6

4 1 1
                                    

Joey terkejut dan khawatir. Dia baru saja mendapat pesan bahwa ibunya masuk rumah sakit, dia ingin bergegas menuju rumah sakit, tapi cuaca tak mendukung, dia juga tidak mungkin membiarkan gadis itu sendirian.

Ok|
17.37
Read

Tak lama, ada sebuah mobil yang berhenti dihadapannya, ia sangat yakin bahwa itu adalah keluarga dari gadis yang pingsan sejak tadi. Pria itu keluar dari mobil dan menghampiri Joey.

"Kenapa adek gue bisa kaya gini?" tanyanya

"Gue ga tau bang, tadi dia nangis-nangis abis itu pingsan" jawabnya sejujur mungkin.

"Oh, ok thanks udah jagain adek gue, yaudah gue cabut ya" Pria yang disebut "bang" oleh Joey itu langsung pergi membopong gadis itu. Joey mengangguk terseyum.

~~~~~~~

"Gue dimana?" perlahan gadis itu membuka matanya.

"Lo di rumah" itu suara kak Leo.

"Sayang, kamu kemana aja sih? kenapa bisa pingsan kaya gini?" tanya Clara yang tampak khawatir dengan keadaan anak bungsunya itu.

"Gerald jahat mah, dia bohongin aku" ujarnya dan mulai mengeluarkan air mata lagi.

"Jahat gimana? kamu ada masalah sama apa Gerald?" tanya Clara lagi.

Brietta terdiam, dia tidak sanggup menceritakan kejadian tadi kepada orang tua dan kakaknya. Dia malah melanjutkan menangis sambil memeluk punggung Clara.

"Yaudah kalau kamu belum siap cerita, lain kali aja. Tapi kamu harus makan ya" perintah Wilshon. Brietta hanya mengangguk.

Clara langsung menyuapi anak bungsunya, sedikit demi sedikit Brietta memakan makanan yang telah di pasak oleh mamahnya.

Gadis itu pergi meninggalkan orang tua dan kakak nya. Dia bergegas menuju kamar. Karna kamar adalah sahabat Brietta saat ini selain Shasha dan Felin. Di kamar, dia bisa  menangis lebih tenang dan lebih puas.

~~~~~~~


"Mana nyokap gue? kenapa dia bisa masuk rumah sakit?"

"Joey lo tenang dulu, tante Diana udah di tanganin sama dokter" ujar Jessica

"Kakak" sapa Sherly dan langsung lari memeluk Joey.

"Sherly, kamu kesini sama siapa? papah mana?"

"Tadi mamah pingsan kak, aku telfon kakak tapi ga diangkat, jadinya aku telfon kak Jesicca,  abis aku bingung harus minta bantuan ke siapa, untung kak Jesicca langsung angkat telfon aku. Papah ga tau kemana kak" jelas Sherly.

Joey sadar, handphone nya mati saat di rumah Sam, jadi langsung dia charger menggunakan charger milik Sam.

"Terus sekarang mamah dimana?"

"Tante Diana ada di dalem, udah di tanganin sama dokter"

Akhirnya Joey bernafas lega mendengar ucapan dari Jessica. Dia duduk di kursi depan ruang rawat Diana sambil menunggu dokter keluar untuk menanyakan kondisi mamahnya.

Tak lama, dokter tersebut keluar.

"Dok bagaimana keadaan mamah saya?"

"Pasien Diana hanya kelelahan saja, pastikan jangan telat makan" jelas dokter tersebut.

"Terimakasih dok, boleh saya masuk?".

"Silahkan".

Joey menghampiri Diana, dia sangat khawatir dengan keadaannya. Terutama Sherly, dia hampir menangis melihat mamahnya terbaring lemah di ruang rawat yang bernuansa putih tersebut.

Diana membuka matanya, ia melihat Joey, Sherly dan Jessica yang ada di sampingnya.

"Mah, mamah kenapa bisa kaya gini? mamah telat makan lagi?" Diana hanya tersenyum sambil menggeleng. Jelas-jelas dia tahu betul bahwa mamah nya sedang menyembunyikan sesuatu, Joey kesal lama-lama kepada ibunya. Kenapa dia selalu saja berbohong kepada Joey? padahal dulu dia sendiri yang mengajarkan Joey agar tidak berbohong.

"Mah? papah mana? kok papah ga jenguk mamah kesini? papah pergi kemana si mah?" tanya Sherly.

Joey tahu betul, Diana seperti ini pasti ulah papahnya. Wiliam memang sungguh keterlaluan. Bisa-bisanya dia pergi di saat kondisi Diana seperti ini.

"Sherly, papah lagi sibuk di kantornya, dia lagi cari uang buat nafkahin kita, kan Sherly sendiri yang minta di beliin boneka sama papah" ujar Joey bohong.

Sherly hanya menggangguk percaya.

"Jessica, makasih ya, kamu udah jenguk tante"

"Iya tante sama-sama, lain kali tante jangan kecapean, istirahat yang cukup ya tante" jawab Jessica sambil tersenyum kepada Diana.

Diana menggangguk sambil tersenyum.

"Jess, pulangnya gue anterin"

"Gpp Joey, gue bawa mobil kok,  yaudah gue duluan ya, tante Jessica pulang ya"

"Iya sayang hati-hati" jawab Diana.

Jessica pergi meniggalkan ruang rawat Diana. Joey menutup pintu dan duduk di samping Diana.

"Joey, Jessica itu baik, kenapa kamu ga terima perjodohan itu?" tanya Diana.

"Joey ga cinta sama dia mah" jelas Joey.

"Lama-lama juga kamu semakin terbiasa sayang"

"Mah, Joey lagi ga mood bahas ini, lagipula Joey pengen nikah sama orang yang Joey cinta tanpa ada paksaan" jelas Joey. Diana hanya mengangguk mengerti. Lagi pula Joey sudah besar, dia bisa memilih pendamping hidupnya sendiri.

~~~~~~

Sudah tiga hari Brietta menagis. Kak Leo semakin khawatir dengan kodisi adiknya. Saat ini Brietta sedang tidur. Dia langsung mengambil ponsel milik adiknya dan menelfon mantan kekasihnya.

"Hallo sayang, kenapa?"

"Dasar laki-laki bejat, gue tunggu lo di taman deket komplek, SEKARANG!"

-to be continued

BriettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang