•Wound In The Rain•
[11] Samudra Gempar.
•
"Hujan tak akan pernah tahu, serindu apa payung saat musim kemarau, dan saat ini aku lah payung itu."
—Angkasa Gema Biantara—
.
"What! Oh my ghosh! Rainaryza, are you kidding me? Gila! Lo gemparin satu sekolahan gara-gara turun dari mobil bareng si Angkasa! Oh my Rain! Why?"
Suara jeritan Kayla membuat orang-orang di sekitarnya lagi-lagi harus menghela napas sabar, Rain hanya dapat memejamkan mata dan menutup telinga seolah-olah tak mendengarkan apapun. Ia benar-benar muak dengan pembahasan apapun yang ada sangkut pautnya dengan pemuda menyebalkan itu—Angkasa.
Baiklah, mereka sekarang sedang berada di kantin. Sebenarnya Rain sangat malas melangkahkan kakinya ke tempat menyesakkan ini. Tetapi, dewi fortuna sedang tak berpihak padanya—ruang perpustakaan tutup. Hingga kedua sahabatnya memaksa—ralat, menyeretnya hingga ke tempat ini.
Tolonglah, Rain butuh sendiri!
"Rain, jelasin dong! Kenapa lo bisa sama dia, ha? Kan lo punya mobil sendiri." Kayla memicingkan matanya sembari menunjuk Rain. "Atau lo udah bangkut? Oh my!" sambung Kayla dengan celotehan yang dibuat se-dramatis mungkin dan tentunya hanya direspon dengan dengkusan kesal oleh Rain.
Kemana kah hilangnya akal sehat Kayla? Mengapa sahabatnya itu sangat bolot? Rain prihatin.
Zora yang masih betah dengan keterdiaman dengan wajah tanpa dosanya langsung menyerobot jus yang baru saja dipesan Kayla. Setelah tersisa setengah ia pun kembali menaruh jus itu ke tempat semula.
Zora menopang dagunya di atas meja. "Gue juga enggak habis pikir nih ya, seorang Rain mau semobil dengan orang macam Angkasa." Ia menaikkan sebelah alisnya, bak menatap remeh yang menjadi topik pembicaraan. "Bukannya meremehkan ... but isn't really Rain!" Zora mengatakan itu seraya menggerakkan tangannya di udara.
Kayla dengan segera menepis tangan sok cantik Zora tersebut secara kasar.
"Hello Zora yang terhormat! Lo juga bangkrut, ya? beli minum sendiri aja enggak bisa," omel Kayla menilik malas pada Zora yang terlihat biasa saja.
"Back to the topic, Rain gimana ceritanya sih? Buru nih ... kepo gue!"
Kayla kembali mendesak Rain dengan deretan pertanyaan yang sama. Mungkin kesabaran Rain sudah benar-benar ekstra penuh sehingga dia tetap diam sengaja menelungkupkan kepalanya ke lipatan lengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wound in the Rain
Roman pour AdolescentsRainaryza Rinai Putri Samudra. Seperti namanya, ia selalu dituntut untuk menjadi peneduh bagi orang-orang di sekelilingnya, hujan. Wujudnya nyata, namun berkali-kali dihancurkan. Selalu sumringah layaknya seorang penipu mahir, padahal hatinya sedan...