Donghae masuk kedalam kantornya, ia berjalan dengan gagah dan penuh wibawa selayaknya seorang Presdir. Ia masuk kerja hari ini dengan niat ingin menyelesaikan pekerjaan yang selama hampir seminggu ini tertunda karena kejadian kemarin. Namun begitu Donghae membuka pintu ruangannya, ia terkejut melihat para sahabatnya dari SJProject memenuhi ruangan.
"Oh.. Haii.. Sedang apa kalian pagi-pagi begini diruanganku ?" sapa Donghae pada mereka, sembari meletakkan tasnya diatas meja kerja.
"Anni.. Kami hanya khawatir sama hyung, akhir-akhir ini hyung tidak ada kabar.." jawab Kyuhyun santai sambil membolak-balikkan buku yang dia baca.
"Ne.. Seminggu ini kau sulit sekali dihubungi. Kami kesini untuk memeriksa apakah kau baik-baik saja atau sudah tidak bernyawa lagi.." celetuk Jungsoo.
"Mianhae.. Anakku Donghyun masuk rumah sakit. Maaf aku tidak sempat mengabari kalian.." ucapan Donghae itu membuat Hyukjae dan Siwon yang sedang main game langsung menoleh kearahnya.
"Mwo ? Sakit apa ?" tanya Siwon.
"Patah tulang rusuk dan tulang kaki.." jawab Donghae, ia pun ikut duduk di sofa.
"Kok bisa ? Donghyun ditabrak ?" kini giliran Hyukjae yang penasaran. Semua orang penasaran, dan terkejut pastinya.
"Ceritanya panjang.. Ahh.. Aku bingung harus mulai bercerita dari mana.." Donghae mengusap dahinya pelan.
"Ceritakan saja.. Kami siap mendengar semuanya.." ujar Jungsoo. Donghae menghela nafas pelan.
"Seminggu yang lalu aku membawa dan mengerjakan pekerjaan kantorku dirumah, sementara Donghyun asik main pewasat remote controlnya. Sialnya, pewasat mainan Donghyun itu menabrak gelas kopiku dan membuatnya tumpah diatas tumpukan berkas kantorku. Aku sangat marah dan lepas kendali.. Aku memukulnya.. Dan begitulah.." semua orang menganga tak percaya setelah mendengar cerita Donghae itu. Sementara Donghae hanya bisa menutup mata, ingatan tentang kejadian itu muncul lagi dikepalanya.
"Kau sungguh sangat tidak waras Donghae-ah.." saking tak percaya nya, Jungsoo sampai menggelengkan kepala.
"Aku tahu hyung, aku memang tidak waras.." mendengar ucapan Donghae itu, Siwon menepuk bahu Donghae mencoba memberinya semangat.
"Lantas bagaimana dengan istrimu ? Melihat kelakuanmu seperti itu, aku rasa dia tidak akan baik-baik saja.." pertanyaan Siwon membuat Donghae menundukan kepalanya. Donghae lalu terkekeh pelan.
"Kau benar. Dara tidak baik-baik saja. Dia berkali-kali memintaku untuk mengurus perceraian kami. Bahkan melihatku saja dia seolah melihat iblis.." penjelasan pilu Donghae itu lantas membuat Siwon langsung merangkul bahunya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini, Donghae-ah ? Apa kau akan menceraikan Dara ?" celetuk Hyukjae.
"Tidak akan" jawab Donghae spontan. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Dara.." semua mata fokus menatap Donghae. "Kalau aku menceraikan Dara, itu artinya sama saja aku menelantarkan Donghyun. Bagaimana mungkin Dara mampu membiayai hidup Donghyun sementara untuk hidupnya sendiri pun Dara kesulitan.." Donghae terkekeh pelan membayangkan itu. "Sungguh.. Aku takkan membiarkan hidup anakku menderita, Hyukjae-ah. Cukup sekali ini saja dia menderita.."
"Arraseo.. Lalu bagaimana keadaan Donghyun ? Apa dia sudah baikan ?" tanya Hyukjae lagi. Donghae menggeleng.
"Keadaannya stabil tapi Donghyun masih koma. Sudah hampir seminggu ini dia belum sadar.." jawab Donghae.
"Kami turut prihatin atas apa yang telah terjadi pada keluargamu. Tapi tetap saja perlakuanmu terhadap Donghyun tidak bisa ditolerir. Kalau kau tidak mau kehilangan cinta dari anakmu, maka kau harus menjadi seorang ayah baginya. Kau harus buktikan kepadanya kalau kau adalah sosok ayah yang penuh cinta dan kasih sayang.." ujar Jungsoo. Donghae mengangguk pelan sambil mengingat semua yang Jungsoo katakan.
Sementara disisi lain, masih seperti hari-hari sebelumnya, Dara selalu setia menunggu anaknya siuman. Sambil mengelus pelan puncak kepala Donghyun, Dara bersenandung kecil dengan mata yang berkaca-kaca. Senyum penuh kepiluan terukir jelas diwajahnya, hingga tak lama kemudian airmata Dara pun menetes.
"Sayang.. Bangunlah nak.. Eomma rindu Donghyun.." senyum pilu itu kini berubah menjadi isak tangis yang tertahan. Dara tak kuasa menahannya.
Tak lama kemudian tangan Donghyun bergerak pelan, namun Dara belum menyadarinya, wanita itu masih menangis terisak pelan. Sampai waktu berselang akhirnya mata Donghyun terbuka perlahan.
"Eom.. Eomma.."
Dara terhenyak mendengar suara itu. Mulutnya menganga tak percaya kala ia melihat Donghyun siuman.
"Donghyun-ah.."
Dara sungguh senang, saking senangnya dia terus menciumi pipi dan kening Donghyun secara bergantian.
"Akhirnya Donghyun sadar juga, eomma sudah sangat kesepian disini sendirian tanpa Donghyun.." airmata Dara kembali menetes.
"Eomma.. Donghyun appo.." ujar Donghyun pelan sambil memegang dada sebelah kirinya, dimana tempat itu adalah bagian tulang rusuk yang baru saja di operasi seminggu yang lalu.
"Eomma tau sayang. Tapi Donghyun harus kuat, ne. Donghyun pasti akan cepat sembuh dan kita bisa bermain berdua seperti dulu lagi.." Dara mengusap cepat airmatanya dan terus tersenyum didepan Donghyun.
"Ne eomma.."
***
Tepat pukul 20.30 KST Donghae berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil membawa beberapa kantong makanan untuk dia makan bersama Dara sembari mereka menunggu Donghyun.
Ceklek
Suara pintu ruangan terbuka lalu menampakkan sosok Donghae yang terlihat casual menggunakan kemeja putihnya. Donghyun yang saat itu sedang bermain game ponsel bersama ibunya sedikit shock melihat kehadiran Donghae. Lain halnya sang ayah yang tampak senang melihat anaknya sudah siuman.
"Oh.. Anak appa sudah sadar ? Omo.." Donghae lalu meletakkan kantong makanannya diatas meja dan berjalan mendekat kearah Donghyun. Sementara sang anak ketakutan, tangannya bergetar sedangkan matanya ia pejamkan. Donghyun kemudian menyembunyikan kepalanya dibalik lengan Dara sambil sedikit berteriak, Dara merasa ada yang aneh dengan Donghyun.
"Donghyun-ah waegurae ? Ada apa sayang ?" ujar Dara pelan sambil memegang tangan Donghyun.
"Pergi appa..!! Donghyun tidak mau melihat appa..!! Appa pergi..!!" teriak Donghyun sambil sedikit terisak. Dara bisa mendengar nada ketakukan dari suara Donghyun barusan. Donghae terdiam, kakinya mendadak lemas mendengar sang anak mengusirnya.
"Donghyun-ah.. Appa mianhae.." ujar Donghae pelan. Kakinya perlahan melangkah maju, kembali mendekati Donghyun lagi.
"Appa jahat..!! Donghyun appo..!!" seperti ditusuk ribuan pedang, mendengar Donghyun berteriak seperti itu hati Donghae terasa sangat sakit. Matanya berkaca-kaca.
"Mianhae sayang.. Appa mianhae.." ujar Donghae sangat pelan.
"Appa pergi..!! Eomma cepat suruh appa pergi sekarang juga eomma..!! Hiikksss.." airmata Donghae menetes mendengar ucapan Donghyun itu. Sementara Dara, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyuruh Donghae keluar dari ruangan ini. Donghae lalu melangkahkan kakinya keluar dengan sangat lesu. Donghae sungguh tak menyangka kalau Donghyun akan membencinya seperti ini.
Donghae berdiri bersandar didepan pintu ruangan Donghyun, menangis pilu dengan sedikit isakan. Kedua bodyguard Donghae hanya seskali memperhatikan tanpa berani menegur atau menanyakan kondisi tuannya. Dapat dilihat raut wajah Donghae yang awalnya senang berubah menjadi sangat kacau. Donghae berjalan lesu menjauh dari ruangan itu, meninggalkan kedua bodyguardnya yang ia tugaskan untuk berjaga disana. Namun tanpa Donghae sadari, ada seseorang yang membuntutinya dari belakang.
.
.
.
TBC
.
.
.
VOTE + COMMENT 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
(DaraHae) The Story Of My Life
RomanceBercerita tentang pahit getir kehidupan Lee Donghae dan Sandara Park yang menikah karena sebuah kejadian. Dan kehadiran Lee Donghyun merubah segalanya... . . . ENJOY!!! 😘