. Emang ada beberapa yang ngerasa jantung kayak ditusuk-tusuk. Udah sempet cek EKG-nya juga oke. Nggak kuat nyeri jadi sampai kolaps gitu. Emang sakit banget, Al, aku pernah ngrasain," papar El sambil melepas ear tips stetoskop dari telinga kemudian disimpan di saku snelli-nya.

Perubahan roman Alyssa dan Richa sudah mulai terlihat lebih rileks, walau masih tersisa sedikit kekhawatiran di sana. Anesh pun lega, ia pikir Rendra benar-benar terkena serangan jantung. Anesh ingat betul kisah beberapa artis yang tadinya diberitakan tidak ada keluhan apa-apa, kemudian dengan santainya meninggal karena serangan jantung. Bisa gila ia kalau Rendra mengikuti jejak artis-artis itu.

"Syukurlah. Aku udah panik banget, El. Aku pikir beneran serangan jantung. Gila aja. Trus rekomen selanjutnya gimana?" Alyssa mengusap wajahnya lega, dan puji syukur tak berhenti terlafal dari bibir Richa. Paru-paru Anesh serasa terbebas dari ikatan kencang, sesak di dada perlahan mengendur hingga tercipta selesa.

"Endoskopi, biar tahu kondisi lambung kayak apa. Kemungkinan GERD. Tapi untuk mastiin harus endoskopi dulu. Cuma kalau di sini harus jadwal ulang." El baru sadar kalau ada sosok lain yang bersama calon istri dan calon mertuanya saat benar-benar memperhatikan sekeliling. Tak ayal perhatian El sempat tersita pada sosok itu, karena ia, Kevin, dan Mita saling mengenal baik, bahkan sudah seperti saudara.

(im)Perfect Stuntman (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang