BAB 7 LATIHAN PISAU

30 4 0
                                    

Terkadang kau harus dalam keadaan terdesak untuk melihat seluruh kemampuanmu

Author Pov's

Pintu ruangan milik Kristo terbuka setelah Kristo membukakan pintu dari dalam.

"Bisakah kau memberi kamu waktu berbicara empat mata?" ucap Kristo yang masih memegang gagang pintunya.

Alo yang merasa di pandang hannya menggangguk lalu langsung keluar meninggalkan Vero bersama Kristo di dalam ruangan tersebut.

"Baiklah nak, mari sini." Ucap Kristo sambil membantu Vero berjalan ke kursi yang berada di pojok ruangan tersebut.

"Mengapa kau membuatku menjadi seperti ini?" tanya vero yang berjalan pelan dengan dibantu Kristo.

"aku membuatmu begini? Bukankah lau yang berlari?"

"Tapi kau menaikkan levelku dengan sengaja yang seharusnya belum aku dapat hingga tahap itu."

"Tapi pada akhirnya kau bisa melakukannya." ucapnya santai sambil menepuk kepala Vero pelan.

Vero kini yang telah duduk hannya melihat kesangaran pria yang ada di depannya.

"Baiklah namaku Kristo."

"Aku sudah tau."

"Oke, aku tidak usah perkenalan, lagipula aku disini hannya akan membantumu menjadi kuat." Kristo sambil berjalan menjauh dari vero dan membuka laci kecil yang berada di sisi ruangan yang lain.

Mengambil suntikan yang dengan obatnya sekaligus, lalu membalikkan badannya kembali menatap Vero.

"Bagus kalau begitu, aku juga ingin menjadi kuat."

"Kau sudah kuat Vero, bahkan sejak kau dini. Setidaknya bersyukurlah."

"Apa maksudmu?"

"Kau akan mengerti dengan sendirinya."

"Terserah kau saja. Apa yang kau bawa dan untuk apa itu. Kau sungguh mencurigakan." Vero menatap lekat suntikan dan obat yang dibawa Kristo.

"Oh, ini obat yang akan membuat luka bakarmu pulih dengan cepat. Kau harus mencobanya, mungkin akan terasa sedikit sakit."

Kristo mulai jalan mendekat ke kursi Vero, lalu memecet tombol yang ada di kursi tersebut. Seketika sabuk langsung keluar dari lubang tipis yang ada di bagian bagian tertentu pada kursi, dan langsung mengunci.

"What the hell!! Apa maksudnya kau mengikatku!!"

"Aku tidak mau ambil resiko, obat ini terkadang membuat orang menjadi agresif, dan aku takut akan terjadi padamu. Lebih baik aku mengikatmu seperti ini."

"Hah! Terserahkau saja."

"Baiklah, mungkin akan sedikit sakit. Tapi kau akan langsung bisa jalan kawan."

Kristo menyuntikkan obatnya di daerah mata kaki, tidak perlu hutungan menit obat itu mulai beraksi, sedangkan Vero hannya menahan rasa sakit yang merambat ke seluruh tubuhnya.

"Lihat, aku sama sekali tidak memberobtak." Vero langsung menatap tajam

"Terserah kau saja aku hannya berjaga jaga." Balasnya sambil memencet tombol yang ada di korsi agar sabuk langsung terlepas.

"Setelah ini apa jadwalmu?" tanya kristo yang masih dalam posisi sedikit membungkuk menatap lekat mata Vero.

"Latian pisau, lalu mengapa?" Vero memajukan kepalanya.

Kepala mereka berdua sekarang sangat dekat, sampai Kristo mendongrong kepala Vero ke belakang hingga menyentuh punggungan kursi.

Kristo lalu membalikkan badan mengambil kotak yang sudah di siapkan di atas kasurnya.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang