Chapter 30

304 15 12
                                    


Ali Membawa Prilly Pulang Ke Villa, Hari Sudah
Semakin Gelap Di sekitar Perkebunan Pun
Sudah Tak lagi Ramai, Namun Masih ada Orang
Yang Memperhatikan Dua Insan Manusia Yang
Terluka Oleh Cinta Dan Di Sembuhkan Pula
Oleh Cinta... Mang Dadang Masih Berada Di
sana, Memang Sengaja Menunggu Mereka
Takut ada Apa-apa Pada Ali Dan Prilly Jika
Kemalaman seperti Ini...
Dari Arah Bukit, Ali Menggendong Prilly Di
Punggungnya; Sedikit Susah Karena Jalanan
Yang Menurun dan Di Penuhi Bebatuan Kecil
Yang Jika Tidak Lebih Berhati-hati maka Akan
Berakibat Fatal...
"Li.. Jalannya Susah Deh Kalo Gendong Aku..."
"Gak papa Yank"
"Tapi Kasian Kamunya.. Mana Udah Gelap
Lagi.. Turunin aja Li.. aku Masih Kuat Jalan
Kok"
"Enggak Yank.. kamu di situ aja.. aku Kuat Kok"
Prilly Tersenyum Simpul.. seperti Ada Yang
aneh dalam Dirinya Di Panggil 'Yank' Oleh Ali..
"Kenapa Senyum-senyum..?" tanya Ali
"Eh, Siapa Yang Senyum..?"
"Haha Daun Telinga aku Liat Kamu Senyum Kali
Yank"
"Ali ih, Bisa Ajaa.. Emang Daun Telinga Bisa
Ngeliat.?"
"Bisa, Ngeliat Cinta Kamu" jawab Ali Lantas
terkekeh..
"Aliiiiiii" Ujarnya Manja Merajuk.
"Iya Sayang"
"Eh.. Kok Sayang..?"
"Emang Sayang ..."
Prilly Kembali di Buat Tersenyum Malu Oleh
Ali.. Meski hanya Kalimat Sederhana Namun Itu
Mampu Membuat darahnya Berdesir....
"Aden, Non" Desis Mang Dadang Yang sejak
Tadi Menunggu Mereka Di Pertengahan
Perkebunan di Gazebo Tempatnya Biasa
Beristirahat...
"Mang...!" Sapa Ali
"Non Kenapa..??"
"Kakinya Terkilir Mang, Tapi Gak papa Kok"
"Oh Iya Den, Jalanan Sekitar Perkebunan gelap
sampai di Villa, Mang Antar Yah"
"Makasih Mang" Ujar Ali Lalu Kembali Berjalan
Mendahului Mang Dadang yang Membawa
Senter di Belakangnya..
***
Verel Dan Ziggy Duduk Khawatir di Teras Villa,
Melihat keselurh Arah Dimana Akan mereka
Temukan Ali dan Prilly Yang Pergi Entah
Kemana Sore Tadi, Mereka Tidak Berpamitan
Atau Hanya Sekedar Menitip pesan Kepada Bi
Narsih...
"Aduh Rel; Kemana Sih Mereka..? Sueek Bener
Tuh Anak Pake Gak Pamit.. Hp Gak ada,
Gimana Bisa Di Hubungi coba"
"Aku Cari di Sekitar Kebun Tea aja Gimana.??"
"Jangan Deh Rel, Aku Takut.."
"Tapi Kalau Mereka Gak Tau Jalan Pulang Ke
Villa Bagaimana.??"
Ziggy Berpikir Keras, Bi Narsih Sedang Sibuk Di
Dapur;Mang Dadang Juga Di perkebunan Kalau
Verel Pergi Ia Akan Bersama Siapa Menunggu
Ali Dan Prilly..? Oh No, Ziggy seorang Penakut
Yang Sudah Akut..
"Gak Rel.. Kita Tunggu Aja"
"Meski Kamu Sangat Khawatir..!??"
Zi Mengangguk Pasrah...
Verel Dan Ziggy Mondar Mandir Tidak Jelas Di
Teras Villa, memperhatikan Setiap Jalan
Menuju Ke Villa, Menunggu Kedatangan Ali dan
Prilly Atau Hanya Sekedar Pesan Dari Mereka...
Lamaa, Sampai Zi Merasa Lelah Dan Memilih
Duduk Di Kursi Kayu Di Teras...
"Selamat Malam Non Aden" Sapa Mang
Dadang.. Verel dan Zi Tersentak Kaget lantas
Bersamaan Menoleh Ke sumber suara..
"Ali Prilly" Pekik mereka Bersamaan...
"Gilaa.. Kalian Udah Bikin Gue Khawatir
Berlebihan Tau Gak; "
"Lebay Lo Zi"
"Bener Pril, Sampai Dia Gak Berhenti Mondar
Mandir..!"
ujar Verel Meyakinkan
"Eh, Itu Prilly Kenapa Di Gendong..??"
"Kakinya Terkilir Zi"
"Yaudah Bawa Masuk aja, biar di Obatin sama
Bi Narsih.." Titah Verel lantas Mendahului
Mereka Masuk Ke dalam Rumah...
Ali Kembali Membawa Prilly Berjalan Menuju
Sofa, Setelahnya Ia Dudukkan Perlahan Dan
Membantu Prilly Mengangkat Kakinya Ke Atas
Sofa..
"Bibi Urut Gak papa Yah Non..?" Ujar Bi Narsih
Setelah Beberapa Saat Yang Lalu di Panggil
Oleh Verel.
"Sakit Gak Bi..?"
"Sedikit Non.. Tapii Setelah Itu di Jamin
semuanya Akan Kembali seperti semula..
"Di Urut aja Gak papa Yank" Ujar Ali..
"Kalo Sakit...????"
"Cengkram Lengan Aku Aja.." Jawab Ali..
Zi dan Verel Saling Menatap Dengan Alis Yang
Tertaut.. Ali Prilly panggil Aku Kamu? When..?
kenapa Sampai Mereka Gak Tau.?
"Yaudah;.. Di Urut aja Bi..." Ujar Prilly.. Bi Narsih
Mengangguk Lalu Mulai Mengolesi Minya Kaki
Prilly Yang Terkilir. sementara Itu Ali yg duduk
di Depan Sofa lebih Mendekat Ke Arah Prilly
Dan Membiarkan Lengannya Di Pegang oleh
Prilly...
"Tahan Sebentar Yah Non..?" ujar Bi Narsih
"Awh.. Sakit Bi.. Pelanin dikit"
"Tahaan Non"
"Aaaaawwwsshh.. Aliiiiiiiiiiiii" Teriak Prilly Keras
Bersamaan dengan Selesainya Kakinya Di Urut..
Ali sedikit Meringis akibat Perih di Tangannya
oleh Cengkraman Tangan Prilly...
"Aliiiii..? Lo Teriak Nama Ali Pril..?" tanya Ziggy
"Kalian...?????" tanya Verel Tak Melanjutkan
Ucapannya Di Ganti dengan bahasa Isyarat,
Jadian.
"Enggak..." Elak Prilly.
"Tapi Tadi Ali Bilang Yank Itu......"
"Enggak Zi.. Yah Kita Sama Seperti Kalian,
Berkomitmen..! Kalau Kita Sudah Nyaman
Dengan keadaan Seperti ini Kenapa Harus
Jadian" Jawab Ali
"jadi...???" Tanya Verel Memastikan.
"Iya... Gue Dan Prilly Sudah Sama-sama
Memilih, Dan Pilihan Kami adalah Membangun
Cinta" Ujar Ali.
Ziggy dan Verel Saling Menatap masih Dengan
Alis Yang Tertaut... namun Jauh dari dalam
Lubuk Hati Mereka, Zi Dan Verel Bahagia
Karena Ali Dan Prilly Telah Memilih Dan Pilihan
Itu Sama Dengan Harapan Mereka Untuk
Keduanya...
"hhhmmm.. Btw Selamat Yah.. Semoga Ini Yang
Terbaik" ujar Zi
"Iya Bro, Sist... Congrast.. semoga Ini Pilihan
Yang terBaik..." Ujar Verel... "Eh Lo Tau Gak
Mitos Tentang Bukit Ilalang Itu..?" Tanya Verel
Yang di jawab Gelengan dari Mereka... "Konon
Katanya, Dua Orang Yang Saling Menyatakan
Perasaan Di atas Bukit Itu Kelak Mereka Akan
Berjodoh dan Hal Itu sangat di Percaya Oleh
Masyarakat Sekitar Sini dan Menurut Cerita
Juga sudah Ada Banyak Orang Yang
Membuktikannya"
"Amin.. Semoga Memang Demikian"
"Amin.. Amin.. Amin" Ujar Ziggy
Ali Dan Prilly Saling Menatap Lantas
Tersenyum, Setelahnya Mereka kembali
Menatap Verel Dan Zi...
"Rel, Zi.. Makasih" Ujar Prilly.
"Untuk Apa..?"
"Makasih Untuk Semua Waktu; tenaga Juga
Keikhlasan Kalian Untuk Gue Dan Ali,
Menemani Kami Di sini; Membiayai Kami Yang
Berasa sangat Miskin Dengan Keadaan Kami
Tanpa Dompet Tanpa Ponsel; Juga Tanpa Baju
Jika Bukan dari Wardrop Tante Melinda"
Verel Menghelah Nafas Lantas Tersenyum
"Gue Dan Zi Ikhlas Membantu Kalian.. Kalian
adalah Sahabat Kami; So apapun Itu Akan kami
Lakukan termasuk semua Ini.."
"Jangan Berterima kasih Lagi... Karena Gue Dan
Verel Bahagia Jika Kalian Bahagia"
"You'r the best Brother, Sister" Ujar Ali Lalu
Mereka Saling Merangkul.. Empat Orang
Sekawan Yang di Pertemukan Tak Sengaja Oleh
Takdir Karena Sebuah Alasan Terakhir; Cinta..
***
Adakah Sahabat Macam Mereka..???? Atau
adakah Yang Masih Mau Protes dengan Ff
Ini..???
Tbc

Like Magic [END] + [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang