-Pertemuan dan Perpisahan-
Jam
Menit
Detik
Hari-hari kulewati
Tahun demi tahun berlaluHari ini ku kembali
Ke titik dimana semua bermula
Tempat dimana ajaran dasar ku terima
Tempat dimana aku bertemu merekaMereka
Para pahlawan tanpa tanda jasa
Seketika kenangan terlintas dalam angan
Kembali ke masa antara dua belas dan enam tahun laluDua belas-sebelas tahun lalu
Ku bertemu dua guru
Yang satu masih sangat muda
Ia memberiku banyak teman dan kasih sayang
Yang satu masih usia pertengahan
Karenanya ku pandai membaca cepat
Meski batal ikut lomba waktu ituSebelas-sepuluh tahun lalu
Ku bertemu tiga guru lain
Yang satu jadi wali yang sabar menghadapiku
Meski pernah kulukai seorang temanku
Yang satu lagi membawaku hingga ke London dan New York
Belajar bahasa baru yang asyik tiada dua
Yang lain membawaku ke jazirah Arab
Membantuku menegakkan tiang agamakuSepuluh-sembilan tahun lalu
Ku bertemu guru lain yang tak kalah hebat
Kutemukan seorang wali yang sabarnya tiada batas
Meski si anak baru hampir melempar kursi keluar kelas
Ku bertemu seorang penegak hukum sekaligus guru
Yang menyetrapku karena tak ikut upacara
Padahal aku masuk siang hari ituSembilan-delapan tahun lalu
Ku bertemu seorang bapak berkumis hitam tebal
Ia mengajariku yang namanya kekecewaan,
Bagaimana uang mengontrol segalanya,
Juga sakit hati akibat perundungan
Yang baru kumengerti tiga tahun kemudian
Tapi ia memberiku kawan baru
Meski kawan lama harus terpisah darikuDelapan-tujuh tahun lalu
Ku bertemu seorang guru yang sangat perhatian
Para perundung sedikit takut untuk berulah
Meski sempat berulah beberapa kali
Teman-teman baru jadi kekuatan baruku
Belajar rasanya jadi menyenangkan
Meski siswa baru yang juga pilot Apollo 11 jadi pengganggu nomor satu tahun ituTujuh-enam tahun lalu
Ku bertemu seorang guru sekaligus motivator ulung kenamaan
Semangatku serasa dipecut olehnya
Tak ada lagi yang namanya perundungan
Si perundung malah dibuang dari kelompoknya
Sering aku dapat makanan ringan
Meski lebih sering kena cubit karena salah jawab soal
Berkatnya aku jadi seorang yang tangguh
Setangguh kesatria yang maju ke medan tempurMengingat itu semua membuatku berpikir
Mungkin hari ini bukan adikku saja yang mengalami perpisahan
Tapi aku juga
Dulu rasanya aku ingin cepat-cepat jadi dewasa
Aku menyesal
Kini aku ingin kembali ke masa-masa ituSetiap pertemuan pasti ada perpisahan
Betul, aku tak akan menyangkalnya
Tapi rasa sakit ini tak dapat kutahan lagi
Mungkin aku masih bisa tersenyum di hadapan para pahlawan itu
Agar mereka tidak khawatir jika salah satu muridnya ini harus pergi jauh demi cita-cita dalam kalbunyaTapi aku tetap aku
Tetap seorang bocah cilik yang cengeng dan senang dimanja
Seorang bocah yang pandai beradaptasi meski sempat ingin berhenti
Seorang bocah yang bahkan menangis saat tahu gurunya bangga padanya dan memberitahu orang-orang sehebat apa muridnya iniPadahal bocah ini senang mengacau
Lebih banyak salahnya daripada benarnya
Kadang nilainya tak sampai batas cukup
Harus sering-sering diajari agar mengerti
Keras kepala juga emosian
Tapi kalian masih membelakuWahai para pahlawan,
Rasanya segala maaf dan terima kasih takkan mampu membalas segala kebaikan kalian
Kumohon, ampuni segala kesalahanku semasa aku kecil
Dan terima kasih pahlawanku sekalian
Mungkin kali ini kita berpisah
Tapi aku yakin, kita akan bertemu lagi nanti-Murid yang kalian cintai dan banggakan
(Published : 19-06-2019)
(Edited : 22-07-2019)
![](https://img.wattpad.com/cover/105637414-288-k769892.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Upside Down World : Poets Antology (Completed)
Poetrymungkin sebagian orang mengira dunia ini normal, namun bagiku, dunia ini tak normal. . . . aku tak tau lagi harus berkata pada siapa, aku tak tau lagi harus bertanya pada siapa, aku tak tau lagi harus mencurahkan segala isi hati ini pada siapa.... ...