Gabut sumpah
.aku hanya bisa berharap,tanpa bisa melakukan nya dan ku harap kamu akan mengerti betapa sulit nya menjadi aku
.
Normal POV
tampak seorang pria berseragam SMA shingeki dengan coat hitam nya itu tampak menunggu seseorang di taman sekolah elite itu dengan wajah datar nan dingin seperti wibawa nya itu ia duduk di temani cokelat panas yang mengepul dari cup medium itu menunggu seseorang berambut karamel menghampiri nya beberapa menit lamanya sesudah ia duduk disana,gadis bersyal lusuh berwarna merah dengan rambut pendek itu tetap memperhatikan mereka dari jauh sembari menahan dingin nya angin malam yang merusuk ke tulang nya itu walau sudah terhalang coat mahal nya.
"jadi apa yang kamu mau bicarakan?" tanya levi si pemuda yang menjadi subjek si Gadis berambut caramel itu merona malu dengan levi yang masih diam seribu bahasa setelah bertanya pada gadis itu,"maaf aku terlambat" ujar petra pada levi pelan "maaf petra tapi..bisa kau cepat?" Tanya levi melirik jam tangan nya sekilas "ah ya,maaf...sebenar nya aku sudah lama suka kamu,mau kah kamu jadi pacarku?" ujar petra blak-blak kan karena sangat malu dengan levi.
Gadis bersyal merah yang masih mengintip itu merasa tertohok pada ajuan cinta untuk senior yang terkenal akan dingin itu berharap menolak nya,"maaf petra,tapi aku belum bisa menerima mu" ujar levi datar membuat perempuan itu menangis berlari menjauh,sebenar nya laki-laki itu tidak bisa menyakiti perempuan yang juga sebenarnya ia dulu sukai namun kini ia sudah tidak memiliki perasaan setelah tahu gadis nya juga menembak orang lain.
Mikasa bersorak dalam hati dan tiba-tiba ponsel nya berdering kencang membuat levi menoleh ke arah sumber suara dibalik semak-semak,"ugh sial!" batin mikasa mencoba mematikan ponsel nya dari panggilan kakak laki-laki nya itu."mengintip ya?" suara baritone itu mengejutkan mikasa,"euhm-aku mencari bahan untuk karya ilmiah-ku" ujar mikasa langsung bangun dari jongkok nya sembari menahan pusing sembari memasang wajah datar.
"untuk apa gadis seperti mu mencari bahan untuk eksperimen,bukan nya kamu bisa membeli nya?" ujar levi menjauh dari gadis itu."hei!aku juga bisa mencari nya sendiri!menyebalkan" ujar mikasa sembari mengejar levi mengikuti laki-laki itu ke belakang sebuah gedung bertingkat disebuah daerah pertokoan,"huh ternyata kamu bekerja disini ya?" ujar mikasa menatap toko itu.
"bukan urusan mu" ujar levi pada junior yang sering dekat dengan nya itu,"gadis sepertimu yang sudah ditakdirkan kaya sebaiknya diam dirumah tidak seperti ku,ok?" ujar levi datar menepuk rambut mikasa dan masuk ke dalam ruang shift nya meninggalkan mikasa disana.mikasa hanya bisa tersenyum pilu,dengan kehidupan yang monoton sebagai model terkenal dan anak dari perusahaan ternama serta memiliki suara yang bagus membuatnya menjadi emas,dan menurut mikasa itu membosankan.
levi meninggalkan dipintu belakang dengan senyum tipis mengingat junior yang dekat dengan nya karena partner dalam klub yang mereka ikuti,memang mikasa sering berujar hal bodoh.
Mikasa tersenyum miring,"halo?jemput aku didepan café edenline"
.
"mikasa?!" seru seseorang yang merupakan teman nya yaitu sasha dan annie yang juga berkerja disana,mikasa mendesis tajam pada mereka yang tengah terkejut bagaimana bisa seorang mikasa Ackerman seperti dia yang sudah populer,kaya dan cantik sepertinya menyamar sebagai gadis culun dengan kacamata bingkai hitam dan menambahkan bintik hitam didaerah hidung nya sebagai flek hitam samar dan model culun dengan rambut yang indah itu.
itu membuat nya menjadi imut bukan nya culun (walaupun itu memuat unsur itu) sasha dan annie tetap menganga "bukan mikasa asli,bukan--" ujar sasha menunjuk mikasa yang tersenyum culun,"salam kenal aku miaka jea,mohon bantuan nya senpai" ujar mikasa terseyum manis.beberapa saat kemudian para perkerja masuk termasuk levi.
"ah anak baru ya?" ujar hanji pada mikasa yang kini sudah menggunakan pakaian kerja nya,menoleh pada sumber suara yang dibelakang nya hanji terdapat levi yang dengan cepat ia sudah menggunakan pakaian nya,"miaka jea senpai,salam kenal" ujar mikasa membungkuk dengan senyum dan melirik levi sekilas dan berjalan keluar lavi hanya menatap gadis baru dengan datar "seperti nya aku pernah lihat..." guman pria itu setelah melihat wajah 'miaka'
.
mikasa kini merasakan kesibukan yang lebih menyenangkan daripada sekedar bergaya,flash kamera,bernyanyi diberapa acara atau lain nya,mengenal levi menurutnya adalah suatu kebahagian yang tidak tergantikan saat ia masuk klub sains yang beranggotakan sedikit karena banyak yang keluar akibat tidak lulus masuk eskul yang dipimpin Mr.ethan yang pintar nan ramah itu.
mereka menjadi dekat karena mereka adalah partner dalam klub dan sekaligus musuh yang saling benci dan meremehkan,levi kini memperhatikan gadis baru itu yang tampak sangat cekatan dalam melayani belum lagi wajahnya yang culun dan imut itu serta tubuhnya yang ideal mencuri beberapa perhatian para lelaki.
"levi-senpai?" tegur gadis itu didapur yang tampak menyiapkan dessert yang dipesan pelanggan berambut cokelat beriris hijau itu,"ah ya?" tanya levi padanya gadis itu hanya tersenyum kecil lalu pergi setelah membuat levi merona.levi mengintip gadis itu dengan pelanggan tadi tampak dekat mebuat perasaan levi terotak-atik itu.
"apa itu pacarmu?" tanya levi setelah jam pulang para perkerja,gadis itu menoleh sembari tersenyum
"bukan,ia kakak ku..mau pulang bareng?"
-TBC-
Author gabud :>
Hai ges
Nungguin ya?hahaha sengaja :)
G seru emg digantung,tapi biar para readers panas dingin liat nya :}
Btw,stay tune on it ya!!
(Klo mo challenge ato request bilang aja y:>)lop gabut thor =>
KAMU SEDANG MEMBACA
don't cry 'cause me
Hayran Kurgu[Beberapa chap rate M] Spin-off (?) Dari "Oneshoot Time" yang unpublish :) - walaupun sad line ttp happy ending kok ;) . so, hope u all enjoy ¤ bunthebread ¤