(Part 18) DaraHae Story

284 22 3
                                    

Seminggu pasca kepergian Dara dan Donghyun dari rumah masih belum membuat Donghae terbiasa dengan kesendiriannya. Biasanya Dara akan selalu membuatkannya sarapan dan secangkir kopi sebelum ia pergi kerja, menyiapkan pakaian kerja miliknya, bahkan tanpa disuruh Dara bersedia menyemir sepatu kerja Donghae agar tetap tampak mengkilap. Semua keperluan Donghae dari yang terkecil sampai yang terpenting semuanya Dara yang siapkan, namun sayangnya itu dulu, karena sekarang Donghae harus mengerjakan semua itu sendiri. Tapi sebenarnya Donghae tidak sepenuhnya mengerjakan itu semua, baru sehari ditinggal Dara, Donghae menelpon salah satu bodyguard kepercayaannya untuk menjemput 5 maid (pembantu) yang ada dirumah ayahnya hanya untuk membereskan rumah ini. Waktu sejam dirasa sangat lama untuk Donghae melakukan semua itu, jadi dia berinisiatif untuk memanfaatkan para maid, toh tidak akan ada yang sadar sebab dirumah ayahnya yang seperti istana besar nan megah itu terdapat banyak sekali maid yang bekerja.

Disisi lain, Dara sedang asyik mencari lowongan pekerjaan di internet ditemani Donghyun yang sedang menonton film kartun kesukaannya. Dara tak bisa terus berdiam diri dan mengandalkan Chanyeol untuk membiayai hidupnya, itu hanya akan membuat Dara semakin tidak enak dan dia merasa dia sudah banyak membebani namja itu. Diberi tempat bernaung gratis saja Dara sudah sangat bersyukur, jangan ditambah lagi dengan menumpang hidup pada Chanyeol. Memikirkannya saja Dara tidak mau. Chanyeol sudah sangat baik padanya.

"Eomma, lihat.." suara kecil Donghyun mengalihkan pandangan Dara dari laptop. Ia menengok kearah anaknya.

Dilihatnya Donghyun yang berdiri didepan sofa, sambil sedikit berjalan menitah. Donghyun melangkah pelan dan sangat hati-hati. Dara yang melihatnya langsung mendekat kearah Donghyun dan berjaga-jaga jikalau Donghyun akan jatuh.

"Eomma Donghyun bisa jalan eomma.." senyum sumringah Donghyun membuat Dara ikut tersenyum. "Pelan-pelan sayang, hati-hati nanti Donghyun jatuh.." titah Dara masih dengan senyuman. Selangkah demi selangkah Donghyun berhasil menitah kakinya untuk berjalan pelan. Dara lega melihat kemajuan kesehatan anaknya, tak ada yang lebih membahagiakan selain hal ini baginya.

***
Donghae berjalan santai menyusuri koridor lantai 10 Gedung SJProject. Langkahnya terhenti saat ia tepat berada didepan pintu meeting room. Ya, Donghae ada rapat dengan para kolega perusahaan disini. Semua perwakilan para pemegang saham SJProject hadir, tak terkecuali dirinya yang mewakili perusahaan Lee Corp yang merupakan pemegang saham terbesar nomor dua. untuk SJProject.

"Hello brother.. Wassup.." ujar Siwon saat melihat Donghae masuk kedalam ruangan rapat. Donghae tersenyum lalu menghampiri Siwon. "Aku tidak terlambat kan ?" tanya Donghae pada semua koleganya. "Hampir.." jawab Hyukjae sekenanya. "Apakah sudah hadir semua ?" tanya Jungsoo sebagai pemuka rapat. "Kalau begitu mari kita mulai rapatnya sekarang.." lanjutnya. Rapat pun dimulai. Namun tak lama kemudian seseorang mengetuk dan membuka ruang rapat. Pintu terbuka dan menampakan sosok orang yang cukup membuat mood Donghae hancur. Orang tersebut adalah Park Chanyeol.

"Oh, Tuan Park.. Silahkan masuk.." titah Jungsoo pada Chanyeol. Chanyeol tersenyum kikuk sambil menunduk hormat. "Maafkan aku, aku terlambat sebab ada sedikit urusan yang harus aku kerjakan dulu tadi sebelum berangkat bekerja. Sekali lagi aku minta maaf.." ujar Chanyeol penuh penyesalan. "Tidak apa-apa Tuan Park, rapatnya baru dimulai. Silahkan duduk.." ujar Kyuhyun setelahnya. Chanyeol menunduk, ia pun segera mencari kursi kosong. Na'as untuk Donghae sebab Chanyeol duduk disampingnya. Hanya kursi itu yang tersisa. Donghae menatap benci pada Chanyeol yang tersenyum padanya. Donghae lalu memutar badannya membelakangi Chanyeol. Rapat kembali dimulai.

***
Cuaca sore hari ini sangat cerah, membuat siapapun tersenyum akibat semilir angin yang menyejukkan. Tak terkecuali untuk Dara dan Donghyun. Keduanya kini berada di taman depan apartemen Yongsan, Dara terlihat sangat sabar menitah Donghyun yang sedang berlatih berjalan. Anak itu terus melangkahkan kakinya secara perlahan, Dara memperhatikannya dengan sangat teliti.

Langkah demi langkah berhasil Donghyun lakukan, sudah hampir 30 menit anak itu berlatih namun semangatnya tak kunjung pudar. Tanpa mereka sadari dari awal ada seseorang yang memantau mereka dari kejauhan. Orang itu adalah Donghae, yang kini bersembunyi dibalik tiang bersemak. Tak sekalipun Donghae memalingkan matanya dari Donghyun. Senyumnya merekah saat melihat Donghyun begitu bahagia.

"Eomma.. Donghyun kesana yaa.. Donghyun kejar eomma.." teriak Donghyun pada ibunya. Dara hanya bisa terkekeh pelan, Donghyun sangat antusias. Saking antusiasnya, anak itu lupa kalau dirinya kini berlari pelan. Donghyun tak sengaja tersandung bebatuan, detik kemudian ia terjatuh. Donghyun terjatuh lumayan keras. Ia tersungkur dan menangis detik itu juga. Melihatnya, Dara langsung berlari kearah Donghyun dan menggendongnya. Sama halnya dengan Donghae, namja itu tidak sadar kalau dirinya sudah berlari secepat kilat saat melihat anaknya terjatuh. Donghyun terus menangis dan itu membuat Dara cemas. Ia menurunkan Donghyun dari gendongannya.

"Donghyun-ah gwenchana ??" baru saja Dara mau memeriksa tubuh Donghyun, kedatangan Donghae membuatnya kaget setengah mati. Namja itu datang tiba-tiba, kemudian mengambil alih tubuh kecil Donghyun dengan nafasnya yang ngos-ngosan. Tanpa berkata apapun, Donghae langsung memeriksa seluruh tubuh Donghyun, memastikan apakah terdapat luka di tubuh anaknya ? Setelah Donghae memastikan tidak terdapat luka apapun pada tubuh Donghyun, ia langsung memeluk dan membelai pelan kepala anak itu. "Lain kali hati-hati ya nak, kau membuat appa jantungan.." ujar Donghae lirih, nafasnya masih tersengal. Walau tak ada luka, Donghae yakin kalau Donghyun pasti sangat terkejut sebab tubuhnya menghantam tanah dengan cukup keras.

"Yakk!! Apa-apaan ini.." teriak Dara sambil mencoba melepaskan dekapan Donghae pada Donghyun. Dara butuh usaha sampai 3x menarik lengan besar Donghae menjauhi tubuh Donghyun, setelahnya barulah dekapan itu terlepas sempurna. Dara langsung menggendong Donghyun dan ia menatap Donghae sinis. "Kau harusnya jangan biarkan dia jatuh. Tubuhnya pasti sakit.." ujar Donghae pelan. Dara mendecih. "Peduli sekali kau padanya ?! Haha.. Yakk!! Pergilah kau sejauh mungkin!! Jangan dekati kami atau aku akan buat perhitungan denganmu!!" ancam Dara dengan bentakkan. Donghae hanya bisa diam saja, ia tak membalas ataupun menyangkal. Dara mendengus sebal. Dengan cepat ia membalikkan badannya dan bergegas membawa Donghyun pergi dari taman ini. Jujur ia jengah terus-terusan bertemu dengan Donghae disetiap kesempatan. Dara sudah sangat muak. Demi apapun ia sangat benci namja itu. Lain Dara lain pula yang dirasakan Donghae. Mata Donghae bertemu dengan mata Donghyun. Keduanya saling menatap. Seperti ada gejolak dalam hatinya, Donghae berjalan amat pelan mengikuti langkah Dara, matanya mulai berair dan tak beralih sedikitpun dari Donghyun. Mereka terus bertatapan sampai akhirnya Dara dan Donghyun masuk kedalam lobby apartemen.

"Ya Tuhan.... Kenapa semuanya jadi seperti ini ?!!" rutuk Donghae pelan sambil mengusap kasar wajahnya. Donghae menendang angin, tanda kekesalan yang berkecamuk dalam dadanya. Ia lalu pergi meninggalkan taman menuju parkiran dan menghilang dari sana.
.
.
.
TBC
.
.
.
VOTE + COMMENT 😎

(DaraHae) The Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang