BAB 14 PERTARUNGAN (1)

29 3 0
                                    

"Rios apa maksudmu pelatihan untuk mereka berdua? Berlatih disini pun sudah lebih cukup." Ucap Kristo

"Kristo mereka akan lebih hebat jika pelatihan mereka di tempat yang berbeda. Bahkan mereka bisa menjadi agent yang terbaik dengan umur mereka yang belum ada 20 tahun Kristo."

"Tapi pelatihan agent pasti sangat berbahaya bukan?" Tanya Kristo menatap Rios.

"Jelas, itu bahkan mematikan. Tapi Vero sudah berkembang sangat hebat, bukankah begitu Alo?"

"Eh? Iya itu memang benar, Vero dapat dengan cepat menguasai senjata. Tapi aku belum sempat mengajari semua senjata." Ucap Alo gelagapan.

"Menurutmu sebagai gurunya yang selalu mengamati mereka, apakah aman mengikutsertakan mereka berdua?" Tanya Rios.

"Menurutku aman, mereka berdua memiliki kelebihan yang berbeda, walaupun Stella belum berlatih fisik denganku namun dia cukup pintar. Bahkan di rumah sakit dia berhasil merentas keamanan wifi dengan sangat cepat, yah walau pun itu hannya untuk sekedar mencari internet gratis. Sedangkan Vero sepertinya dia sangat sanggup untuk melindungi diri dan juga Stella."

"Lalu apa yang perlu kau khawatirkan lagi Kristo?" tanya Rios.

"Entahlah, Alo bisakah kau melatih Stella dan Vero. Aku ingin melihat perkembangan mereka."

"Baiklah." jawab Alo.

Dengan segera Alo keluar dari ruangan milik Rios. Sedangkan Kristo masih menatap lekat  mata Rios dengan mengintimidasi.

"Hei kau kenapa!" Seru Rios.

"Apa maksudmu memindahkanku kepusat penelitian! Stella dan Vero juga mengapa kau memilih untuk mengikutkan mereka dalam pelatihan! Jelaskan padaku,
jangan jangan kau malah musuh dalam selimut atau Duri dalam daging?"

"Hey Kristo aku memang kejam, tapi aku tidak seburuk itu hingga menghianati Organisasi ini. Aku mengatakan yang sesungguhnya. Organisasi kita goyah, bahkan keamanan kita bisa saja diterobos setiap saat, dan aku takut orang orang tersebut mengencar Vero dan Stella."

"Hah! Sejak kapan kau peduli dengan mereka. Kau bahkan tidak membolehkanku menjenguk mereka saat sakit."

"Karna aku berfikir kamu orang dalamnya! Kufikir kau melukai mereka agar mereka bisa kabur denganmu." Jelas Rios.

"Ha... tapi tetap saja aku belum bisa percaya padamu."

"Terserah kau saja, kau ingin memberikan yang terbaik bagi mereka, kau ingin dirimu dimaafkan. Tapi tetap saja kau pasti akan dibenci mereka Kristo aku pun juga. Mereka akan membenci kita setelah mereka mengetahuinya."

"Dengar pak tua, kau yang memintaku untuk membuat manusia menjadi lebih hebat. Aku menuruti kemauanmu, dan lihatlah aku telah menjadi budakmu. Kau sungguh sialan Rios."

"Tapi tetap saja bukan, kau membunuh orangtua mereka, begitu pula denganku." Kata Rios sambil berdiri dan berjalan dengan pelan.

"Sialan kau, setidaknya bisakak kau menyesal atas apa yang kau lakukan!" Ucap Kristo sedikit membentak.

"Hey, penyesalan hannya untuk orang lemah. Setidaknya buatlah mereka kuat, agar pengorbanan kita setimpal."

"Rios, tidakkah kau berfikir. Hidup sebatangkara hannya sendiri dan bertahan hidup dari semua ini saja sudah sangat menyakitkan bagi mereka. Lalu apa jadinya jika mereka tau bahwa kita yang mengurung orangtua mereka. Apa kau tidak berfikir! Seberapa sakit hati mereka berdua!"

"Tidakah kau lupa mereka terlahir tanpa hati. Jadi setidaknya mereka harus berkorban untuk organisasi kita." Ucap Rios yang masih terus berjalan lambat menenangkan pikirannya.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang