21: Forget Jungkook, That Crazy Man

1.3K 102 4
                                    

Sekarang aku bingun dengan tingkah Jungkook yang tiba-tiba berubah. Entahlah, saat aku pingsan dia yang menolong ku. Tapi sekarang dia malah mendiami ku seperti ini, bahkan tidak membiarkan ku mendekatinya walau sedikit saja.

Berbicara kepada ku saja tidak mau, apa lagi menatap ku. Seakan aku adalah seorang yang sangat dibencinya. Sekarang aku bingun. Entah kebetulan atau tidak, aku dan Jungkook bisa berada dalam satu ruangan yang sama.

Suasana menegankan terus menemani ku seperti aku sedang melihat film Thriller. Jungkook tetap saja tidak ingin menatap ku. Dia kembali mengedor-gedor pintu untuk kesekian kalinya. Tetapi tetap saja, dia tidak berhasil.

Dia kemudian mendobrak pintu dengan menghempaskan lengan beserta badannya ke pintu. Tetapi pintunya sangat kuat seolah ada orang yang menahannya dari luar. Jungkook terlihat sudah putus asa, dia benar-benar kelelahan. Telapak tangannya sampai memerah karena terus memukul permukaan pintu.

Dia melempar tasnya ke sembarang arah frustasi. Dia mengacak-acak rambutnya, beberapa buku di rak dia ambil lalu dihempaskan. Amarahnya benar-benar membara sekarang. Bahkan dia seakan menganggap ku tidak ada sehingga dia menghancurkan semua barang di sekitarnya.

Aku tidak bisa membiarkan Jungkook mengacau begitu saja. Semu buku yang dilemparkannya adalah fasikitas swkolah. Dia tidak bisa menghancurkannya begitu saja. Jika buku-buku rusak kemungkinan besar banyak siswa tidak bisa belajar dengan total.

Hanya karena dia terjebak dalam ruangan yang sama dengan ku, Jungkook tidak bisa melakukan semua itu semaunya.

"Jungkook, berhenti!" perintahku, tapi dia tidak menghiraukan ku. "Jungkook, apa yang kau lakukan?!"

"Diam Lisa!" Jungkook berhenti dari kegiatannya dan langsung mengarahkan telunjuknya ke arah ku. "Ini semua karena kau!" teriaknya kepada ku.

"Aku?" ucapku tidak percaya. "Kau tidak bisa menyalahkan orang lain untuk semua ini, termasuk diriku. Aku juga terkunci di dalam ruangan ini, bahkan aku lebih dulu berada dalan ruangan ini daripada kau!" jelasku penuh amarah.

Jungkook berbalik membelakangi ku. Terilahat jelas dia masih kesal, tapi aku juga kesal karena tiba-tiba menyalahkan ku tanpa sebab. Dia berkata kasar kepada ku, bukankah tidak seharusnya pria kasar kepada wanita.

"Jungkook, apa yang terjadi?" tanyaku sesaat. Dia terdiam, tidak menjawab dan tidak bersuara. "Jungkook, kesalahan apa yang kulakukan sampai kau bersikap seperti ini kepada ku?"

"Diamlah, Lisa. Jika aku meminta mu untuk diam, diam saja!" bentaknya. "Aku sangat tidak ingin bertemu dengan mu, tetapi bagaimana bisa aku masuk ke dalam ruangan ini."

"Kau tidak ingin bertemu dengan ku?" ucapku dengan suara yang lemah.

Aku berbalik membelakangi Jungkook. Aku memegan dada kiriku, aku merasakan sesak yang luar bisa, badanku melemah seketika, rasanya kepalaku sangat pusing. Seingatku, aku sudah sembuh dari penyakitku. Yang kutakutkan penyakit itu datang lagi.

Benar-benar sakit hingga aku ingin menangis. Tapi aku tidak bisa menangis di sini. Aku berusaha keras menahan sakitku bagaimanapun caranya. Aku melirik Jungkook, dia masih berusaha membuka pintu.

Seketika aku mendengar suara nyaring seperti kunci yang dipantul-pantulkan. Jungook yang awalnya terdiam duduk di lantai dengan rasa putus asa, sekarang dia sudah berdiri di depan pintu sembari bertetiak dan menggedor-gedor pintu.

Pintunya benar-benar terbuka, aku melihat Yoongi masih memakai seragam sekolah dengan tas yang digendong sebelah.

"Berapa lama kalian terkunci di sini?" Yoongi menatap ku dan Jungkook seperti seorang yang sedang menginterogasi.

First Feeling (The Little Lady and The Crazy Man) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang