BAB 6 PINDAH

44 4 0
                                    

Sebatangkara tidak menyedihkan selagi kau memiliki seseorang yang ada disisimu
namun apalah daya jika sebatangkara dan kau ternyata disingkirkan

Vero Pov's

Sinarnya tak henti mencoba masuki melalui celah korden. Hangatnya begitu menyelimuti raga tapi tidak dengan jiwaku.

Hari ini aku tidak masuk sekolah. Lagi pula tidak ada yang mempedulikanku dan mungkin ketidak hadiranku tidak terdeteksi oleh radar mata kelasku.

Oh.... mungkin karena aku terlihat cupu, tidak ber-uang, berbeda seperti mereka.

Sebenarnya aku bisa seperti itu, tapi aku sadar itu bukan uangku melainkan kedua almarhum orangtuaku.

Menjaga uang tersebut tetap ada dalam hidupku sungguh sangat sulit, terlebih aku ingin menyimpan uang yang mungkin kenanganku. Yang mengingatkan bahwa kau harus tetap hidup karena orangtuaku menginginkan aku hidup.

Dan kini untuk menambah penghasilanku ada seseorang yang menawarkanku untuk ikut dalam pelatihan agent berbakat, dan jika kau lulus maka gaji yang kau terima dapat melebihi tabungan yang aku punya, tapi itu kayanya.

Kejadian itu berjadi baru dua hari yang lalu, setelah mendapat tawaran tersebut ke eskokan harinya ada surat yang menungguku di sekolah.

guruku sekolah menyuruh membukanya di kantin sekalian ada seseorang yang harus aku temui.

Aku membuka amplop dengan berhati hati, karena aku merasa amplop itu tebal dan seortinya berisi sebuah kotak.

ya dan benar bentuknya seperti tablet. Seketika sentuh keluarlah hologram yang menakjubkan. Isinya sungguh bertele tele dan yang kutau informasi itu sebenarnya cukup singkat.

Bahwa aku terpilih menjadi calon agent, lalu aku disuruh mengikuti pelatihan, dan mengenalkan juga seseorang yang akan menjadi guruku. Yapp... ternyata orang yang menunggu ku di kantin merupakan guruku untuk berlatih.

Kita berbincang sebentar kami merasa dekat satu sama lain walaupun mungkin aku tetap bersikap dingin kepadanya.

Guru perempuan tapi bukan seperti perempuan cute lalu suka mencari perhatian. Dia sungguh baik, dan sifatnya yang tomboy membuatnya menjadi perempuan yang keren. Tapi aku tidak peduli.

setelah berbincang kami mengendarai helikopter atau bisa dibilang jet karena melaju sangat cepat.

Ah.. entahlah aku tidak peduli.

Wanita itu mendahuluiku selalu. Mungkin karena dia guru, tapi aku tidak mempedulikannya.

Dia menunjukkanku kamarku, yah cukup bagus. Setidaknya berbeda jauh dari kamar yang kumiliki di kosku atau sebenarnya tidak layak digunakan sebagai kamar, mungkin aku menyebutnya dengan gudang untuk tidur .

Aku hannya mencoba merebahkan diriku dan tanpa sadar aku masuk ke dunia mimpi.

wanita itu, Oh tidak yang ku maksud guruku. Dia membangunkan ku dengan kasar dan menyuruhku latiahan. Jadwal hari ini katanya menembak, sungguh bagaimana aku ingin menembak. Berani memegang pistol saja mungkin aku sudah bersyukur.

saat aku ingin berjalan dengan tenang di tempat aku akan berlatih tiba tiba cewe ambigu dengan baju rumah sakit -mungkin- itu menabrakku dengan sedikit keras.

Sungguh aku ingin mengutuknya, terlebih dia menggodaku. Entah mengapa emosiku tersulut membuat macan dalam diriku terbangun.

Namun mengingat itu aku sungguh merasa kasian dengan wanita gila tersebut.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang