TLS [1] - Prince Playboy, Ashytar ✓

[18] :: Sore Itu

N o w P l a y i n g
Bitter Love - Ardhito Pramono

Selamat mengikuti kisah cinta Ashytar 💞

:: Bab Delapan Belas ::
:: Sore Itu ::

"Gue pernah kehilangan orang yang gue cinta. Dan gue nggak mau merasakan hal itu untuk kedua kalinya."

🍃🍃🍃

Aldyan melihat keadaan sekeliling sekolah yang ramai karena bel pulang baru saja berbunyi. Jam pelajaran terakhir di kelasnya yang kosong membuat teman-temannya langsung berhamburan keluar kelas untuk segera pulang.

Aldyan masih sibuk membereskan buku-bukunya, untung saja ia sudah salat Ashar tadi, jadi yang bisa ia lakukan bersiap-siap untuk ikut jam pelajaran tambahan kimia.

"Dy, lo ada acara nggak?"

Aldyan menoleh, melihat Claudia yang sudah bersiap pulang. "Ada. Kenapa?"

Claudia menggembungkan pipinya kecewa. Padahal ia mau mengajak Aldyan untuk menemui Ashytar hari ini. "Next time deh," ucapnya dengan nada menurun.

"Ada apa sih?"

"Gue mulai nyerah deketin cowok terkenal itu."

"Ashytar? Kok nyerah sih? Dulu lo sendiri yang bilang ke gue kalo lo bakal perjuangin dia terus. Kenapa sekarang jadi begini?"

Tangan Claudia melipat di depan dadanya, ia menghela napas dalam-dalam. "Surat yang gue kasih aja belum tentu dibaca sama dia Dy, dia bahkan nggak cari tau siapa pengirim suratnya. And ... he's not single right now."

"Jangan nyerah dong, lo nggak akan tau hasilnya nanti. Usaha lo juga masih kecil, Ashytar nggak akan tau itu surat dari lo kalo lo nggak ngajak dia ketemuan."

"Gue ... malu ketemu sama dia."

Aldyan mengembuskan napasnya, lalu memberikan perhatian sepenuhnya kepada Claudia. "Ketemu dia aja, lo malu, gimana kalo Ashytar tau perasaan lo?"

Claudia menatap ke arah lain, ucapan Aldyan memang ada benarnya. Selama ini, Aldyan yang membantunya menitipkan surat itu ke teman Ashytar atau menaruh surat yang ditulisnya di loker kelas Ashytar sepulang sekolah. Dan tepat di hari ini, harusnya Claudia sudah menemui Ashytar untuk bisa mengutarakan perasaannya.

"Lo nggak pulang?" tanya Aldyan yang dijawab gelengan kepala oleh Claudia.

"Gue duluan kalo gitu," ujarnya lagi seraya menggendongkan tasnya.