Teror Lagi...

175 31 13
                                    

"Jelasin sama aku sekarang tentang Jikyung yang kabur dari rumah!”

“Ryujin?”

Gowon, Seungmin, Hyunjin, Yeji, dan Jeno terkejut dengan kehadiran Ryujin di kantin sekolah mereka. Kang Ryujin ini adalah adiknya Jikyung dan gadis itu sekolah di Jepang. Tentu saja mereka berlima terkejut karena Ryujin tiba – tiba datang di kantin mereka.

“Jelasin sekarang!” ucap Ryujin sambil melempar surat yang dua hari lalu diterima Gowon.

“Sabar dulu. Biar aku jelasin.” Ucap Gowon. Ryujin lalu menatap Gowon dengan tajam seolah – olah menyuruh gadis itu untuk segera berbicara. “Jadi, dua hari lalu tiba – tiba ada yang ngetok pintu rumahku dan aku nemu amplop di depan pintu. Ya itu isi amplopnya.” Jelas Gowon.

Ryujin lalu tersenyum miring lalu mengambil surat yang tadi sudah ia lempar.

“Dan kalian percaya aja sama apa yang dikatain surat ini?” tanya Ryujin sambil mengacungkan surat itu. “Bodoh kalo kalian percaya! Apa katanya? Jikyung nyaman sama keadaannya? Omong kosong! Jikyung itu anak rumahan banget dan nggak mungkin dia bisa nyaman gitu aja kalo kabur dari rumah. Kalian nggak pernah mikir kalo ini hanya akal – akalannya si penculik buat menyembunyikan identitasnya?”

Mereka seolah – olah mendapat pencerahan setelah mendengar penuturan Ryujin. Gadis itu benar. Bisa saja kan itu hanya akal – akalan si penculik dengan menyuruh Jikyung menulis surat itu?

“Aku nggak bakal percaya gitu aja sama surat ini. Pokoknya kita harus nemuin Jikyung sampe ketemu. Nggak, Jikyung nggak kabur. Percaya sama aku. Aku kenal dia dengan baik.” Ucap Ryujin.

“Setuju!”

“Setuju!”

"Jikyung harus ketemu. Harus!" Ucap Jeno.

@@@



Tok tok tok

Siyeon yang sedang tiduran di tempat tidurnya sambil bermain ponsel pun terkejut. Gadis itu lalu mengecek jam dan ternyata sekarang sudah jam 11 malam. Siapa gerangan yang bertamu di malam – malam seperti ini?






Tok tok tok








Ketukan itu pun bertambah keras. Siyeon menghela napasnya lalu berjalan malas ke depan. Siyeon langsung membuka pintu rumahnya dan menemukan sebuah kado. Kado itu sangat cantik dengan hiasan pita yang membuat Siyeon tersenyum seketika.

“Pasti Jeno mau ngajak baikan dan sengaja naruh barang ini di sini.” Ucapnya sambil mengambil kado tersebut. “Kira – kira apa yang isinya?” tanya Jiyeon sambil menggoyang – goyangkan kotak kado tersebut.




















“Aaaaaaa!!!” Siyeon langsung berteriak setelah membuka kotak kado di tangannya itu. Gadis itu langsung melemparkan kado itu dan masuk ke dalam rumahnya. Siyeon terkejut karena kado itu berisi bangkai tikus. Siyeon menghembuskan napasnya berulang kali lalu mengecek apakah ada orang di luar. Mungkin saja pengirim bangkai tikus ini masih ada di sekitar sini. 

Dapat Siyeon lihat, dari seberang rumahnya ada seseorang berpakaian serba hitam yang kini sedang menatap ke arah rumahnya. Siyeon langsung menutup gordennya lalu masuk ke kamarnya.

Gadis itu langsung mengambil ponselnya dan menelepon Jeno.

“Jen.. Jeno!”

@@@

“Jen.. aku takut, Jen.” Ucap Siyeon sambil terisak. 

“Iya, kamu nggak usah takut ya. Aku dan yang lainnya ada di sini.” Ucap Jeno sambil mengelus puncak kepala Siyeon.

“Waktu itu Gowon, sekarang Siyeon. Apa teror ini bakal gantian ke kita semua?” ucap Seungmin.

“Semua ini rasanya berawal dari hilangnya Jikyung. Aku saranin buat kalian, terutama yang perempuan buat selalu hati – hati. Bisa aja ini perbuatan penculik Jikyung dan mau ngincer kita semua.” Ucap Jeno dan Hyunjin mengangguk, menyetujui.

“Kata kalian, ada akun namanya Heejin masuk grup kalian, kan?” tanya Ryujin dan yang lainnya mengangguk. “Apa kira – kira akun itu ada sangkut pautnya sama hilangnya Jikyung?”

Yeji mengangguk.

“Katanya dia tahu soal hilangnya Jikyung ini, tapi ya gimana juga. Kita juga nggak bisa sepenuhnya percaya sama dia soalnya yang kita tahu, Heejin ini ada di rumah sakit.” Ucap Yeji dan yang lainnya mengangguk.

“Coba kita tanya Heejin ini.”

Seungmin
Di mana Jikyung?

Tak lama pun Heejin menjawab.

Heejin
Kalian beneran ingin tahu Jikyung di mana? : )

Seungmin menggeram frustasi. Pasalnya Heejin tidak pernah berbicara secara jelas dan terkesan mempermainkan mereka.

Heejin
Kan sudah aku bilang kalau pelakunya salah satu di antara kalian. Tidak mau mencoba percaya padaku?

Ryujin langsung mengernyit.

“Ini beneran Heejin bisa dipercaya?”

Hyunjin mengedikkan bahu. “Mungkin? Soalnya Heejin aja tahu kalau Seungmin pernah bosen sama Jikyung.”

“Jin, udah.” Sanggah Seungmin.

“Aku cuma bicara fakta, Seungmin.” Balas Hyunjin.

Heejin
Tidak semuanya yang kalian lihat baik itu memang baik.

“Udah deh. Heejin selalu bilang gitu. Nggak mungkin pelakunya di antara kita.” Ucap Seungmin yang mulai frustasi.

“Bisa aja. Buktinya kamu sendiri yang kelihatan serasi dan baik – baik aja sama Jikyung bisa bosen juga, kan? Nggak nyangka ya ternyata yang kelihatan baik ternyata pernah jahat juga.” Sindir Ryujin pada Seungmin, sedangkan yang disindir hanya bisa menghela napas pasrah. “Kalo gini berarti mungkin aja pelakunya ada di antara kalian. Coba sebutin ada masalah apa aja kalian sama Jikyung?”

“Aku bersih ya.” Ucap Yeji.

“Iya, aku juga ya.” Ucap Gowon juga.

“Udah deh, Ryu. Nggak mungkin juga kan Yeji atau Gowon. Apalagi Gowon. Kita di sini juga tahu kalo Gowon deket banget sama Jikyung.” Ucap Seungmin.

“Aku nggak nuduh siapa – siapa. Cuma ya kan bisa aja temen makan temen?” balas Ryujin sambil mengedikkan bahunya.

TBC

Nggak lama lagi cerita ini selesai kok.

Hehe..

Missing (00 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang