Bonus Chapter

238 30 16
                                    

Jikyung tak pernah menyangka dalam hidupnya kalau ia akan diculik. Gadis itu bahkan tak pernah membayangkan bagaimana kalau ia diculik. 

Malam itu, Jikyung yang sedang belajar tiba – tiba mendengar ketukan di pintu kamarnya. Jikyung takut? Jelas ia takut karena akhir – akhir ini ia menerima teror yang tak ia ketahui dari siapa. Namun, Hyunjin datang dan menolongnya, membantunya untuk tidak cemas serta khawatir lagi akan teror itu.

Ketukan pintu terdengar makin jelas dan Jikyung penasaran. Gadis itu berjalan ke depan pintu rumahnya untuk melihat siapa yang datang. Ketukan pintu itu lama dan tidak seperti biasanya. Ya.. bisa jadi kalau orang yang sedang mengetuk pintu rumah Jikyung itu sedang ada perlu?

Awalnya Jikyung membuka gordennya untuk melihat siapa yang datang. Hanya saja.. tidak ada siapa  - siapa. Tak lama kemudian, pintu rumahnya kembali diketuk setelah Jikyung menutup gordennya.
Karena rasa penasaran yang membuncah, Jikyung membuka pintu rumahnya.

Kosong.

Tidak ada siapa – siapa di sana.

Jikyung pun maju untuk mengecek siapa orang iseng yang mengganggu belajar malamnya itu.






“Hmmph..”

Tiba – tiba mulutnya dibekap dan ia dibawa oleh seseorang yang menggunakan jaket hitam dan masker.

@@@

“Lepas!”

Jikyung meronta sambil berusaha berteriak. Orang yang tengah menculiknya ini cukup kuat ternyata. Bisa dipastikan kalau penculiknya ini laki – laki.

“Lepas!”

“Aw!”


Jikyung menggigit tangan yang sedang membekap mulutnya itu dan si pemilik tangan langsung mengaduh kesakitan. Jikyung mengernyit, merasa kenal dengan sang pemilik suara.

Sadar kalau Jikyung menyadari siapa penculiknya, si penculik pun mengangkat Jikyung seperti karung beras dan membawa gadis itu ke dalam sebuah rumah.

“Turunin!” teriak Jikyung lagi. Si penculik pun menurunkan Jikyung ke sofa dan si penculik langsung melepas masker hitam yang ia kenakan.





“Hyunjin?!”





“Iya, ini aku.”

“Mau ngapain kamu?!” tanya Jikyung.

“Tenang dulu. Oke? Jangan teriak – teriak plis. Suaramu berdengung di telingaku.” Ucap Hyunjin sambil mengusap – usap telinganya.

Hyunjin pun pergi ke dapur dan mengambil segelas air lalu memberikannya pada Jikyung.

“Nih, minum dulu. Kamu pasti haus dari tadi teriak – teriak terus.” Ucap Hyunjin.


Jikyung pun menerima air dari Hyunjin, tapi tak langsung meminumnya.

“Jelasin dulu kenapa kamu bawa ke sini! Ini rumah siapa juga?”

“Minum dulu, oke?”

Jikyung akhirnya menurut lalu meminum air pemberian Hyunjin. Selagi Jikyung minum, Hyunjin pun duduk di sofa di sebelah Jikyung. Laki – laki itu menatap mata Jikyung dalam.

“Aku mau nyelametin kamu dari Gowon sama Siyeon.” Ucap Hyunjin yang seketika membuat Jikyung mengernyit. “Oke, mungkin kamu nggak percaya, tapi aku punya buktinya.” Ucap Hyunjin sambil mengeluarkan ponselnya dari saku lalu membuka rekaman suara.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Missing (00 Line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang