41(bangunlah sayang)

1.1K 113 15
                                    

1 minggu sudah lesti terbaring dalam tidur nyenyaknya.. Fildan masih setia mendampingi sang istri.. Rasa cintanya begitu besar.. Fildan mengerutuki kebodohannya karna pernah membuat lesti menangis..

Sekarang fildan mulai merasakan arti kehilangan.. 2 hari lalu fildan sudah berkerja kembali.. Fildan merasa sangat hampa. Biasanya setiap pagi dia di suguhi pemandangan indah ketika istrinya memasak..

Dia merindukan omelan istrinya jika dia selalu mengganggu reiva.. Dia rindu di suapi.. Di rindu tidur memeluk tubuh hangat.. Dia rindu sebelum tidur lesti selalu memainkan rambut fildan.. Fildan sudah seperti anak kecil yg kehilangan ibunya..

Kebiasaan lesti selalu tercipta di setiap lorong rumah.. Rumah yg ramai berubah sepi.. Fildan juga melihat kamar yg berantakan dengan pecahan kaca dimana-mana bahkan foto mereka sudah hancur.. Fildan merasa dia paling bodoh karna membiarkan istrinya depresi dengan tuduhan yg tak beralasan..

Fildan mengganti foto dengan bingkai baru.. Di di pajang di atas tempat tidur mereka.. Fildan juga banyak mengganti barang yg rusak di kamar..  Banyak sekali tisu di tempat sampah dan darah mungkin lesti mimisan saking dia depresinya.. Fildan membuka gordeng kamar biasanya cahaya masuk dan menyorot ke arah tempat tidur dan biasanya pemandangan indah kembali tercipta ketika itu lesti sedang memakaikan pakaian untuk putrinya..

Kini ketika fildan membuka gordeng rumah sakit dan cahaya masuk.. Fildan hanya melihat wajah pucat istrinya.. Fildan mendekati istrinya dan mencium keningnya"selamat pagi sayang.. Bangunlah dan lihatlah aku yg merindukanmu"

Suster pun masuk kamar istrinya "selamat pagi pak.. Selamat pagi buk lesti.. Kita ganti dulu ya pakaiannya"

"Sus apa boleh saya bantu mengganti nya"

Suster mengangguk"tentu boleh pak.. Bapak kan suaminya"

Fildan pun membantu suster mengelap tubuh lesti.. Fildan melihat luka tusuk yg ada di perut kiri istrinya.. Fildan sempat meringis dan menitikan air mata ketika suster mengganti perban istrinya. Setelah itu fildan menggantikan pakaian lesti dan memakaikan jilbabnya kembali.. Lesti sangat istiqomah dalam berhijab jadi fildan harus memasangkan hijab krtika sang pemilik raga tak mampu memasangnya.. Langkah cantiknya sang istri meski pun wajahnya masih saja pucat..

"Sudah selesai pak.. Saya permisi dulu"

"Yaaa terima kasih sus"

"Sama-sama"

Suster pergi.. Fildan kembali duduk sambil memegangi tangan istrinya "sayang tau gak reiva memanggil mommynya terus.. Dia rindu km.. Setiap malam sebelum mama setelkan vidio km reiva tak bisa tidur.. Hahh sayang aku juga rindu.. Km gak rindu apa sama aku.. Sama reiva.. Bangun yuk.. Pegel tidur terus.. "

Ada perasaan sedih mendera fildan namun dia tahan dengan mengeratkan genggamannya"sayang sudah cukup km siksa aku seperti ini..  Aku tidak sanggup melihat km seperti ini.. Aku lebih baik km pukul, km lempar panci ,km suruh tidur di sofa.. Aku iklas asalkan km bangun.. Ayo marahi aku lagi.. Aku rindu saat km marahi aku.. Sayang bangunlah aku mohon.. Aku merindukan km.. Kita semua merindukanmu.. "

Fildan memegang tanganya lesti lalu di pukulkan kepipinya sendiri "aku ingin pukul aku karna aku cengeng.. Ayo pukul aku sayang.. Bangunlah sayang bangunlah"

Fildan akhirnya menangis juga.. Dia tak sanggup melihat lesti tertidur lebih lama lagi.. Jika bisa dia lebih baik di hukum dengan pukulan hingga wajahnya babak belur dari pada menyaksikan istrinya tak berdaya seperti ini.. Hati fildan sangat sakit sekali.. Namun bagi fildan hati istrinya lebih sakit ketika dia menyakitinya.

Bersambung

Singel Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang