(Part 17) DaraHae Story

312 27 0
                                    

Donghae melangkah masuk kedalam apartemennya, ia berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral. Donghae meminum air tersebut sambil berjalan menuju jendela besar dekat ruang tamunya. Matanya menatap sendu lalu lintas kota Seoul sore ini dibalik gorden transparan, sambil sesekali meneguk air mineralnya Donghae ternyata masih kepikiran tentang kejadian yang terjadi di apartemen Yongsan tadi. Kejadian dimana dia melihat Chanyeol keluar dari kamar yang dirinya tidak diperbolehkan Dara masuk. Hati kecilnya bertanya dalam diam, seberapa dekat hubungan Chanyeol dengan Dara ?.

Donghae sebenarnya sangat penasaran, hatinya bergejolak. Donghae lalu mengambil handphone dari saku celananya dan berinisiatif untuk menelpon Sandara.

Panggilan pertama tak diangkat...

Panggilan kedua tak diangkat...

Donghae mulai jengah saat sudah lima kali menelpon tetapi Dara tak kunjung mengangkat teleponnya, ia mendesah kasar sambil mendumel. "Sialan! Dia pikir dia siapa berani sekali dia mengabaikan teleponku ? Aish! Awas kau Sandara Lee!"

Panggilan keenam... Baru diangkat. Ohh akhirnya, bathin Donghae..

"Yeobseo.. Wae ?!"

"Yakk dari mana saja ?! Kenapa baru angkat telepon ?! Aish.. Kau ini.."

"Bukan urusanmu! Ada apa kau menelponku ?"

"Sedang apa kau ?"

"Sedang tak ingin diganggu. Jadi berhentilah menelponku! Arraseo ?!"

Klik...  Sambungan telepon terputus. Sandara mematikan telepon secara sepihak, Donghae sangat kesal dengan yeoja itu, dia tak terima, dia sampai harus mendumel tanda tak senang. Donghae mendesah sebal sebelum memutuskan untuk mandi. Ingin rasanya dia mendatangi apartemen Yongsan lagi dan membawa pulang istri dan juga anaknya. Saat berjalan menuju kamar mandi handphone Donghae berbunyi. Tampak nama Hyukjae yang tertera dilayar. Donghae mengangkatnya.

"Wae ?"

"Dimana ? Ayo main.."

"Rumah. Main apa ?"

"Datang saja ke restoran tempat biasa. Kami semua sudah ada disini. Cepat, jangan lelet.."

"Tapi.."

Klik... Lagi. Sambungan telepon dimatikan sepihak lagi, kali ini oleh sahabatnya sendiri. Donghae hanya bisa menghela nafas pelan. Dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju kamar mandi, setelah itu dia pergi. Jujur saja, Donghae suntuk dirumah ini tak ada siapa-siapa hanya dirinya seorang semenjak kepergian istri dan anaknya. Beruntung Hyukjae menelponnya dan mengajaknya pergi. Biasanya, teman-temannya yang akan datang ke apartemennya hanya untuk bermalam, pun sebaliknya.

***

"Eomma, kita dimana ?" tanya Donghyun dengan wajah polosnya. Ya. Sejak kabur dari rumah sakit tadi siang, Donghyun tertidur pulas karena efek obat dari dokter yang diminumnya dan dia baru bangun sekarang.

"Kita ada di rumah baru. Rumahnya samchon, eomma pinjam sebentar supaya Donghyun bisa leluasa tidur nyenyak disini.." ujar Dara lembut. Mendengar penjelasan ibunya itu, Donghyun mengangguk mengerti.

"Samchon baik ya eomma, tidak seperti appa.. Appa jahat.." ucapan polos Donghyun itu membuat Dara tersenyum miris. Dibelainya rambut anak itu, didekapnya penuh rasa sayang.

"Biarkan saja, nak.. Yang penting Donghyun selalu sehat, tumbuh besar, jadi orang baik dan berguna untuk semua orang, selalu sayang sama eomma dan selalu ada didekat eomma.." mendengarnya, Donghyun tersenyum lucu. Anak itu semakin mengeratkan pelukannya pada Dara. Dara pun membalasnya sama.

"Eomma.." panggil Donghyun sambil mendongakkan kepalanya menatap Dara.

"Apa sayang ?"

"Donghyun kapan sekolah TK lagi ?" anak itu mempoutkan bibirnya lucu.

"Tunggu Donghyun sembuh total, baru bisa pergi sekolah TK lagi.."

"Eomma.. Donghyun sudah sembuh kok. Beneran eomma.. Donghyun sudah sembuh.." jelas Donghyun pada Dara dengan sedikit rengekan.

"Ne.. Ne.. Tapi Donghyun harus bisa jalan dulu, bulan depan baru kita bisa pergi ke sekolah. Kalau Donghyun belum betul jalannya, terpaksa harus ditunda dulu sekolahnya Donghyun.."

"Yahh.. Eommaa.. Donghyun mau sekolah.. Eomma.. Ya ? Ya ? Ya ? Sekolah eomma.." anak ini, pasti begini kalau sudah ada maunya. Sama egoisnya dengan Donghae, bathin Dara.

"Ne.." jawab Dara akhirnya. Lebih baik dia mengalah daripada meladeni kemauan Donghyun. Sementara sang anak tertawa kegirangan.

***

Donghae berjalan santai masuk kedalam restoran tempat dirinya dan teman-teman SJProject nya bertemu.

"Maaf kalian lama menunggu.." ujar Donghae sesaat sebelum ia duduk dikursi disamping Siwon.

"Tak apa kami maklum.." balas Hyukjae.

"Yakk Donghae-ah.. Apa yang terjadi tadi siang ? Kenapa kau langsung kabur dari perusahaan ? Apa terjadi sesuatu ?" pertanyaan Jungsoo membuat semua orang menunggu jawaban dari Donghae. Lelaki itu berdehem pelan.

"Biarkan aku pesan makan dan minum dulu sebelum aku menjawab pertanyaan kalian, bagaimana ?" cengir Donghae, ia lalu memanggil seorang pelayan dan memesan makan dan minum.

Keempat teman-temannya hanya bisa saling melempar tatap sebelum mereka menatap Donghae yang sedang memilih makanan. Mereka sangat maklum dengan sifat Presdir muda itu yang suka seenaknya saja saat menjawab pertanyaan orang lain. Tapi sebenarnya tak bisa menyalahi Donghae juga, karena sepenuhnya ini salah Jungsoo harusnya Jungsoo membiarkan kondisi Donghae tenang dulu baru ia bisa bertanya.

Setelah sepuluh menit memesan makan dan minum, barulah Donghae kembali memokuskan dirinya ke meja. Ia menatap satu-persatu wajah teman-temannya sekilas sambil tersenyum tipis. Jungsoo sedikit mencondongkan badannya kedepan.

"Sekarang katakan, ada kejadian apa tadi siang ?" dengan nada sedikit menginterogasi, Jungsoo kembali bertanya pada Donghae.

"Dara membawa kabur Donghyun dari rumah sakit. Dan mereka pergi bersama Park Chanyeol.."

Semua orang terkejut dengan mulut terngangah, sementara Donghae tampak biasa saja. Sulit dipercaya Dara bisa berbuat nekat seperti itu, sebab baru kali ini ada yang bisa lolos dari tangan Donghae. Tak biasanya Donghae kecolongan seperti ini. Apalagi bodyguard nya pasti banyak dan sulit untuk dilewati. Sungguh diluar nalar, bathin mereka.

"Apa kau sudah menemukan keberadaan mereka ?" pertanyaan Kyuhyun memecah keheningan meja. Donghae mengangguk.

"Sudah. Mereka ada di apartemen Yongsan. Aku juga sudah perintahkan 25 bodyguard untuk berjaga-jaga sekaligus memberikan informasi padaku tentang mereka.."

"Yakk.. 25 bodyguard apa itu tak terlalu banyak Donghae-ah ?" ujar Siwon sama terkejutnya dengan yang lain.

"Tidak.. Biarkan saja. Biar Dara tahu kalau aku tidak sedang bermain-main dengannya.."

"Maksudmu ? Jangan bilang kau mulai mencintai Dara setelah sejauh ini kau acuhkan dia.." Jungsoo angkat bicara, semua orang tersenyum mengejek kearah Donghae.

"Haha tidak mungkin, hyung. Jangan sembarangan. Aku tidak mungkin mencintai yeoja miskin itu. Aku begini karena aku ingin merebut Donghyun darinya.." ujar Donghae, namun tatapan teman-temannya seolah mengintimidasi Donghae saat ini juga.

"Oh ayolah teman-teman.. Kalian tahu kan Lee Donghyun itu adalah pewaris tunggal Lee Corps setelah aku ? Kalau bukan karena dia, sungguh tak sudi aku berbuat seperti ini.." Donghae terus meyakinkan teman-temannya.

"Arra.. Arra.. Makanya kau jangan kasar sama mereka!" ujar Jungsoo.

"Aku tidak akan kasar kalau tidak dibuat duluan, hyung.." ujar Donghae tak lama sebelum makanan dan minuman yang ia pesan datang. Namja itu menyantap hidangan sambil sesekali mengobrol. Semuanya mereka obrolkan disini, mulai dari masalah hidup masing-masing sampai dengan masalah kantor. Seperti inilah mereka kalau sudah berkumpul, sering lupa waktu, padahal mereka sudah ketemu setiap hari dikantor. Wajar saja kalau Donghae sering sekali pulang lewat tengah malam jika ia sudah berkumpul dengan teman-temannya.
.
.
.
TBC
.
.
.
VOTE + COMMENT 😎

(DaraHae) The Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang