Chapter 26

625 31 1
                                    


Pagi Kembali menyapa Langit, Biru Langit Menyapu Ke seluruh Permukaan Awan Menebarkan Sisa Cinta Embun Yang Telah Hilang Oleh Sinaran Mentari Hangat Pagi Ini...
Ziggy Dan Verel Sudah Bangun Sejak Tadi, Namun Ali Prilly Michelle Dan Dimas Masih Terlelap di atas Karpet Tempat Mereka Duduk Semalam. Sepertinya Sangat Tak Mungkin Jika
Membangunkan Mereka Sekarang...
"Zi, Gak Usah Di Ganggu. Kasihan Mereka Baru Tidur"
"Iya Rel" Jawab Ziggy Lantas Mengendap-endap Agar tak Menimbulkan Suara Meninggalkan
Ruangan TV di mana mereka Tidur.. Ziggy Memilih Untuk Membantu Bi Narsih di Dapur, Menyiapkan Sarapan Untuk Mereka Nanti...
"Pagi Non"
"Pagi Bi" Jawab Ziggy Lalu Menuangkan Satu gelas Air Putih Lantas Meminumnya..
"Non, Bibi Boleh Tanya Sesuatu..?" Tanya Bi Narsih Penuh Harap yang di angguki Zi.
"Mereka Pengantin Baru yah Non, Tapi Kok Mereka Kesini Yah..?"
Ziggy Tersenyum, Ia Pikir Bi Narsih sudah Tau semua tentang Ali dan Prilly dan Kenapa Bisa Berpakaian pengantin..
"Bukan Bi, Mereka Bukan Pengantin Baru, Mereka Adalah Calon Pengantin Yang gagal Menikah Dengan Pasangan Masing-masing"
"Masya Allah.. Kasihan Banget.. Pantas Suami Bibi Bilang Semalam Den Ali Minta Korek Api Dan Minyak Tanah, Setelah Bibi Cek Rupanya
ada Sisa pembakaran kain di Taman,"
"Mereka Bakar Baju Pengantinnya Bi..?" Tanya Ziggy
"Iya Non, Sepertinya Begitu,"
"Astaga" Ujar Ziggy Lantas Menepuk Dahinya.. Saking Pulasnya Ia Tak Mengetahui Perihal Kejadian Semalam...
"Yaudah Non, Non Zi Mandi aja Biar bibi Yang Buatin Sarapan, Kasihan Non Pasti Masih Sangat Lelah" Ujar Bi Narsih
"Makasih Bi, Ia Nih Sepertinya Saya Harus Mandi Sekarang" Ujar Zi Lantas Melenggang Meninggalkan Bi Narsih..
Ziggy Berjalan Ke depan, Ke Tempat Ali Prilly Michelle dan Dimas Tidur, Rupanya mereka sudah Bangun, Dan Prilly Sudah Tidak ada Di sana Bersama Mereka.. Mereka sedang
Mengobrol; Mencari Celah Kenyamanan Untuk Hari Baru Ali dan Prilly...
"Hay.. Selamat Pagii..." Sapa Ziggy
"Pagi Zi"
"Sorry gue Gak Berani Bangunin Kalian," Ujar Zi
Lantas Mengambil Tempat duduk di samping Verel..
"Prilly Mana..??" tanyanya
"ke kamar..." Jawab Dimas.
"Li, Gimana Perasaanmu..?" Tanya Michelle..
Ali Menghelah Nafas, Sangat Sulit
Menampakkan Senyumnya Di Tengah Orang orang Yang sangat Menyayanginya..
"Aku Sudah Lebih Baik Kak.. Saat ini Bagiku, Marsya Arumitha adalah Secuil Dari Rencana Takdir untukku Bisa Menemukan Kebahagiaan Sejati"
"Ingat Satu Hal Ali, Sekejam Apapun Takdir pada Mu, Sejauh apapun Waktu Membawa Titik BahagiaMu, Ia Tetap Akan Kembali, Jika Saat itu Telah Tiba"
"Iya Kak... Ali Tau, dan Ali akan Menunggu saat Itu Tiba"
"Kuat Bro, Marsya Bukan Segalanya, Dia Hanya Jalang Tidak Tau Diri Yang Menginginkan Hartamu"
"Iya Rel, Sama Seperti Kekasih Bangsatnya, Dengan Teganya Menyakiti Hati Adikku"
"Sabar kak, Sabar Li, Serahkan Semuanya Pada Tuhan.. Insya Allah Indah pada Waktunya.." Ujar Ziggy..
"Permisi Den, Non. Sarapannya Sudah Siap" Ujar Bi Narsih
"Gue panggil Prilly Dulu Yah" Ujar Ziggy Yang di Angguki Mereka...
***
Mama Dan papa Ali Menjadi Mandor Bagi Seluruh Orang Yang Bekerja di Rumahnya, Membersihkan Seluruh Perlengkapan Untuk Pengantin Yang Mereka Pakai Kemarin, Mama
Dan papa Ali Tidak Ingin Ali Akan Mengingat kembali saat Itu Jika Pulang ke rumahnya..
"Bawa Keluar semuanya Mas, Kalau Perlu Bakar saja"
"Iya Pak;"
"Mas, Jangan Sisakan sedikitpun; Dan Setelah Itu Atur Kembali Perabot Rumah seperti semula"
"Baik Bu"
Mama Dan papa Ali Duduk di sofa,
Memperhatikan para Pekerjanya Mengangkat Semua Barang Yang Menyangkut Pernikahan;
Sangat Aneh, namun Hanya Itu Yang Bisa Mereka Lakukan Untuk Ali Saat Ini.. Karena Saat Ini Ali Hanya Butuh Michelle, Bukan Mereka..
Hal Ini Terjadi Mungkin karena Ali yang sangat Begitu dekat dengan Michelle dari Sejak Mereka Kecil..
"Mama Gak Habis Pikir Pah; Kenapa Ali Bisa di Bodohi Seperti Ini"
"Papa Juga Gak Habis Pikir Mam, kenapa Marsya Tega Sama Ali Yang jelas Sangat Mencintainya"
"Mama Gak akan Tinggal Diam Dan
Membiarkan Marsya Bisa Hidup Tenang.. Mama akan Balas Perlakuan Marsya;"
"Gak ada Gunanya Mah; Ngotorin Tangan Mama saja"
"Tapii Mama Gak akan Bisa Tenang Kalau Mama Belum Mencabik Wajah Marsya"
"Gak ada Gunanya mam... Gak Perlu; Kita Serahin Semua ini pada Michelle" Ujar Papa
Mama Menghelah Nafas Lantas menyandarkan Badannya Ke belakang, Pikiran dan Hatiny Lelah Oleh Sakit Yang Ali rasakan.
***
Ziggy Berjalan Cepat Menuju Ke Kamar Di mana Prilly Berada, Namun Prilly Tak ada Di Sana, Ziggy Mengecek pintu Kamar Mandi dan
Rupanya Terkunci, Zi Rasa Prilly ada di dalam Sana..
"Pril.. Sarapan Dulu Yuk.."
Tak ada Suara, Hanya Gemericik Air Yang jatuh Dari Shower.
"Pril; Ali, kak Dimas kak Michelle Nungguin lo Nih, Buruan"
Tetap Tak ada Suara.
Ziggy Semakin menggedor pintu kamar Mandi Dan lagi dan Lagi Tidak ada suara..
Ziggy Merasa Khawatir, Tidak Biasanya Prilly Seperti ini dan Lagi Prilly Bukan Orang Tuli sampai Tidak Mendengar Suara Ziggy..
Dengan kalap, Ziggy Berlari Meninggalkan Kamar, Ia Menuju Dapur Untuk Memberitahukan Hal ini Kepada Semuanya..
"Sayang Kok Lari-larian?" Tanya Verrel melihat Zi berlari Dari Tangga Atas..
"Huhf, Kak Prilly di Kamar Mandi Gak Keluar keluar dia juga Gak Jawab Panggilan Gue" Ujar Zi Yang ngos ngosan Akibat Berlari..
Dimas Menghentikan Sarapannya Lantas Meninggalkan Meja Makan.. Ia Di susul Ali juga Michelle serta Verel dan Ziggy... Gebraaak..
"Prily Buka Sayang.. Pril... Hey.. Ngapain di dalam" Tak ada Suara, tetap Hanya Gemericik Air..
"Pril Buka Pril.. Lo Ngapain di dalam" teriak Ali.
"Prilly... Cantik.. Buka Sayang... Sarapan Yuk" Ujar Michelle
Tak ada Suaraa...
"Dobrak Kak.. Gue Takut prilly Gak Mandi Malaah..........................."
"Bener kata Zi kak, Dobrak aja gak papa" Seru Vereel..
Dimas di Bantu Oleh Ali Mengambil Ancang ancang Dan Mendobrak Pintu Kamar Mandi Itu...
Braaaaaaaaaak ..
"Prilly..............." pekik Mereka Bersamaan..
***
Apa Yang Terjadi..?? Hahahaa, Lagi Doyan ngegantung Cerita.. Nikmatin ajalah yah..
tbc

Like Magic [END] + [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang