"Rios! Apa yang kau lakukan kemarin!" Sentak Kristo yang membuak pintu dengan kasar.
"Ayolah tenang sedikit kawan. Kau tak perlu seperti itu. Lagipula itu hannya sebuah test baginya." Jawab Rios yang masih duduk dantai di kursi kebesarannya.
"Lalu bisa jelaskan makdusmu test namun dengan keadaan yang mabuk! Apa maksudmu test dengan keadaan mabuk Rios!" Wajah Kristo seperti membara, emosinya bahkan tidak tertahankan.
"Hey tenanglah, seharusya kau datang dalam keadaan tenang. Aku akan menjelaskan semuanya. Lagipula tidak ada gunanya kamu marah di pagi hari yang cerah ini."
"Sialan kau."
"Baiklah memang benar bahwa kau hampir sekarat oleh ulahku, tapi aku sungguh sangat berterima kasih membuat Stella bisa bersamaku walau hannya semalam." Ucap Rios dengam senyum yang mengembang.
"Berhentilah basa basi sialan!"
"Tenang, duduklah didepanku. Akan ku ceritakan. Jadi setelah kau pergi, Stella yang menggodaku, bahkan dia menantangku untuk meminum anggur.
"Dan bodohnya aku tidak menolak, bahkan diriku mampu menghabiskan 3 botol anggur dengan cepat.
"Sebenarnya diriku menyesal, kalau saja aku tidak mabuk pasti malam itu terasa sangat lambat dan menyenangkan.
"Mungkin setelah mabuk Stella mencoba melepaskan kalung pengikatnya dan dia malah memasangkannya pada kakiku.
"Bahkan aku sangat tercengan aku tidak bisa mengingat kejadian yang sebenarnya terjadi. Yang ku tau hannya aku terbangun dengan kaki yang terikat kalung yang sebelumnya digunakan oleh Stella.
"Sungguh luarbiasa, bakatnya bahkan melebihi ibunya. Bukan kah begitu Kristo?" Tanya Rios dengan menatap Kristo dengan lekat
"Diamlah kau brengsek!"
"Sungguh aku sangat senang kau mampu menjadikan mereka seperti putri salju yang hannya bisa tertidur menunggu ramuan dari pangerannya."
"Rios, bersiaplah dengan ajalmu, kalau bukan karena orang sialan itu mereka pasti tidak sekarat bodoh!!"
"Oh... Tentu, aku bahkan selalu siap."
Kristo.... Boleh gak minta Tablet untukku? Tolong kesini gue gak bisa keluar kamar. Batin Stella.
Rasain makanya jangan ngerusakin barang barang. Nanti deh, tunggu aja dulu. Kalo urusanku udah selesai bakal gue bawain tablet baru. Jawab Kristo.
Kristo dengan segera memutar badannya dan berjalan menuju pintu.
"Kristo? Apa yang akan kau lakukan?"
"Bukan urusanmu."
"Dari gerak tubuhmu pasti kau akan bertemu dengan Stella. Apakah aku benar?"
"Terserah kau saja."
"Ehm.. mungkin aku bisa ikut denganmu, aku juga ingin bertemu. Dia melupakan ini kemarin." Ucap Rios sambil mengangkat map tentang misi Stella.
"Terserah, itu bukan urusanku."
Stella kemarilah, di ruangan Rios. Pencetlah tombol yang ada di bagian bawah kasur. Tapi sebelum itu kasurnya harus kau angkat dulu hingga menyentuh tembok. Kau akan melihat banyak pisau dan di bagian bawah pojok terdapat tombol. Batin Kristo.
"Aku tau Stella kau sembunyikan, atau aku perlu menggeledah semua gedung ini untuk menemuinya?"
Apa? Mengangkat kasur, kau gila. Jawab Stella.
Cepat lakukan, dan ambilah berkasmu disini. Balasnya.
"Menyembunyikannya? Imajinasimu cukup bagus untuk usiamu yang tua. Untuk apa aku melakukan itu? Kau lucu sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET AGENT
ActionSurat yang di dapatnya disekolah merupakan awal bagi Vero dan Stella menjadi seorang agent hebat, tapi bagaimana dengan perjuangan. Kemampuan mereka pun sangat mengagumkan dengan umur yang belum ada 20 th dan juga belum mendapat latihan tapi sudah...