Chapter 10

631 32 0
                                    


Cinta...
Kata Sejuta Makna Yang Senantiasa
Menghinggapi Perasaan setia Insan Manusia;
Hanya Hati Yang Merasakan namun Efeknya Sampai Pada Orang-orang di sekelilingnya..
Ali Dan Marsya Malam Itu Melakukan Dinner Dengan Suka Cita, Lamaran Ali Di Terima Dan Hal Itu mampu Membuat Ali Mengalihkan Seluruh Hidupnya Hanya Pad Satu titik. Marsya..  Wanita Pujaan Hati Yang sebentar lagi akan Menjadi Istrinya...
Bahkan Hanya Sendok dan Garpu Yang Menciptakan Nada Indah Dalam Ruagan Ini Namun Mampu Membahagiakan keduanya.. sepasang Kekasih yang sedang di Mabuk Cinta..
"Sayang...! Bisakah Pernikahan Kita Di Percepat Dari Tanggal yang Di Inginkan Mamamu..?"
Ali Mengangkat Dagunya Lantas Menatap Marsya Dalam-dalam. "
Udah Gak Sabar Yah..?" Goda Ali Lalu Menoel Dagu Kekasihnya..
"Ih Ali... Enggak.. Aku Hanya Ingin Kamu Lebih Cepat Resmi Jadi Milik Aku Sehingga Orang orang  Tidak akan Mengganggu Kamu Lagi..!"
"Minggu depan kita Wisudah kan, Setelah Itu Baru Acara Pernikahan Kita..!"
"Bener...?"
"Iya sayang...!" Jawab Ali lalu Mengelus Pipi Marsya Penuh Cinta..
Keduanya Kembali Fokus pada Makan Malam Pesanan Ali Dan Kebahagiaan Mereka Malam Ini...
***
Di perjalanan Pulang, Ali Dan Marsya Tak Banyak Bicara, Ali Sedang Fokus pada Jalanan, Sedang Marsya Fokus pada Ponselnya, Mungkin Gadis Itu sedang Mengekspose Hubungan
mereka Ke Khalayak Ramai, Seperti
Keinginannya, Semua Orang Tahu Bahwa Ali adalah Miliknya... Tak Lama dalam Keheningan Perjalanan
Mereka, Ali Menghentikan Mobilnya Di depan sebuah Rumah Sederhana Milik Marsya, Ali Turun lalu Membukakan Pintu Untuk Marsya...
"Makasih Sayang...!" Ujar Marsya lalu
mengecup Pipi Ali.
"Istirahat Yah Sayang, Jaga Kesehatan...!"
"Iya.. Kamu Hati-hati yah..!"
"I Love U" Ujar Ali lalu Mengecup Kening
Marsya Lantas Berlalu..
Ali kembali Membelah Jalanan Ibu Kota Untuk segera Sampai di rumahnya,. Senyum Tak Pernah Lepas Di sepanjang Jalannya, Tak Perduli apapun, Ia Bahkan Menutup Telinganya Dari Orang-orang Yang Mencibirnya... Tak Lama Berada Dalam Perjalanan Mobil Ali Berbelok Masuk Ke pekarangan Rumahnya,
Iapun Segera Turun Untuk Segera Memberi tahu Michelle Tentang Apa Yang Terjadi Hari Ini...
"Li... Baru Pulang..? Dari mana Aja Kamu..?" Sapa Michelle Duluan Setelah Melihat Ali
Menyembul di balik Pintu Utaman Rumahnya..
"Kakaaak"
Ali berlari menuju Michelle lalu Memeluknya Erat...
Michelle Terkesiap Menerima Perlakuan Ali Yang Entah ada Angin apa Sampai Ia Memeluknya Seperti ini.. Hal Ini Memang Terbilang Biasa Ali lakukan Namun Kali ini Michelle Merasa Aneh..
"Adaa Apaa sih Li..? kayaknya Bahagia
Banget...!" Ujar Michelle Lalu Menepuk-Nepuk
Pipi Ali Yang Bersandar di Bahunya.
"Aku Emang Bahagia..!"
"karena Apa.??"
"Marsya Nerima Lamaran Aku kak.." Pekik Ali
Lalu Seketika Mengangkat Badan Michelle lalu Membawanya Berputar-Putar.. Sungguh Bahagia
Hati Ali saat Ini..
"Alhamdulillah" Ujar Michelle Lalu Mencubit Kedua Pipi Ali.
"Ya sudah, Turunin kakak dan kakak
akan Segera Memberitahukan Kabar Bahagia Ini Kepada mama Dan papa" Pintanya Yang kemudian Di Turuti Oleh Ali.. Michelle Berjalan Membelakangi Ali Dengan Kebesaran Hati Yang Ia Miliki, Ia Tak Mungkin
menoleh lagi Dengan Air mata Yang Membasahi Pipinya, pengorbanannya Membuahkan Hasil yang Manis.. Sedang Ali Hanya Menatap Aneh
ke Arah kakaknya Yang sedang Berjalan Menaiki Tangga...
"Kak, Jangan Lupa Bilang sama Mama Papa, Minggu Depan Aku wisuda" Pekiknya Sebelum Berlalu Ke Dapur.. Rasanya Tenggorokannya Keringa Akibat Terlalu Banyak Memekik..
***
Gundah...
Satu Kata Yang Dapat Mengartikan Perasaan Dimas Saat Ini.. Bukan Karena Penolakan Michelle Tapi Karena satu Alasan michelle Menolaknya Yang Sampai Saat Ini Belum Ia Ketahui.. Dimas Menghelah Nafas Lantas Memetik Gitarnya...
"Tanpamu aku Tak Bisa Berjalan
mencari Cinta Sejati Tak Ku Temukan
dari mu aku Bisa Merasakan
kesungguhan Hati Cinta yang Sejati.."
"Kaaamuuuuu" Dimas Menolah Dan Mendapati prilly di dekatnya sedang Melanjutkan Syair lagu Yang Ia Bawakan tadi..
"Di kirim Tuhan Untuk Melengkapiku, Menjaga Hatiku, Kamuu Hasrat Terindah Untuk Cintaku, Takkan Cemas Ku Percaya Kamu, Ternyata
kamu Yang Ku Tunggu" Lagu Prilly Berakhir bersamaan dengan Berhentinya Petikan Gitar Dimas. Mereka saling Menatap Lantas Saling Tersenyum, Prilly Kemudian Duduk di samping kakaknya..
"Kenapa Boy..?"
"Kk gak papa Pril.."
"Oh My God.. Bahkan Setitik Pun Kegalauan kakak aku tetap akan Mengetahuinya. please Bilang
sama Prilly kakak kenapa??"
Dimas Menghelah Nafas Panjang Lantas Menyimpan Gitarnya Di sisi kanan tempatnya Duduk..
"Lamaran kakak di Tolak Oleh Pacar kakak" Mata Prilly Membulat Sempurna, matanya Memanas mendengar Ucapan kakaknya..
Bisa-
Bisanya Seorang Wanita Itu Menolak Dimas..? Ini Keterlaluan..
"Dia Menolak Kakak dengan Satu Alasan Yang Kakak sendiri gak Tau Pril.. Tapi kakak masih Bersyukur
Takdir tak Memisahkan kami.. kakak sayaang Banget sama Dia, Sama Seperti kakak sayang Sama
Kamu"
"Dia Siapa kak..??? bisa-Bisanya Dia Nolak kakak dengan Alasan Gak Jelas.? Ini Gila kak..! Dia
keterlaluan..!"
"Enggak Pril.. gak usah.. Dia Bukan Nolak, Dia Hanya Menunda.. lagian kakakk Juga Gak Pengen Buru buru Nikah.. malah kakak Maunya Kamu Yang duluan Nikah..!" Ujar Dimas seraya Merangkul Bahu adiknya
"Al gimana.?? Apa Kabar..?" Tanya
Dimas Mengalihkan pembicaraan.
"Aku dan Al Baik2 Aja kak..! dan akan Tetap seperti Itu...
"Ya sudah.. Karena Kakak Menunda Menikah berarti kamu Yang Harus Nikah duluan..!"
"Gak usah Mikirin Ily dulu kak.. Kakak tenangin diri aja dulu yah.. Ily masuk dulu" Ujar Prilly lalu
Segera Beranjak dari Tempat duduknya. Ia Tak Tega Dengan Apa Yang Terjadi pada Kakanya..
***
Setelah Kejadian Beberapa Hari lalu, Ali Dan Prilly Tak lagi Pernah Bertemu begitu Juga Dengan Michelle Dan Dimas, mereka Menghindar Bukan Karena Mereka Takut Tapi
Ali dan Prilly Ingin Sama-sama Menjaga Hati Mereka Untuk Kekasih masing-masing.. Begitu
Juga Dengan Dimas Dan Michelle Keduanya Juga ingin Memantapkan Hati Dan Menguatkan Keyakinan Mereka Akan Keputusan Yang
Mereka sepakati Bersama, Menunda
Pernikahan... Hati, Tak ada Yang Tau Isinya, tak ada Yang Bisa Menebak, Tak ada Yang Bisa Menjamahnya, Hanya Yang Tulus dan Yang Berhak yang Mampu Menetap di sana, Di
singgasana Cinta.. Michelle Boleh Saja Menolak Dimas Dengan Alasan Kebahagiaan Ali, dan Dimas Bisa Saja
Tak Sepenuh Hati Menerimanya Namun Takdir akan Tetap pada Jalurnya, Tidak akan Berhenti
ataupun Berubah...
***
Al Dan Prilly Saat Ini sedang Menikmati Sore Mereka Di Sebuah Roftop Gedung yang Dapat Mengakses keindahan Jakarta Dari Atas, Mereka Di temani Riuh angin dan Kicauan
Burung... Hanya Tempat sederhana Namun Mampu Membuat Mereka tersenyum Senang...
"Baby.. Apa Aku Boleh Meminta Sesuatu..?" Tanya Al seraya Memeluk prilly dari belakang. menempatkan Dagunya pada Bahu Prilly...
"Eheeem" Prilly Berdehem Menjawab
Pertanyaan Al
"Aku Ingin Kamu Jadi Istri aku"
Prilly Terlonjak, Ia Menoleh sekilas Menatap Wajah Al dari Samping... Kenapa Keadaan Justru Berbalik..? Kenapa Al Melamarnya di saat Dimas Di tolak Oleh kekasihnya.??
Tidakkah Takdir Tau kalau Prilly Masih Belum Terima Dengan Penolakan kekasih Dimas.??
"Baby... Will You Marry Me..?"
"Al... Aku mencintamu, Aku Ingin Selalu BersamaMu.. Tapi.........."
Tiba-tiba Di depan Mata Prilly ada Sebuah balon yang Terbang Membawa Tulisan
'Please Say Yes". dan Melihat Dimas Di bawah sana Tersenyum kearahnya. Prilly Tersenyum Lalu Berbalik Memeluk Al.. satu-satunya Alasannya
adalah Dimas Dan Dimas Sepertinya
Menginginkan Hal Ini.
"Sekarang Tak ada lagi alasanku Untuk Menolakmu. Yes; I will baby"
Al Melompat Kegirangan
"Kak Dims Gue di Terima" pekik Al lalu Memeluk Prilly. Tak perlu Mimpi Indah Untuk Bahagia Karena
Bahagia Itu Tercipta Dari Kita Dan Untuk Kita...
always Be happy
***
Tbc

Like Magic [END] + [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang