2. kenapa dia bisa tau isi pikiranku?

283 26 54
                                    

"Tae! Lu kenapa sih?" Tanya Jimin

"Gua kesel sama si Jin Jongkok itu. Lagian lu juga tau kan, gua itu yang paling ganteng disekolah dan cewek juga pada merhatiin gua. Tapi, semenjak ada si Jongkok semua berubah hyung. Tadi aja pas gua mukul meja, yang laen pada cuek." Curhat Taehyung panjang lebar

"Gua tau cara ngebales si Jungkukuruyuk." Kata Jimin lalu membisikkan sesuatu di telinga Taehyung.

"Hahahaha!" Tawa Taehyung sambil menutupi sedikit wajahnya dengan tangan. "Gua suka ide lu hyung."

Sementara itu di kelas, Jungkook masih sempat-sempatnya melirikku di tengah keramaian para gadis yang minta nomor telepon nya.

'Dasar orang kurang kerjaan! Masih sempat-sempatnya dia ngelirik gua. Ngefans kali ya?' Batin ku sambil membaca buku.

Teeeeet~

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa, aku jajan di kantin dan langsung pergi ke perpustakaan.

Di perpustakaan, aku mengambil beberapa buku untuk dibaca. Namun, aku merasa ada yang aneh didepan sana. Ternyata itu adalah Jungkook si murid baru dan Yoongi kakak kelas ku.

Mereka terlihat sangat akrab. Karena itu, aku mendekati mereka.

"Tuh si Kokok ngapain sama bang gula? Hmmm... Ada yang gak beres nih! Atau jangan-jangan, mereka emang udah saling kenal?" Kata ku sambil memegang buku dan agak mendekati mereka.

Aku mendekati mereka sambil menutupi wajahku dengan buku dan menguping pembicaraan mereka.

"Pangeran, kamu semakin tinggi sekarang. Perasaan, terakhir kali aku liat kamu, kamu masih di bawah aku loh!" Kata Yoongi sambil mengelus rambut Jungkook lembut.

"Iya lah! Kan aku sekarang udah gede." Kata Jungkook dengan masih memegangi bukunya.

"Umur kamu berapa sekarang?" Tanya Yoongi.

"Two hundred twenty one. Nanti September jadi two hundred twenty two." Jawab Jungkook menggunakan bahasa campuran.

"WHAT! APA KATANYA TADI? UMURNYA TWO HUNDRED TWENTY ONE?" Teriakku karena kaget dengan jawaban dari Jungkook.

Aku berteriak sangat kencang. Lalu menutup mulutku dengan kedua tanganku dan menjatuhkan buku yang ku pegang. Sontak hal tersebut membuat mereka menengok kearah ku.

'Sial! Mereka liat kesini lagi!' Batinku. Lalu aku berlari sekencang-kencangnya menjauhi mereka berdua.

'Itu maksudnya apaan sih? Kok, bang agus manggil si Kokok pangeran? Pangeran apaan coba? Kelinci, kucing, kelelawar, kepiting, kuda, kambing, kecoa, kutu, atau ketombe?' Benakku bertanya-tanya hingga ada suara yang mengagetkan ku.

"Aku itu pangeran yang ngelepas kutukan tuan putri. Dan putri itu adalah kamu." Kata seseorang di belakangku.

Aku yang mendengar itupun langsung berbalik badan dan kudapati Jungkook dibelakang ku dengan smirk nya yang khas.

"Annyeong!"

" Lu lagi! Lu lagi! Tadi di kelas lu ngeliatin gua mulu. Sekarang lu mau ngikutin gua gitu?" Tanya ku dengan nada kesal.

"Ya, iyalah! Masa ya, iya dong? Bayi aja di belah bukan dibedong!" Katanya asal.

"Gelo!" Kata ku singkat lalu pergi meninggalkannya.

Teeeeeet~

Bel masuk berbunyi dan semua murid kembali masuk kelas. Kali ini pelajaran IPS dan untungnya Bu Vivi yang mengajar masuk hari ini. Namun, seperti biasa. Jungkook selalu memperhatikanku.

Blood sweat and tearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang