17

1 0 0
                                    

"Hallo Joey? kamu dimana?"

Seketika Joey tersentak mendengar ucapan di balik telfonnya, tidak lain tidak bukan itu suara Jessica. Joey sangat malas menanggapi omongan Jessica.

"Lo ngapain si nelfon gue? lo dapet no telfon gue dari siapa?" Jelas Joey heran, sebelum berangkat ke London, pria itu sudah lebih dulu mengganti no telfonnya.

"Jawab dulu, kamu dimana? kenapa ke London ga bilang-bilang si?"

"Buat apa gue bilang sama lo? ga penting!"

"Joey, kok kamu tega sih? terus gimana sama perjodohan kita? kamu ga bisa ninggalin semuanya kaya gini dong!"

"JESS CUKUP! GUE GA PERNAH MAU DI JODOHIN! GUE UDAH JELASIN KE ELO, KALO GUE GA CINTA SAMA LO! INGET ITU!"

Tut

Joey memutuskan sambungannya, dia kesal. Kenapa dia selalu di hantui oleh perjodohan?

Berbeda dengan Brietta, dia sedang menonton film yang ia download di laptotnya, tetapi tontonannya terjeda begitu saja saat mendengar Joey berteriak dengan seseorang di telfonnya. Namun gadis itu tidak perduli, lebih baik dia melanjutkan menonton filmnya. Dia juga tidak begitu mendengarkan apa yang Joey ucapkan dengan si penelfon.

***

Drttt drttt

Ponsel Brietta bergetar, dia langsung men-cek ponsel tersebut. Ternyata ada panggilan masuk dari Kakaknya.

"Apaan si kak? ganggu gue tidur aja?"

"Nyapa gue kek de, malah marah-marah. Btw udah pagi disana?"

"Iya, lagian ngapain si lo nelfon gue? awas ya ga penting!"

"Iya buset dah, selo napa. Kakak cuman mau kasih tau, minggu depan mamah, papah sama kakak mau kesana jenguk elo"

"Yelah, emang gue sakit apa? di jenguk-jenguk segala"

"Buset, harusnya lo seneng  keluarga mo nengok, yaudah sekalian aja lu menua disana, ampe mati gue rela dah"

"Buset kak, ngomongnya"

"Hehehe, canda. Btw lo tinggal se rumah ama cowok ya? buset de, awas lo macem-macem, cowoknya siapa? orang mana? ganteng ga? ya jelas lah gantengan kakak lo. jangan mace-"

Tut

Ya seperti itu lah Brietta dan Leo, tiada hari tanpa berdebat. Selesai menerima telfon dari Kak Leo, gadis itu beranjak dari bangsalnya dan pergi menuju kamar mandi.

Gadis itu sekilas mengintip kamar Joey, ternyata pria itu sudah bangun. Brietta melihat Joey yang sudah berada di ruang tv. Ternyata rumahnya sudah bersih, lantai seperti sudah di sapu dan di pel.

Sekarang waktunya gadis itu memasak makanan untuk dimakan, kasihan Joey, dia pasti sudah kelaparan.

"Lo udah bangun ternyata?" ucap Joey. Brietta hanya menjawab omongan Joey dengan anggukan, dia pergi ke dapur dan mengambil bahan-baha untuk di masak.

"Mau ngapain?" tanya Joey dan menghampiri gadis itu ke dapur

"Keliatannya?" jawabnya

"Lo ga perlu masak, gue udah masak, sengaja gue tutup pake tudung saji biar ga dingin. Ayo makan, gue udah laper"

Brietta jadi tidak enak, pekerjaan rumah di kerjakan oleh laki-laki. Padahal ini kan tugas perempuan.

"Lo nungguin gue dari tadi?"

"Iya, lo lama bangunnya"

"Sorry"

Brietta dan Joey mulai melahap makanannya. Sampai-sampai gadis itu teringat kejadian waktu malam, dimana Joey membentak orang yang menelfonnya, Brietta langsung menanyakan kepada pria di hadapannya tersebut.

"Eh, btw. Lo malem ngapain si marah-marah? PMS lo?"

"Enak aja, itu- ah biasalah ada orang salah sambung, dia bilang suka sama gue. Emang muka gue seganteng apa sih? bisa-bisanya ada cewek salah sambung yang kepincut sama gue. Gue udah nolak dia, tapi dia malah maksa gue, jadi gue marah-marah"

"Cihh, pedean lo. Kalo emang lo ganteng, buktinya gue ga tertarik sama lo" ucapnya sambil memutarkan bola mata.

"Iya ya, aneh juga, kok lo ga suka sama gue? padahal banyak cewek yang suka sama gue, tapi kenapa lo enggak? padahal kita satu rumah. Dan lo cewek beruntung sedunia karna satu rumah sama gue"

Gadis itu masih memutarkan bola mata malas, kenapa Joey sangat percaya diri?

"Sorry ya Joey, banyak juga cowok yang tertarik sama gue, lo gaada apa-apanya di banding mereka!" ujarnya dan membereskan piring di ruang makan karna para remaja tersebut telah selsai makan. Kali ini Brietta lagi yang mencuci piring, karna sedari tadi Joey sudah membereskan rumah sampai bersih dan rapih.

"Awas ya kalo sampe lo suka sama gue!" ucapnya dan beranjak ke ruang TV.

"Ga salah tuh ngomong? harusnya gue yang ngasih peringatan ke elo! awas ya sampe lo suka dan jatuh cinta sama gue" ucap Brietta sambil mencuci piring kotor.

Joey tidak mengubris omongan Brietta, dia fokus melihat tayangan Tv, karna besok waktu mereka akan dipadatkan oleh kuliah. Jadi tidak ada waktu untuk berasantai-santai.

Setelah mencuci piring, gadis itu menghampiri Joey di ruang Tv dan menonton tanyang tv bersama pria di sampingnya.

"Joey, nonton drakor aja kek, pindahin channelnya"

"Berisik, gue mau nonton film ini dulu" ucapnya yang tengah menonton film acaction kebarat-baratan, jelas remote tv ada di tangan Joey saat ini.

"Ih, ini film apaan coba, pindahin cepetan, gaseru!"

"Ssssht, berisik, gue lagi fokus nonton!" Brietta tak segan mengambil remote tv di genggaman Joey, tetapi Joey refleks menyembunyikan remote tersebut di punggungnya.

"Joey! siniin, gue mau nonton drakor!"

"Ga, gue mau nonton ini dulu, kalo bisa lo kejar gue dulu" alhasil gadis tersebut mengejar Joey, walaupun mengejar Joey tidak semudah yang ia kira, gadis itu masih tetap mengejar Joey dan mengeluarkan umpatan kasar dari mulutnya, tetapi pria tersebut tidak perduli dengan ucapan gadis yang mengejernya.

"JOEY! gue cape, sini gue pinjem remote nya!"

"Wleee, ambil kalo bisa"

Gadis itu masih setia mengejar Joey, sampai-sampai dia kehilangan keseimbangannya karna terhantuk meja dan jatuh pas dihadapan  muka Joey.

Cup

-tbc

gais, ini update nya agak panjang whehehe. biar rada greged gmn gtu

jangan lupa coment dan vote cerita aku terus ya zayank.

BriettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang