mungkin banyak luka fisik bagimu menyakitkan
namun menurutku kesendirian merupakan sakit yang mematikan
"Kau tercengan bukan, tubuhku dapat sembuh dengan cepat. Tapi yang terpenting adalah dendamku. Sekarang ikuti aku jika kau berani.""Oke siapa takut." Stella langsung mulai duduk dan ingin menginjakkan kaki dilantai.
Wush gila... Gue kira gak sesakit ini. Ah bodo amat gue kan juga udah janji, lagipula kalau gue minta nunggu sembuh mungkin gue mahluk egois. Lagi lagi Kristo mendengar isi hati Stella
Tapi belum sempat menginjakkan kaki di lantai, kesadaran Stella menghilang dan jatuh dalam pelukan Kristo.
Stella terbangun dan menyadari bahwa Kristo kini sedang duduk di ranjangnya sambil mennatap fan menyentil suntukan itu seperti dokter yang siap menyintukkan pasinnya.
"Gu... Gue udah sembuh? Bukannya tadi pingsan?" Ucap Stella.
"Sembuh? Jelas sudah obat ini membantumu." jelasnya sambil menggoyangkan suntikkan yang ada di tangannya.
Sesaat kemudian Stella merasa aneh tangan dan kakinya tidak dapat di gerakkan termasuk lehernya. Setelah melirik ternyata hampir seluruh tubuhnya kini terikat dengan sabuk.
Pandangannya pun mulai menyapu seluruh ruangan yang ia tepati. Berbeda dari ruang kesahatan dan juga bukan kamarnya saat terbangun pertamakali.
"Lalu apa maksud mu dengan ini?" sambil menatap sabuk hitam yang banyak menghalangi gerak tubuhnya
"Oh sabuk ini? banyak dadi para pasienku tidak dapat menerima obat ini dan membuatku kewalahan, lalu aku takut jika itu terjadi padamu. Maka aku mengikatmu dengan sabuk.
"Bagaimana kau sudah merasa baikan? mungkin aku bisa balas dendam sekarang?"
"Tentu saja sangat bisa, aku sungguh menunggu sakit yang akan menerpa badanku ini."
"Oke baiklah."ucap kristo sambil menekan pejetan yang ada di samping ranjang hingga semua kunci yang ada di sabuk tersebut langsung terlepas seketika."
"Ini baju latianmu yang baru, kau sudah merusakkannya yang lama. Bahkan yang lama pun masih bisa kau anggap baru, tapi kau sudah merusaknya." sambil melemparkan baju.
Stella menarik natik bajunya mengganggap bahwa itu merupakan karet yang sangat elastis.
"Oh iya itu juga lebih bagus dari yang sebelumnya, jadi kumohon jangan rusak hari ini." sambil tersenyum menatap Stella
"lalu bolehkah aku tau dimana aku harus ganti?" ucap Stella.
Kristo menunjuk sebuah ruangan lalu dengan segera stella menuju ruangan itu dan berganti pakaian.
Setelah cukup lama mereka langsung kembali menuju ruang pelatihan yang dan mencari tempat berlatih beladiri.
Stella memasuki ring dan siap dengan kuda kudanya sama seperti Kristo yang juga menatap Stella dengan garang.
"Jadi sekarang dendam ku akan terbalaskan. Apakah mau ada aturan? Mau bagaimana kita menentukan pemenang?" Ucap Kristo dengan kuda kuda yang selalu sedia.
Aturan? mungkin lebih baik tidak ada. Menurutku kalau pemenang aku lebih suka dengan poin tapi sudah terlalu biasa kalau menghitung point karena terjatuh. Apa lebih baik menghitung point dengan sesuai ia meretakkan tulang saja? Batin Stella sambil menatap Kristo
"Itu cukup bagus, bagai mana kalau retak memiliki point 1 point, dan kita hannya perlu 2 point. Jadi kita hannya perlu meretakkan 2 tulang itu menarik. Tapi kalau mematahkan tulang akan diskualifikasi okey." Balasnya dengan tatapan elangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET AGENT
ActionSurat yang di dapatnya disekolah merupakan awal bagi Vero dan Stella menjadi seorang agent hebat, tapi bagaimana dengan perjuangan. Kemampuan mereka pun sangat mengagumkan dengan umur yang belum ada 20 th dan juga belum mendapat latihan tapi sudah...