-2 Bulan Kemudian-
Siang ini, matahari bersinar sangat cerah. Mobil sport dengan atap terbuka berwarna biru sapphire melaju cepat di jalan raya kota Seoul. Disisi lain, seorang wanita berjalan cepat melewati taman kota, sedikit berlarian menuju tempat bekerjanya. Saat dirasa hampir sampai di cafe kopi tempatnya bekerja, tiba-tiba saja cipratan air membasahi sekujur tubuhnya. Wanita itu lantas mematung dengan mulut menganga, ia shock. Paginya hancur hanya karena cipratan air yang ternyata datang dari mobil sport super mahal yang kini terparkir didepan cafe. 'Sialan' upatnya penuh kedengkian.
Seseorang turun dari mobil itu, namun bukan seperti orang biasa. Dilihat dari setelan yang dipakainya, orang itu pastilah anak konglomerat yang hobinya hanya berpoya-poya menghamburkan uang. Setidaknya itu yang terbesit dalam benak wanita ini. Sambil mendengus sebal ia mengikuti arah laju orang tersebut sampai kedalam cafe. Baru ingin memesan minum, wanita tersebut lebih dulu menarik orang itu hingga menghadap kearahnya.
"Heii tuan muda, kau harus tanggung jawab!! Baju kerjaku basah akibat kau tidak hati-hati membawa mobil.."
Sandara Park. Wanita bertubuh mungil namun memiliki suara nyaring yang baru saja sukses mengagetkan Lee Donghae dengan perkataannya yang tiba-tiba. Donghae diam tak merespon, kepalanya hanya ia miringkan sedikit tanda bahwa dia sedang keheranan. Dara mendengus sebal, lelaki ini benar-benar menguji kesabarannya.
"Tak sadarkah kau, kau sudah menyetir ugal-ugalan. Bajuku basah ini. Heii tuan muda, kau dengar aku tidak!!" bentak Dara sekenanya, tatapan tajamnya tak berhenti memandang kearah Donghae. Sedangkan Donghae, dia menoleh kearah sekitar, untung disini agak sepi jadi dia tak perlu khawatir kalau-kalau seandainya nanti akan terjadi bentrok kecil antara dirinya dengan wanita aneh ini.
"Yakk agashi.. Bisakah kau pelankan sedikit suaramu ? Aku tidak tuli.." respon Donghae sekenanya. Sandara mendengus tak percaya, sombong sekali namja ini bathinnya. "Kau memang tidak tuli, tapi kau tidak tau malu.. Arra?!" mendengarnya, Donghae berdehem cepat. Dibukanya kacamata hitam yang sedari tadi menutupi matanya lalu ditatapnya wanita mungil ini. Dara pun juga demikian. Ia melepaskan topi dan kacamata hitamnya, lalu kembali menatap kearah namja didepannya ini. Tetapi setelah itu, tidak ada sepatah katapun terucap dari mulut keduanya. Kedua orang ini hanya saling menatap dengan ekspresi terkejut bukan kepalang. Apa maksudnya semua ini ?.
"KAU !!" teriak keduanya.
Donghae salah tingkah, Dara pun demikian. Alih-alih meributkan soal baju yang terkena cipratan air, mereka malah terkenang kejadian 2 bulan lalu di bar. Ya. Dara lah wanita yang Donghae tiduri pada malam itu. Wanita yang ia renggut paksa mahkota nya hanya karena ia hilang akal, sulit membedakan mana kenyataan mana dunia khayal. Dara memandang jijik pada lelaki borjuis ini hingga sebuah tamparan melayang mulus mengenai pipi Donghae. Bukan sekali, tapi berkali-kali, hingga Dara meneteskan airmata. Donghae tidak melawannya sama sekali, dia hanya diam mematung menerima semua perlakuan itu, dia paham perasaan Dara. Keduanya diam cukup lama. Hingga ibu Donghae, Lee Hanna, datang dan menghentikan aktifitas tangan Dara.
"Yakk!! Mworaguyo ??? Apa yang kau lakukan terhadap anakku ??? Neo michoseo!!!" teriak ibu Donghae dari jarak 2 meter dan kemudian berjalan cepat kearah mereka. Tidak ada respon sama sekali dari keduanya, yang ada hanyalah isak tangis Dara yang menusuk keheningan cafe. Dara menunjuk tepat muka Donghae tanpa kata, hanya ada raut wajah marah luar biasa terlihat disana. Dara perlahan berjalan mundur, ingin meninggalkan namja sialan itu beserta ibunya, namun entah kenapa setelah tiga langkah berjalan Dara malah jatuh pingsan. Donghae dan ibunya panik. Dengan cepat pelayan yang ada disana langsung membantu dan membopong Dara, namun ibu Donghae malah menyuruh sopirnya membawa Dara ke rumah sakit. Sebelum pergi mengantar Dara, ibu Donghae menatap wajah putranya terlebih dahulu. "Ikut ibu, dan jelaskan hal ini di rumah sakit.." dan keduanya pun pergi dari cafe.
***
-At Hospital-
Donghae dan ibunya menunggu didepan ruang ICU, menunggu Dara yang sedang diperiksa didalam sana.
"Donghae-ah.. Jelaskan semuanya pada ibu, siapa wanita itu dan apa hubungannya denganmu ? Kenapa dia bisa menamparmu berkali-kali ? Apa yang sudah kau perbuat terhadapnya ?" rentetan pertanyaan dari ibu Donghae seketika membuat kepalanya pening. Donghae tak mungkin berkata yang sebenarnya kepada ibunya. Bisa mati dia dibunuh oleh ayahnya kalau ketahuan dia dan Dara tidur bersama. Donghae tak langsung menjawab. Ia menghela nafas berat, dia meremas rambutnya menetralisir rasa pening yang tiba-tiba menyerang kepalanya. "Nan molla eomma.. Tapi.." baru ingin bercerita, pintu ruang ICU terbuka. Dokter yang menangani Dara keluar menghampiri Donghae dan ibunya.
"Bagaimana keadaannya, Dok ?" tanya ibu Donghae. Dokter itu tersenyum penuh arti. "Apakah pasien tersebut anak anda ?" ibu Donghae menggelengkan kepalanya. Senyum dokter semakin merekah, ditatapnya Donghae dengan senyum, membuat keduanya terheran. "Arra.. Pastinya dia adalah menantu anda kan, nyonya ?" ibu Donghae semakin dibuat heran. Ia hanya ingin kebenaran, ada apa ini ?. "Katakan saja sebenarnya ada apa, Dok ?" tanya ibu Donghae to the point. "Chukkae.. Menantu anda positive hamil, nyonya. Usia kandungannya sudah 8 minggu. Usia yang sangat rentan terkena resiko karena masih terlalu muda. Mohon untuk memperhatikan kesehatan ibu dan kandungannya. Jangan sampai ibunya kelelahan atau stress karena pasti akan sangat mempengaruhi kondisi tumbuh kembang janin.." mendengar perkataan Dokter, kepala Donghae makin pening. 8 minggu, sama dengan dua bulan. Tepat saat dimana dia dan Dara melakukan hubungan intim di bar, Donghae ingin menolak pikiran itu tapi tetap saja dia tak bisa berbuat banyak. Sementara ibunya, menatapnya penuh emosi. "Jelaskan pada eomma, apa maksudnya ini semua Lee Donghae-ssi???"
***
Suasana hening menyelimuti ruang kerja Presdir Lee. Setelah mendengar semua penjelasan anaknya, Nyonya Lee bergegas mendatangi kantor suaminya dan berinisiatif untuk menceritakannya juga, dengan tujuan agar anaknya bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat. Awalnya terjadi penolakan secara terang-terangan oleh Presdir Lee, mengingat silsilah keluarga Dara yang broken home. Tapi dengan adanya bujukan dari sang istri, ia luluh juga. Namun tetap, kemarahannya terhadan Lee Donghae tidak bisa di tolerir.
"Dimana anak sialan itu sekarang ?" suara serak nan berat Presdir Lee memecah keheningan. "Masih di rumah sakit, menemani calon istrinya disana.." jawab Nyonya Lee. Presdir Lee menghela nafas berat. "Ada-ada saja ulahnya anak sialan itu.." gumamnya kemudian.
***
Dara mengerjapkan mata, perlahan ia membuka matanya. Semuanya putih yang terlihat, sampai ia menoleh kearah kanan, dilihatnya sosok lelaki yang sangat ia kenal juga sangat ia benci. Dara hendak bangkit dari tidurnya tapi dihalangi oleh Donghae. "Yakk.." upat Dara tak terima karena Donghae menyentuh tangannya. "Dokter bilang kau jangan terlalu banyak gerak, istirahat saja.." Dara mendengus kesal. "Tak usah sok peduli terhadapku, aku hanya ingin membuat perhitungan denganmu karena sudah melakukan pelecehan terhadapku dua bulan lalu. Jangan pura-pura lupa tentang hal itu.." nada kebencian terdengar jelas dari ucapan Dara. "Arraseo! Aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahimu.." ujar Donghae santai. Dara terperangah. "Mwo??" sungguh lelaki ini penuh dengan kejutan. "Yakk!! Aku tidak mau menikah dengamu!! Aiisshhh.." jawab Dara dengan raut wajah kesal.
"Apa kau pikir aku mau menikah denganmu ?? Kalau bukan karena anak yang ada didalam perutmu dan karena eomma ku yang mati-matian menyuruhku menikahimu, aku tidak akan bertanggung jawab.. Arraseo!!" ketus Donghae tak kalah bengis. Jujur saja Donghae muak dengan sikap Dara, bukan hanya dia yang dirugikan aku juga rugi karenanya, bathin Donghae. Dara mencerna kembali ucapan Donghae. "Mwo?? Anak?? Maksudnya.. Aku.." ujar Dara terbata, Donghae mengangguk. "Kau hamil. Jadi itulah alasan kenapa aku harus menikahimu.." setitik airmata menetes disudut mata Dara, hancur sudah masa depannya. Rencananya Dara akan melanjutkan pendidikan kuliahnya yang sempat terkendala karena biaya, kini sirna semua. Harapannya untuk hidup lebih baik tidak bisa diteruskan lagi. Sebentar lagi, tidak lama lagi dia akan menjadi ibu dari anak yang bahkan tak dia harapkan kehadirannya. Anak dari hasil hubungan cinta semalam, yang tidak sengaja hadir karena kelalaian, anak yang entah kenapa harus hadir disaat dirinya belum ingin menjadi orang tua sebab trouma akan perceraian kedua orang tuanya.
.
.
.
TBC
.
.
.
Vote + Comment 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
(DaraHae) The Story Of My Life
RomanceBercerita tentang pahit getir kehidupan Lee Donghae dan Sandara Park yang menikah karena sebuah kejadian. Dan kehadiran Lee Donghyun merubah segalanya... . . . ENJOY!!! 😘