23 - Elemen

15.5K 1.1K 25
                                    

Setelah membaca pikiran mr. Arnold, Sela kembali mencari orang yang ingin dia baca pikirannya, sambil menunggu giliran nya.

Saat matanya melihat lihat murid-murid lain, matanya tertuju pada Selena.

'Hemm...., aku penasaran apa yang lagi di pikirkan oleh kuntilanak 2 itu ya' pikir Sela yang menyebut Selena adalah kuntilanak 2. Ya itu adalah julukan Sela untuk Selena

("Wah... Sela julukan kamu bagus 👍" author.
"Tentu saja, emang author pingin dibuatin julukan juga" Sela
"Boleh, asal julukan nya bagus" author.
"Hmm... , nanti aku pikirin" Sela.)

Kembali ke cerita

Sela pun memfokuskan pikirannya pada Selena, dan berhasil.

'Gue gak sabar pingin lihat jal**g sialan itu, emang dia bisa ngeluarin elemen nya, kan ini pertama kali dia menggunakan elemen, haha... ' pikiran Selena yang Sela dengar membuatnya tersenyum.

'Oh..., oke kalau itu maumu kuntilanak 2' pikir Sela sambil tersenyum miring.

"Kenapa " suara Leo yang mengejutkan Sela membuatnya berhenti membaca pikiran kuntilanak 2 itu.

"Apa! " jawab Sela ketus, bagaimana tidak dia kan ingin sekali mendengar celotehan kuntilanak 2 itu.

"Ku tanya kenapa senyum senyum, kesambet? " tanya Leo.

"Gak! " jawab Sela mengacuhkan Leo.

"Tuh kamu dari tadi di panggil mr. Arnold " ucap Leo.

"Sela, Silahkan maju tunjukan elemen mu" ucap mr. Arnold.

Sela pun maju dengan santai, murid-murid pun semakin penasaran dengan elemen milik Sela seperti apa.

Tapi saat Sela maju ada seseorang yang memandangnya remeh, siapa lagi coba kalu bukan Selena si kuntilanak 2 itu, tapi itu tak berpengaruh sama sekali untuk Sela.

'Gue bakal buat kuntilanak 2 itu terkejut' pikir Sela yang melirik Selena.

Karna Sela pernah ngasih tau bahwa elemen nya hanya es, api, dan petir pada teman-teman nya, maka dia hanya akan menggunakan itu saja, tiga elemen itu sudah cukup bagi Sela untuk beraksi.

Tanpa basa basi Sela pun langsung menggunakan elemen es nya, yang berubah menjadi kepingan kristal yang berhamburan di dalam kelas secara teratur.

Lalu Sela menjentikan jari nya, lalu di dalam kristal itu terdapat api biru yang menyala.

"Ha.....!, api biru!" ucap semua murid terkejut plus kagum karna dapat melihat api biru yang di anggap jarang bisa di temukan dan di miliki oleh orang-orang.

"Bagaimana mungkin! " suara seorang perempuan yang sangat dia kenal terdengar di telingga Sela, yang membuat ujung bibir manis Sela terangkat sedikit. Ya, suara tadi adalah suara milik Selena.

Tak sampai pada situ saja, Sela kembali melanjutkat pertunjukannya, dia mengarahkan telunjuk nya pada salah satu kristal nya itu lalu.

Srett....

Prtir keluar dari telunjuk Sela dan mengnai salah satu kristal, kristal yang terkena petir itu pun mengeluarkan listrik.

Lalu listrik itu menarik semua kristal yang ad, dan membuat nya menjadi satu, yaitu menjadi seperti sebuah bintang besar yang bercahaya biru terang.

Sela pun kembali menjentikan jarinya lagi, lalu bintang itu pecah dan pecahannya itu membentuk bintang bintang kecil yang berjatuhan dari langit-langit kelas, yang akhirnya membuat kelas seperti sedang dihujani bintang kecil berwarna warni.

Semua orang pun berbinar binar melihat itu, mereka seperti berada di malam hari dengan bintang jatuh yang berjatuhan.

Setelah semuanya menghilang kelas pun bergemuruh dengan suara tepuk tangan dari murid murid bahkan mr. Arnold memberikan standing applause nya. Tapi Sela melihat ada seorang perempuan yang melihatnya dengan penuh amara, kesal dan kebencian, siapa lagi kalu bukan Selena.

'Marah ya atau iri sih, oh salah sepertinya kedua-duanya deh' suara Sela itu muncul di telinga Selena, saat Selena ta, bahwa itu adalah suara Sela, seketika muka nya merah padam menahan amarah nya itu.

Sepertinya Sela telah menggunakan telepati nya tanpa iya sadari sedikit pun.

Sela sebenarnya juga binggung bagaimana bisa dia dapat menggunakan elemen nya dengan sangat mudah dan lancar seperti telah terbiasa padahal ini adalah kali pertamanya menggunakan elemen nya.

'Itu karna kamu telah menyatu dengan kami' Sela, dan juga ini sebenarnya bukan pertama kali nya kamu menggunakan elemen mu' tiba- tiba suara Clara muncul di kepala Sela.

'Eh.... Clara kamu kah itu? ' tanya Sela.
'Iya, ini aku' jawab Clara.

'Bisa kamu jelaskan lebih rinci lagi' pinta Sela pada Clara.

'Bisa, tapi lebih baik kamu duduk dulu' ucap Clara.

Sela tidak menyadari bahwa dari tadi dia masih berdiri di depan kelas.

Sela pun kembali ke tempat duduk nya tanpa meminta izin mr. Arnold,  setelah dia duduk Sela meminta Clara untuk menjelaskan bagaimana dia bisa dengan mulus menggunakan elemen nya.

Baru saja Clara ingin menjawab tapi keduluan bel istirahat berbunyi.
Kring... Kring... Kring...

'Nanti saja aku menjelaskannya ya Sela ' ucap Clara.

'Iya, aku juga mau makan siang nih' balas Sela.

Pembicaraan Sela dan Clara pun terputus.

"Baik anak anak kelas hari ini sampai di sini saja, nanti kita lanjutkan lagi di lain hari" ucap mr. Arnold menutup kelas nya hari ini.

"Baik mr" jawab semuanya, sementara Sela dia hanya diam, dan Leo dia menjawabnya malas.

"Selamat menikmati makan siang kalian" ucap mr. Arnold sebelum keluar dari kelas.
.
.
.
.
.
.
.
Next
______________________________

Jangan lupa vote and comment nya

The Savior of the Magic World "Crystal Academy" (END) [SDH PERNAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang