01: I Am

3.9K 183 2
                                    

"Aku merindukan mu Nona Kecil," gumang pria itu tepat di telinga Lisa, membuat Lisa semakin erat memeluknya. Terasa dia tidak ingin melepas pelukannya.

"Aku lebih merindukan mu!"

Seketika mereka saling melepas pelukan, dan beberapa tetesan air bening muncul dari mata Lisa mengalir kepipinya.

Pria itu mengusap pelan pipi Lisa dengan ibu jarinya sembari berkata, "Kau tidak berubah, kau masih Adikku yang cengen seperti dulu!" Sedikit nada ejekan dari pria itu. "Sudahlah, jangan menangis lagi! Aku tidak ingin melihat mu menangis Nona, dasar cengen!" Pria itu mendorong kening Lisa dengan dua jarinya lalu tersenyum seakan dia benar.

"Kau memulainya lagi!"

"Baiklah aku minta maaf."

Pria itu mengambil koper yang tadinya di buang oleh Lisa begitu saja. Dia membawa koper itu menuju mobilnya diikuti dengan Lisa yang berjalan di belakannya.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya pria itu sembari membuka pintu bagasi mobilnya dan memasukkan koper Lisa ke dalam bagasi mobil. Memang ekspresi Lisa saat itu tidak bisa di tebak. Terlihat kacau mungkin.

Lisa menjawab dengan wajah dan nada datarnya. "Apa?"

"Kau tidak suka jika aku yang menjemput mu?"

"Tidak."

"Lalu kenapa? Apakah kau ada masalah?"

"Tidak." Masih dengan nada datarnya, seakan-akan tidak ada yang terjadi. Pria itu memiringkan kepalanya bingun.

Prannkkk...
Suara pintu bagasi mobil yang ditutup membuat Lisa tersentak kaget.

"Jangan coba membohongi ku! Aku tau pasti kapan kau berbohong Nona!" Pria itu membuka pintu mobil dan menyuruh Lisa masuk dengan mengarahkan pandangannya sekilas ke dalam mobil.

"Aku tidak berbohong!" Lisa membantah kesal lalu masuk ke dalam mobil.

Pria itu menyusul masuk ke dalam mobil. "Siapa yang mengajari mu berbohong seperti ini? Aku yakin Ibu dan Ayahmu tidak pernah mengajari mu seperi ini. Lalu kau mengikuti jejak siapa sehingga berani berbohong?" Pria itu menyalakan mesin mobilnya dan sekilas melirik Lisa. "Jujurlah kepada ku! Ada apa?" tanya pria itu yang tidak dihiraukan oleh Lisa.

Pria itu memfokuskan pandangannya ke depan dengan menyetir mobil. Dia sempat memarahi Lisa dan bertanya berulang kali tentang apa yang terjadi dengannya, tetapi Lisa tetap diam. Pria itu tak kungjung medapat jawaban dari Lisa.

Tidak ada percakapan di antara mereka. Pria itu dengan sabar mencoba membujuk Lisa agar mau berbicara. Namun hasilnya nihil, Lisa terus membungkam mulutnya.

Dengan nada sayunya, pria itu kembali berbicara, "Kau sebenarnya kenapa? Bicaralah pada ku!" Tutur katanya yang lembut kali ini membuat bibir Lisa terbuka.

"Apakah kau menyayangi ku?"

"Bicara apakah kau ini!" Pria itu membentak Lisa dengan ekspresinya yang mengisyaratkan tidak menyukai perkataan Lisa barusan.

"Jawablah! Apakah kau masih menyayangi ku?"

"Kenapa tidak?" Lisa terdiam sejenak.

Apakah dia benar menyayangi ku? Namun, jika dia benar masih menyayangi ku, apakah hanya dia yang memperdulikan ku?

"Lisa, kenapa kau melamun?" Teguran itu membuat Lisa tersentak sehingga pria itu semakin penasaran dengan apa yang terjadi dengan Lisa sekarang.

"Apakah Ayah dan Ibuku menyayangi ku?" Lisa dengan wajah datarnya hanya menujukan pandangannya kedepan.

First Feeling (The Little Lady and The Crazy Man) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang