Lisa POV
Badanku terasa berat, benar-benar membuat ku tidak bisa menggerakkan badanku sendiri. Kulihat sekelilingku, aku berada dalam ruangan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Sangat sunyi sehingga aku bisa mendengar suara langkah kaki yang berasal dari satu ruangan di dalam ruangan itu sendiri.
Seorang wanita cantik memakai baju lab putih bersih keluar dari ruangan di mana aku mendengar suara langkah kaki tadinya. Aku terpesona dengan kecantikannya, dia terlihat sangat anggung. Dia berjalan dengan senyuman lembut ke arah ku yang masih berbaring.
Aku melihat seragam sekolah ketika baju lab yang dia kenakan sedikit terbuka. Tidak salah lagi, dia pasti siswa. Dia mendekati ku lalu kembali tersenyum. Senyumannya benar-benar bisa membuat siapa saja tenang jika sudah melihatnya, aku bisa memastikan itu.
"Kau masih merasa sakit?" ucapnya membuat lamunanku buyar seketika.
Aku langsung bangun dari posisiku yang sebelumnya tertidur. Aku tidak menyadari bahwa aku masih merasakan sakit di perutku. Tapi saat itu aku tersentak sehingga aku langsung bangun. Kembali, aku merasakan sakit perut, walaupun tidak separah sebelumnya.
Wanita itu terkekeh. "Ada apa?"
"Ma-maaf," ucapku gelagapan.
"Baiklah, tunggu sebentar di sini," suruhnya sesaat lalu pergi keluar ruangan meninggalkan ku.
Aku kembali terpanah olehnya, benar-benar cantik.
Tidak lama, pintu kembali terbuka. Aku melihat wanita itu berjalan masuk ke dalam ruangan bersama dengan Yoongi. Yoongi awalnya menatap ku tidak percaya. Wajahnya terlihat sangat ingin memarahi ku.
Aku meremas kaki seragam ku dan menunduk tidak ingin menatap Yoongi.
"Katakan, kenapa kau bisa terjatuh di dalam toilet?"
Aku tersentak mendengarnya berkata kasar kepada ku. Aku benar-benar ketakutan. Antara berbohong atau jujur. Jika aku juju dan mengatan apa yang terjadi sebenarnya, kemungkinan besar Yoongi tidak bisa mengontrol emosinya.
Dia bisa saja langsung pergi menghampiri orang yang telah membuat ku terjatuh dan pingsan. Pria atau wanita sama saja, dia tidak pernah membeda-bedakan siapa yang akan dia beri pelajaran.
Sekarang yang kupikirkan adalah bagaimana aku bisa menghindar dari emosi Yoongi, begitu juga orang yang telah membuat ku pingsan. Hanya ada satu pilihan aman, mungkin jika aku berbohong itu akan meredahkan emosi Yoongi. Setidaknya dia tidak akan melampiaskan emosinya ke sembarang orang.
"Lisa!" Aku kembali tersentak. "Katakan!" Yoongi menuntut jawaban dari ku.
"A-aku," ucapku tergantung.
"Sudahlah..."
Aku terdiam mendengarnya ikut berbicara. Maksudku mendengar wanita itu, aku benar-benar terpaku dengan pembawaannya yang lembut. Dan dengan dia ikut angkat bicara, itu membuat Yoongi terlihat menenangkan dirinya.
"Kau seharusnya tidak seperti ini, adikmu baru saja bangun dari pingsan. Bukannya menghawatirkan keadaannya atau memberinya perhatian, kau malah menginterogasinya," jelas wanita itu menatap Yoongi lekat. "Tidak seharusnya kau melakukan itu," lanjutnya menasehati.
Aku menatap wanita itu tidak percaya. Dengan kata-katanya yang lembut, dia dengan mudahnya bisa membuat emosi Yoongi mereda. Aku saja terkadang merasa tidak yakin bisa melakukan hal yang sama kepada Yoongi di saat-saat seperti ini.
Disela-sela aku memperhatikan mereka berdua, wanita itu kemudian mendekat ke arahku. Dia perlahan menunjukkan lengkungan di bibirnya yang sangat indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Feeling (The Little Lady and The Crazy Man) ✔
Hayran KurguEND "Perasaan pertamaku menjadi kisah cinta yang menyedihkan..."