Mobil sport biru sapphire yang Donghae kendarai bersama istrinya akhirnya sampai juga di lobby sebuah apartemen elite di kawasan pinggir kota Seoul, tepatnya dipinggir Sungai Han. Apartemen mewah dengan fasilitas serba ada dan juga dengan tingkat keamanan luar biasa pastinya. Apartemen ini adalah tempat tinggal rahasia Donghae selama ini. Selama bertahun-tahun Donghae menutup rapat-rapat soal tempat ini dari orang tuanya maupun para bodyguard ayahnya. Tak ada yang tahu kecuali sahabat-sahabatnya yang sering tidur dan mengadakan pesta bir disini. Pertanyaannya, kenapa tempat ini dirahasiakan ? Kenapa Donghae tidak tinggal di rumah orang tuanya ? Bukankah rumah Presdir Lee jauh lebih megah dibandingkan apartemen ini ? Jawabannya tentu saja karena Donghae tidak bisa tunduk dengan segala aturan yang dibuat oleh sang ayah. Donghae terus membangkang, pernah saja dia diusir dari rumah hanya karena tidak mau menemani ayahnya pergi keluar negeri untuk urusan bisnis. Donghae akui rumah ayahnya itu memang seperti istana, tapi baginya rumah itu adalah neraka. Selain para pekerja rumah tangga dan para bodyguard, yang tersisa didalam sana hanyalah sunyi, senyap, dan kesepian. Donghae tak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi cinta disana. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk membeli apartemen ini secara rahasia, agar ayahnya tidak mengikuti ataupun memantau apapun yang dia lakukan. Yang Donghae inginkan hanyalah kebebasan dibalik harta kekayaan ayahnya.
Donghae memarkirkan mobilnya di basement sebelum mempersilahkan Dara turun dari mobil. Keduanya lalu berjalan menuju lift dan naik ke lantai 15. Baju pengantin mereka masih lengkap, Dara dengan gaun nya dan Donghae dengan tuxedo nya. Hal itu membuat semua mata yang ada disana terpusat pada mereka. Hanya Dara yang merasa risih, selain karena ekor bajunya yang menyapu lantai, bagian dada baju tersebut sedikit agak terbuka dan baju tersebut di design tanpa lengan. Sementara itu suaminya berjalan santai bahkan mendahuluinya seperti tak peduli dengan tatapan orang. Sejenak Dara merasa kesal, namun ia segan untuk memanggil Donghae.
Dara hanya bisa tersenyum kikuk saat semua mata tertuju padanya. Ia terus berjalan mengikuti Donghae dari belakang hingga akhirnya mereka sampai di depan pintu apartemen Donghae. Donghae memencet tombol kode pintu, setelah pintu terbuka namja itu langsung masuk diikuti oleh Dara dibelakangnya. Didalam apartemen, Dara melihat ke sekitar. Benaknya memuji, Donghae sungguh rapi dan pembersih. Semua tertata dengan indah. Design apartemen yang minimalis ini sungguh cocok dengan interior ruang klasik, serta perpaduan warna nya yang terkesan kalem dan tidak menyilaukan menambah nilai estetika rumah ini. Dara menggumam pelan, membuat Donghae menoleh kearah Dara. Dara sedikit terhenyak akan hal itu. "Hanya ada satu kamar disini.." ujar Donghae dingin. "Lalu ?" jawab Dara kemudian. Donghae menghela nafas. "Aku tidur dikamar dan kau tidur diluar.. Arraseo!!" kali ini nada bicara Donghae agak meninggi, belum sempat Dara menjawabnya, namja itu langsung melenggang ke kamar. Dara menghela nafas, ia tak percaya dengan apa yang dikatakan Donghae. "Tega sekali, dasar namja dingin tak punya hati.." rutuk Dara mengupat. Ia duduk di sofa sesaat sebelum tersadar kalau dirinya tidak ada pakaian sama sekali selain gaun pernikahan yang dia pakai ini. Donghae tak memberinya kesempatan mengambil barang-barangnya dirumah kontrakan. Donghae malah membawanya kesini dan membiarkannya jadi tontonan semua orang. Kejam sekali, bathin Dara.
Dara merebahkan dirinya di sofa. Badannya terasa sangat pegal. Dara lelah. Pesta pernikahan ini sangatlah menguras tenaganya. Namun tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, Dara menoleh, terlihat Donghae keluar membawa sesuatu. Baru saja Dara ingin bangun, sesuatu yang tadi dibawa oleh Donghae itu menghantam wajahnya dengan cepat. Dara terkejut. "Sementara pakai itu. Besok baru beli pakaian.." ujar Donghae sekenanya kemudian pergi kearah dapur. Dara menganga tak percaya, namja ini kasar sekali, bathin nya. "Kalau kau lapar makan saja semua ini. Ada sayuran, daging, buah, dan makanan ringan. Habiskan saja semuanya kalau kau sanggup.." ujar Donghae. Tak lama kemudian Donghae keluar dari rumah dan meninggalkan Dara sendirian. Dara mendengus sebal. Ia sangat kesal sekarang. Tapi kesal pun dirasa percuma, lelaki itu sudah pergi. Dara kemudian mengambil pakaian yang Donghae lemparkan tadi dan mengganti pakaiannya. Dara sungguh lelah sekarang, yang dia inginkan hanyalah tidur.
***
Sementara Donghae, ia melajukan mobilnya menuju suatu tempat yang tak terlalu jauh dari apartemennya. Gedung SJProject. Ya. Donghae berniat mengunjungi sahabat-sahabatnya, mereka sudah membuat janji untuk berkumpul disini. Langkah kaki Donghae membawanya ke lift dan naik ke lantai paling atas gedung ini, lantai 13. Dimana lantai itu memiliki ruang khusus untuk berpesta para pimpinan SJProject. Ada sebuah ruangan yang didalamnya terdapat mini bar seperti diskotik, lengkap dengan koleksi berbagai jenis minuman beralkohol dari berbagai negara. Ruangan ini juga terdapat area polldance untuk penari striptis, Hyukjae dan Kyuhyun yang paling sering memesannya. Hebatnya lagi, ada kolam renang disini. Benar-benar tempat khusus untuk berpesta setelah merasakan penatnya bekerja. Pesta liar namun tertutup memang sering mereka lakukan disini. Para pegawai di lantai ini pun khusus mereka pekerjakan untuk perusahaan mereka sendiri, dengan alasan untuk menjaga rahasia Perusahaan SJProject. Tetapi tak semua orang bisa masuk kesini karena area ini khusus untuk para pimpinan saja, termasuk Donghae. Sebab didepan pintu sudah ada bodyguard yang siap mencegah siapapun yang tidak berkepentingan masuk kedalam.
Suara dentuman musik disko ala club malam mengaung indah ditelinga Donghae. Dilihatnya ada beberapa wanita panggilan yang duduk sambil berpelukan mesra disamping sahabat-sahabatnya, ada juga yang menari striptis di tiang polldance, dilihatnya pula Kyuhyun yang mulai sudah mulai mabuk sedang menciumi seorang wanita panggilan. Donghae hanya bisa tersenyum penuh arti, dia tak habis pikir kalau untuk membuatnya senang hanya sebatas begini saja.
"O.. Donghae-ya!! Lee Donghae-ssi.." teriak Siwon dari arah minibar. Donghae mendatanginya dan duduk disampingnya. "Ini malam pernikahanmu, kenapa kau kesini ?" tanya Siwon menyelidik. Donghae tersenyum, ia lebih dulu memesan minuman sebelum menjawab pertanyaan itu. "Biarkan aku bahagia disini, Siwon-ah.." Siwon menganga tak percaya. "Harusnya kau melakukan malam pertama bersama istrimu, paboya.. Bukan malah kesini.." ujar Siwon meledek. Minuman datang, Donghae menyesap minumannya sambil tersenyum. "Aku sudah melakukannya jauh sebelum pernikahan ini terjadi, jadi untuk apa dilakukan lagi ?" usai menjawab pertanyaan itu Donghae lalu turun membawa gelasnya, meninggalkan Siwon duduk sendirian dengan segala pemikiran kritisnya. Hampir semua sahabatnya kaget melihat kehadiran Donghae di ruangan ini, namun yang bersangkutan malah naik keatas podium dan memainkan mesin DJ. Waktu semakin larut dan suasana semakin heboh hingga pagi menjelang. Untung saja hari ini adalah hari libur, jadi mereka para petinggi perusahaan ini tidak kalang kabut untuk bersiap-siap pergi bekerja.
.
.
.
TBC
.
.
.
Vote + Comment 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
(DaraHae) The Story Of My Life
RomanceBercerita tentang pahit getir kehidupan Lee Donghae dan Sandara Park yang menikah karena sebuah kejadian. Dan kehadiran Lee Donghyun merubah segalanya... . . . ENJOY!!! 😘