(Part 10) DaraHae Story

364 28 0
                                    

Dara terduduk lemas usai mendengar diagnosa dokter tentang anaknya. Tatapan matanya kosong namun airmatanya terus menetes. Dara hanya mampu menangis dalam diam tanpa bisa mengubah apapun yang telah terjadi saat ini. Selang setengah jam, Dara bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang administrasi, hendak membayar biaya tagihan rumah sakit Donghyun.

"Annyeonghasimnika.. Ada yang bisa saya bantu nyonya ?" ujar seorang suster administrasi kepada Dara.

"Suster.. Saya mau membayar tagihan untuk pasien anak atas nama Lee Donghyun yang berasal dari ruang emergency. Dia barusan dirawat beberapa jam yang lalu.."

"Sebentar saya check dulu nyonya.." Dara mengangguk, tidak butuh waktu lama untuk si suster mengeceknya.

"Tagihan untuk pasien anak Lee Donghyun sudah lunas nyonya.." ucapan suster tersebut membuat Dara menganga tak percaya.

"Tapi.. Siapa yang membayarnya, sus ?"

"Semua biaya sudah dibayar beberapa jam yang lalu oleh Tuan Lee Donghae, termasuk biaya kamar VVIP Kelas 1A beserta peralatan rumah sakit dan obat-obatan sampai pasien benar-benar pulih total nyonya.." mendengarnya, Dara mendengus sinis dengan tatapan kesal.

"Bisa tolong print out rincian pembayarannya, sus ?"

"Bisa.. Tunggu sebentar nyonya.."

Suster itu kemudian memberikan beberapa lembar kertas kepada Dara, dimana kertas itu menjadi bukti pelunasan pembayaran biaya tagihan perawatan anaknya. Setelah Dara menerima print out tersebut, ia kembali menuju ruang emergency. Baru beberapa langkah berjalan Dara kembali dibuat menganga tak percaya dengan apa yang ia baca. Biaya tagihan perawatan Donghyun mencapai Satu Juta Won. Selain biaya kamar dan peralatan medis yang serba canggih, disana tertera juga rincian detail biaya operasi tulang rusuk, operasi tulang kaki dan otot kaki, beserta obat-obatan yang harganya sangat fantastis. Niat awal Dara sebelumnya adalah menemui dan mengembalikan uang Donghae serta memperingatkan namja itu supaya menjauh sejauh mungkin dari anaknya. Tapi setelah mengetahui rincian detail biaya pengobatan ini, nyali Dara menciut. Satu juta won bukanlah angka yang sedikit. Dara menghela nafasnya frustasi. Dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu ?

Sesampainya didepan ruang emergency, Dara melihat pintu ruangan terbuka dan melihat Donghyun yang masih tak sadarkan diri didorong keluar oleh dua orang suster. "Mau dibawa kemana anakku ?" tanya Dara spontan. "Ke ruang operasi karena pasien harus segera di operasi, nyonya. Dokter bedah spesialis anak sudah siap, silahkan nyonya menunggu disana.." Dara terdiam, ia hanya bisa menurut dan berjalan ke ruang operasi.

Operasi berlangsung cukup lama. Sudah lima jam sejak Donghyun dibawa masuk ke dalam ruang operasi, Dara masih menunggu diluar dengan setia. Tak terasa hari sudah mulai malam. Dara mengelus perutnya yang mulai berbunyi, ia lupa kalau dirinya belum makan apapun hari ini. Dara beranjak dari tempat duduknya, baru beberapa langkah berjalan, Dara mendengar seseorang memanggil namanya.

"Dara-ah.." Dara menoleh kearah sumber suara. Suara itu adalah suara ibu mertuanya. Ya. Ayah dan ibu mertuanya datang kesini.

"Eommonim, abeoji.." sapa Dara.

"Yakk.. Waegurae ?? Kenapa cucuku bisa masuk rumah sakit ??" tanya ibu mertuanya cemas.

"Donghae yang memberitahu kami kalau Donghyun masuk rumah sakit. Makanya kami cepat datang kesini.." ayah mertuanya pun ikut bicara.

"Tanyakan saja semuanya pada anak kalian.." ujar Dara ketus. Mertuanya terdiam dan saling bertukar pandang. Raut wajah Dara berubah jadi merah padam seolah menahan emosi dikala dia teringat betapa kejamnya Donghae terhadap Donghyun.

"Ne.. Aku yang menyebabkan Donghyun masuk rumah sakit.." Dara beserta mertuanya menoleh kearah sumber suara. Donghae datang tiba-tiba dari arah belakang. Kondisinya saat ini sama kacaunya dengan Dara.

(DaraHae) The Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang