14🍁| Keseriusan Daffa

1.1K 61 6
                                    


Aku tak pernah seserius Ini Dalam Berkomitmen. Jadi biarlah Aku Yang Berjuang Untuk Kisah Kita Ini
Daffa Ibnu Hafidz

🌼🌼🌼🌼🌼

Daffa hanya terdiam dan sesekali Menghela Nafas Pelan setelah mendengar penjelasan. Jujur saja Ada sesuatu Yang Melukai Perasaannya ia Jadi teringat saat ia Pergi ke rumah Kyai Zahir kala Itu

Jadi sekarang Ia tahu bahwa pemuda Itu Adalah saingannya jika Dibandingkan dengan dirinya Yang hanya Pemuda Tak jelas Bahkan Sering Bolos Untuk menghafal Ayat-ayat Al-Qur'an ia tak Akan bisa Menyaingi Pemuda Yang Ada Di rumah Kyai Zahir Tadi

"Sekarang Kamu sudah Tahu? Apa Yang Akan Kamu lakukan? Apa Kamu Akan Menggagalkannya Dan membuat kedua Orangtua haida Kecewa Padamu" ana yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya

Daffa bingung Tapi Kenapa Haida Tak pernah Cerita Padanya " Tapi Apa Haida Akan Menyetujuinya? "

Ana tersenyum tipis bahkan Jika Daffa Melihatnya Itu ia yakin bahwa Sahabatnya haida itu mencoba mengecohnya dengan senyuman

" Apa Kamu Tak Tahu haida? Haida Itu Gadis Baik Kami berteman Saat Aku masuk ke pondok ini, Kami selalu bersama Sampai dita juga masuk Kepondok ini Dan Menjadi sahabat kami , Diantara aku dan dita Hanya Dia Yang sabar menghadapi Sikapku dan Dita. Ia Tak pernah melawan,Ia Tak pernah membantah Perkataan Orangtuanya, Ia Benar benar sesosok Gadis yang cantik, Tak hanya Parasnya begitupun hatinya"

Daffa Kembali diam sambil mengingat bagaimana Pertemuannya Dengan Haida Pertama Kali. Dan Itu Membuat Ia Tersenyum

"Apa Kamu Tahu Siapa Pemuda Tadi?"
Daffa Bertanya Pada ana

Awalnya Ana Tak Ingin Membahasnya Lagi. Tapi melihat Daffa Yang sepertinya Lebih kacau darinya Mendorong Ia Untuk membantunya.
Ana mengangguk Sambil bercerita
" Dia Ikhwan Maruf Fariz dia Dulu murid Didikannya Kyai Zahir dia Begitu tekun dan Dengan Ketekunannya Itu Ia Bisa Menghafal Al-Qur'an Dengan Kurun waktu Yang singkat. Saat Ia Berhasil Menyelesaikan Hafalannya Ia Memutuskan Untuk Pergi Ke Tanah Kelahirannya Yaitu Aceh Untuk memperdalam ilmu agamanya Lagi, Tapi Setelah Kemarin Aku melihatnya Kembali Sepertinya Ia Akan menjadi Salah satu Ustad Muda Yang akan Mengajar di pesantren Ini, Karena Kyai Zahir pernah berpesan Jika Ikhwan akan Menjadi ustad Muda Disini"

Daffa melihat ana Bercerita Sambil Sesekali tersenyum Saat Mengucapkan Nama pemuda Tersebut dan dapat Ia Simpulkan Bukan Hanya Ia yang akan terluka Saat pelamaran Itu tapi juga Ana Sahabat Haida sendiri

"Dari mana Kamu tahu semua Itu?" Tanya Daffa

Ana mengingat kembali saat ia haida dan dita duduk dirumah kyai zahir kala itu
"Tentunya Dari Kyai zahir sendiri, Bukan hanya Aku, Haida dan dita pun tahu itu"

Setelah Bercerita Mereka Terdiam Cukup lama Sampai Daffa Mengeluarkan Kata Yang membuat Ana kesal

"Gw Tahu Luh Suka Kan Sama Pemuda Itu" Ucapan Daffa Yang asli Akhirnya Keluar Lagi

Ana Dengan cepat langsung menoleh ke Daffa dan siap Menyerangnya dengan kecerewetan mulutnya Itu Tapi Untungnya Tak jadi Karena mengingat ana Harus kembali Ke Asramanya Karena Ini sudah Melewati Jam Kosongnya

ana Beranjak dari duduknya Begitupun daffa. Et jangan salah paham dulu mereka tidak duduk satu kursi. Saat pertama Kali mereka Di Taman ini Daffa Lebih memilih duduk di bebatuan yang cukup besar yang jaraknya Tak terlalu jauh dari Kursi yang diduduki ana

"Terima kasih sudah menceritakannya"

Ana Langsung mengngguk "Tentu, Tapi saya saranin Bicaranya Pakai bahasa sehari hari kamu aja, Agak terdengar aneh saat Kamu Berbicara Dengan Aku kamu Tadi "

30 JUZ 'MENGEJAR SANG UKHTI' (DSP 1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang