Kelj fel

3K 418 17
                                    


Aku akan melindungimu di sampingmu

Tempo - EXO


Christian menguap untuk kesekian kalinya. Ia mengusap matanya lalu berdiri untuk membuat segelas kopi, padahal ia sudah menghabiskan dua gelas kopi tadi.

Setelah selesai, ia kembali duduk diatas kursi di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul dua dini hari dan Christian belum tidur sama sekali. Itu bukan hal yang baru baginya.

Matanya kembali berhadapan dengan layar laptopnya. Ia lalu mengetik sesuatu disana, ekspresinya terlihat serius.

Pintu diketuk lalu didorong dari luar, Aaron adalah pelakunya.

"Bagaimana?" Tanya Christian.

Aaron mengambil posisi untuk duduk dihadapan Christian. "Kami masih harus menyelidiki beberapa hal lagi, tapi kami jamin akan menemukan mereka secepatnya."

Christian mengangguk lalu membaca kertas yang dibawa oleh Aaron.
"Ah iya, aku mau menanyakan sesuatu padamu." Ujarnya tiba-tiba.

Kening Aaron mengernyit, "soal apa?"

"Apa kau masih menyelidiki Zeline?" Tanya Christian.

"Iya, kami masih melakukannya. Dan harus aku akui jika mencari tahu hal tentang Nyonya Zeline adalah hal yang sangat menantang," Jawab Aaron.

"Kenapa?"

"Ada banyak hal yang tersembunyi tentang dirinya."

"Seperti?"

"Sederhana, alasan dia tiba-tiba pindah ke Budapest kami masih belum menemukannya, juga tentang masa kecilnya. Kami masih belum menemukan hal itu." Jelas Aaron.

"Apa menurutmu Zeline adalah orang yang jahat? Maksudku dia bisa saja adalah orang yang dikirimkan musuh untuk masuk kesini, kedalam anggota Park."

"Tidak, Nyonya tidak terlibat dengan siapapun sebelum akhirnya dia dijebak Thomas untuk bertemu dengan Steven."

"Kau yakin?"

"Ya, aku sangat yakin!" Tegas Aaron.

Christian mengangguk.


***


Richard menggenggam erat tralis yang terpasang di balkon kamar Zeline. Ia lalu menghirup dalam asap rokok yang tersumpal di mulutnya lalu mengeluarkan asap itu dengan santai.

Ia belum tidur sedari tadi. Tepatnya saat Alex membangunkannya dari mimpinya.

Richard sudah sangat lama tidak memimpikan itu. Memimpikan seorang pria tua yang dia panggil 'ayah'. Cih, bahkan Richard benci panggilan itu. Lagipula, pria itu sudah mati sekitar empat tahun lalu ditangannya sendiri.

Tanpa diminta, otaknya mengumpulkan kembali kepingan masa lalunya. Masa yang sebenarnya sudah Richard kubur sangat dalam, namun sekarang malah memaksa keluar dan memenuhi ingatan Richard.

Pria itu memejamkan matanya dan menghela nafas. Ia jatuhkan rokoknya yang masih panjang dan menginjaknya hingga asap rokoknya mati dan rokok itu sudah tak berbentuk lagi.

Dia memasukkan tangannya pada saku celana dan menatap ke arah langit yang sangat gelap. Tak ada bulan atau satupun bintang disana. Hanya langit yang dipenuhi dengan tinta hitam.

Richard menundukkan kepalanya dan menatap kearah depan. Ia melamun sekarang. Terkadang dia ingin bebas dari semua ini dan hidup seperti orang-orang pada biasanya. Munafik jika dia bilang bahwa dia sangat bahagia dengan semua yang dia punya sekarang. Karena meskipun harta yang dimilikinya tak akan habis dengan mudah, kekuasaannya luas, dan kedudukannya tinggi, saat ia akan memejamkan matanya untuk beristirahat hanya ada satu yang dia rasakan.

VERHETETLEN (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang