Chapter 22

655 35 2
                                    


Mereka Masih Sama Sama Sibuk Dengan Pikiran Masing-Masing... Memandang Lurus Ke Atas Langit Yang Nampak Gemerlap Dengan
Banyaknya Bintang Yang Bertaburan...
Semua Rasa Telah Bersatu.. Sakit, Kecewa, Luka Bahagia telah ada Dalam Diri Masing-Masing Dengan Hal Yang sama, Namun di Balik semua Itu, Ada Setitik Harapan Yang Menyeruak Ke Dasar Hati Prilly dan Ali...
Waktu Boleh Saja Mempermainkan Takdirnya, Waktu Boleh Saja Menghancurkan Seluruh Cinta Dan
Kepercayaannya Kepada Kekasihnya Namun Waktu Juga Memberikan kepada Mereka Sebuah Kebenaran Besar Yang Mampu Mengoyakkan Hati, dan Menghancurkannya Tanpa Kepingan Yang Tersisa..
***
Michelle Dan Dimas, Sepasang Kekasih Ini Juga Masih Setia Di Sana, Di Tempat Yang Sama Dan Perasaan Yang Sama... Masih Dengan Perasaan
Campur aduknya Tentang Semua Kebenaran Ini.. Kenyataan Yang di Ungkap Waktu pada Saat yang Hampir di Bilang Terlambat, Namun
Namanya Takdir Tetap pada Arahnya dan Tidak akan Pernah Berbalik...
"Sayang...!" Desis Dimas Membuat Michelle Menoleh.
"Maaf Untuk Keterlambatanku Menceritakan Tentang Prilly Adikku...!"
Michelle Tersenyum Lantas Mengulurkan tangannya Menyentuh Pipi Dimas..
"Aku Tau, dan Alasan Kita Sama.. Maaf Untuk Semua Kebodohanku.." Ujar Michelle.
Dimas kemudian Menangkup Kedua Pipi Michelle lalu Mengecup Keningnya... Lamaa Sampai Sebuah Bintang Mengerling Kearahnya..
"Jangan Pernah Lagi Mengatakan Maaf, Aku Mencintaimu"
"Aku Juga Mencintaimu.. Sangat Mencintaimu" Kembali, Dimas Membawa Michelle Ke dalam
Pelukannya.. Pelukan Hangat penuh Rindu Setelah Beberapa Hari Yang Lalu Sempat Berada Pada Zona Yang Tidak Nyaman...
"Kak Maaf" Ujar Ali Dan Prilly Bersamaan..
Ali Dan Prilly Saling Menatap Setelah Mengucap kata Maaf..
Sedangkan Michelle Dan Dimas Melepas Pelukan Mereka Lalu Menatap Ali dan Prilly Bergantian..
"Maaf Untuk Keegoisan ku Selama Ini.." Ujar Prilly
"Maaf Untuk ketidak Pekaan Ali Selama Ini"
"Untuk Semua Kebodohan Prilly"
"Untuk Semua Kata Baik-baik saja Kakak Kepada Ali Selama Ini"
"Untuk Semua Rasa Yang Kakak Korbankan untuk Prilly Selama Ini"
"Untuk Hubungan Kakak Dan Bang Dimas Yang Hampir Kandas Karena Ali"
"Untuk Semuanya.. Maafin Prilly"
Ujar Prilly Lantas Menunduk Di Samping Ali, Di depan Dimas dan Michelle.
Dimas Menghelah Nafas Lantas Berjalan Beberapa Langkah Ke depan seraya Menggenggam Tangan Michelle, Mereka berempat Saling memeluk, masih Di saksiakan Rembulan Dan Bintang Malam ini.. Pelukan
Maaf Juga Rasa Bersalah Dari Ali dan Prilly Serta Pelukan Kebahagiaan Dari Michelle dan Dimas...
Semua Rasa Telah Berkumpul dan Menjadi Satu dalam Hati Mereka.. Haruskah saat Ini Mereka Senang...????
***
Audy Hitam Milik Verel Melaju Dengan Kencangnya Membelah jalanan yang Padat Kendaraan Malam Ini.. Sudah sejak dari Siang Ia Serta Ziggy Mencari Ali dan Prilly Namun Tak Mereka Temukan Keduanya.. Setelah Pergi Dari pesta Itu Verel Menjemput Ziggy dan Membawanya serta Mencari Kedua Sahabatnya...
Sahabat Yang Sama Terlukanya, Sama
hancurnya Yang entah Saat ini Berada Di mana..
"Rel, Kita Harus Cari Kemana Lagi..?? Ali ataupun Prilly Tak ada Di mana-mana"
"Tenang Sayang.. Aku Yakin mereka Baik-baik Saja, Aku Yakin Mereka Akan Selalu dalam Lindungan Tuhan"
"Tapi Mereka Tak baik-baik saja Rel, Gimana Kalau........ Kalau........"
"Tenang Sayang... Yakin, Mereka Pasti Baik baik Saja" Ujar Verel Meyakinkan..
"Itu Mobil Kak Dimas Rel.. Iyaa Itu Mobil kak Dimas.." Pekik Ziggy Saat Melihat Mobil Dimas Terparkir di atas Jembatan.. verel Meminggirkan Mobilnya dan Memberhentikannya di belakang Mobil Dimas..
"Ali Prilly, Kak Dimas,"
"Kak Michelle" Ujar Verel..
Mereka Berempat Melepas Pelukannya Lantas Menyeka Air mata Masing-masing. tak dapat di Pungkiri Bahwa Ali dan Dimas Menangisi
Kejadian Ini, Juga Dengan Prilly dan Michelle.
"Kalian Di Sini" Ujar Ziggy Lalu Mendekat Ke arah Prilly Lantas memeluknya..
"Sorry Gue Telat Membongkar Semuanya."
"Maafin Gue Juga Li.. Gue Hampir saja
Merusak masa Depan Lo karena Marsya" Ujar Verel
"Gue yang Minta Maaf Karena Gak percaya Sama Kalian, Gue Yang Minta Maaf atas Sikap Acuh Gue.. dan Gue Berterima kasih Banyak karena Kalian Rela Meluangkan Waktu Untuk
Membantu Gue Membuka kebusukan Al"
"Gue Apalagi... Pokoknya Big thanks Untuk Pengorbanan Kalian.. Rel, Zi.. Kalian Sahabat Terbaik Gue" Ujar Ali.
"Okay, Sekarang Sebaiknya Kita Pulang.. Aku yakin Pasti Orang Tua Kita Masing-masing Sangat Khawatir" Ujar Dimas.
"enggak Kalau Ke Rumah" Ujar Ali dan Prilly Bersamaan.
"Kenapa?"
"Bang, Mungkin Ali Bisa Aja Tegar Untuk Kembali Lagi Ke Rumah Sekarang, Tapi Prilly..??? Dia Perempuan Kak dan Ali tau Bagaimana Rasanya di Kecewain. sebaiknya Jangan Ke Rumah.."
"Kita Ke Villa Gue aja.. Tempat Itu Terhindar dari siapapun.. dan belum ada Yang Pernah Datang Ke sana Selain Gue dan keluarga Gue"
"Dimana Rel..?" Tanya Michelle
"Lembang Kak... Bandung.. Jaraknya Dari sini sudah Tidak Begitu Jauh" Ujar Verel karena
Sekarang mereka Memang berada di Jembatan penghubung Jakarta-Bandung
"Boleh..." Ujar Dimas..
"Prilly sama Ali Yah" Ujarnya Lagi yang di Angguki Prilly..
Tiga Mobil mewah Itu melenggang
Meninggalkan jakarta Dan Seluruh Kisah sedihnya Hari Ini.. Patut Di catat dalam Sebuah Sejarah, Bahwa Hari Ini Adalah Hari Yang paling
di Benci Ali Dan Prilly dan Seandainya Bisa, Mereka Tidak Pernah Menginginkan Hari Ini Terjadi Dalam Kehidupan Mereka..
***
Babak Baru Dalam Kehidupan Ali Prilly Di Mulai..
Minta Koment Bawelnya.. Kalo Tidak Memenuhi Target Like Magic akan di Stop.. Serius.
tbc

Like Magic [END] + [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang