Elfelejt

2.6K 386 17
                                    

Ingatlah bahwa aku mencintaimu
Meskipun aku tak bisa melihatmu lagi
Karena aku mencintaimu
Karena aku mencintaimu
Aku mencintaimu aku mencintaimu

I love you boy - Bae Suzy





Berusaha berdiri tegap walau dengan lutut yang gemetar. Zeline merasa dunia yang tadinya sangat bising kini mendadak hening. Pikiran dan jiwanya seolah melayang pergi entah kemana.

"Zeline duduk dulu," Christian menarik lembut lengan wanita itu. Zeline menurut, bukan karena mau tapi karena tubuhnya serasa tidak punya tenaga lagi untuk melakukan apapun.

"Dia akan baik-baik saja," bisik Christian seraya mengusap tangan Zeline. Berusaha membuat wanita itu tenang sebisanya.

Zeline menunduk, dia sudah tidak menangis lagi tapi kebisuannya membuat semua orang yang ada disana gelisah. Tak terkecuali Christian.

Pria itu lalu melemparkan tatapannya ke pintu ruang operasi yang lampunya masih berwarna merah, tanda operasi belum selesai. Padahal ini sudah lima jam lamanya sejak Richard dimasukkan kedalam ruangan itu.

"Dia sakit? Dan dia tidak memberitahuku?" Tanya Zeline kemudian dengan suara yang parau. Tenggorokannya sebenarnya sakit karena terus menangis selama tiga jam lamanya.

Fakta yang baru dia ketahui saat dia juga ikut mengantar Richard ke rumah sakit dengan ambulan, membuat Zeline merasa tertampar.

Sebuah tumor bersarang di otak lelaki itu. Semua orang tidak ada yang tahu, Richard menyimpan semuanya sendiri. Pria itu menahan rasa sakitnya sendiri. Tidak ada yang tau kecuali Sean yang setiap bulannya memberikan obat untuk lelaki itu.

Christian sendiri baru mengetahuinya  saat dia tidak sengaja melihat surat dari rumah sakit di ruang kerja lelaki itu. Christian tidak sempat membukanya karena Richard lebih dulu masuk. Baru, pada saat dilain kesempatan dia berhasil menemukan surat itu.

"Dia bahkan tidak memberitahu siapapun," balas Christian dengan suara pelan namun bisa didengar dengan baik oleh Zeline.

"Niall dan Alex akan kembali malam ini," ujar Brayn yang baru kembali. "Makanlah dulu ya," Brayn memberikan makanan yang dia bawa pada Zeline.

"Kau harus tetap sehat, Richard pasti tidak akan suka melihatmu sakit. Apalagi kau sedang hamil," bujuk Christian dengan lembut.

Karena terus dibujuk oleh Christian dan Brayn, Zeline akhirnya mau untuk memakan makanan yang dibawa Brayn. Gerakannya pelan sekali seolah dia setengah hati melakukannya. Meski begitu, Christian dan Brayn tetap senang karena Zeline mau mendengarkan mereka.

"Aku minta maaf, seharusnya aku tidak pergi begitu saja," Zeline kembali berujar dengan paraunya.

"Hei," Brayn menggenggam tangan Zeline dengan cukup erat. "Semuanya pasti akan melakukan hal yang sama jika berada di posisimu saat itu. Kau kecewa dan terluka karena Richard dan wajar saja jika kau pergi darinya. Tapi aku sangat berterimakasih padamu, karena kau masih peduli padanya."

"Aku akan selalu peduli padanya Brayn," balas Zeline dengan lirih. "Veera kemana? Apa dia sudah diberitahu?"

"Dia bukan Veera," jawab Christian. "Dia hanya seorang perempuan yang menjadi Veera dan menghancurkan segalanya."

"Lalu dimana dia sekarang?" Tanya Zeline lagi.

"Ada ditempat yang aman," sahut Christian.

"Zeline," panggil Safira yang baru saja datang. "Jangan khawatir, Tuan orang yang kuat," ujarnya menenangkan Zeline yang kini mulai kembali menangis di pelukannya.

VERHETETLEN (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang