"Ujian pertama kalian adalah... Gunakan sapu sihir itu lalu terbang" kata William dengan seringai tipisnya.
"Siapapun yang bisa mengendalikan sihir mereka akan bisa melakukan ini cuma dengan perasaan saja.. Ini adalah gerakan paling mendasar untuk seorang penyihir. Jika kalian tidak bisa terbang dengan sapu ini, maka kalian tidak pantas untuk diperhatikan.." jelas William sambil memberikan contoh dari salah satu kapten Orde untuk menerbangkan sapu sihir itu.
Para peserta lain mencoba menerbangkan sapu sihir itu tapi sama saja, nihil. Mereka tidak bisa terbang.
"Dengan ini saja, kami bisa tahu sejauh mana pemahaman kalian tentang sihir, dan tahun ini..
Sepertinya kita mempunyai beberapa peserta hebat.." jelas William sambil melihat dari atas aula tempat para kapten mulai duduk."Bukankah mereka berdua itu adalah anak kampung itu? Sial, mereka berdua hebat sekali!!" pekik peserta lain dengan tatapan iri kearah Yuno dan (y/n).
"Dimana Asta??" pertanyaan (y/n) membuat Yuno menoleh kearah Asta lalu membalikkan badannya kedepan. Sedangkan, (y/n) hanya bisa melihat Asta dari Atas Sapu Sihir yang sudah ia terbangkan itu.
Pandangan peserta mengarah kearah Asta yang masih mengangkat sapu sihirnya dengan penuh susah payah dan gemetar yang luar biasa.
"Apa yang terjadi? Tak peduli serendah apa kemampuan sihirnya, seharusnya dia bisa melayang sedikit.." kata salah satu kapten orde sambil memasang pose layaknya detektif yang sedang berpikir.
"Aku tidak percaya dengan anak ini!!"
"Yup, korban pertama.."
"Sedang apa sih dia disini??"
"Kau benar² anak yang lucu!!" pekik salah satu peserta yang mendekati Asta sambil memasang wajah bak tampan tapi tidak mempan di wajah (y/n).
"Kau jijik.." kata (y/n) dengan tatapan horror kearah peserta itu.
"Namaku Zeke, kalau kalian berdua siapa?" tanya Peserta itu alias Zeke.
"Namaku Asta.." kata Asta masih dengan mengangkat sapu sihirnya dengan susah payah.
"Namaku (y/n), dan aku jijik dengan laki² bak preman sepertimu.." ucap (y/n) yang membuat peserta lainnya naik keatas sapu sihirnya.
"Ini cukup mudah, jangan coba terlalu keras dan kau akan bisa.." kata Zeke lalu menerbangkan sapu sihirnya dengan mudahnya.
"Aku juga bisa, Manusia menjijikan.." kata² (y/n) barusan membuat jarum besar menusuk hati Zeke dengan kuat.
"Jahatnya.." pekik Zeke
Segala ujian diselesaikan oleh seluruh peserta dengan mudahnya.
Hingga...
"Dan sekarang kita sampai pada tes akhir dalam ujian ini.." kata William dengan senyum yang menurut banyak peserta sangat memukau.
"Tesnya yaitu latih tanding. Pilih pasangan kalian, lalu lawan pasangan yang kalian pilih itu.. Kalian boleh menggunakan Grimoire kalau kalian mau.. Sekarang pastinya kalau sudah bisa satu atau dua mantra serangan, bukan?" kata William mencoba menjelaskan tesnya dengan hati².
Kalah disini bisa merugikan. Siapa lawan kalian itu penting..
"Tugas seorang Ksatria Sihir adalah bertarung, jadi, tunjukkan pada kami kekuatan kalian yang sebenarnya.." ucap William dengan seringai andalannya.
'Ini gawat!! Karena penampilanku yang buruk, pasti tidak ada yang mau bertanding denganku.. Aku membutuhkan orang yang kuat untuk menujukkan kemampuanku kepada para kapten!! Tidak, tunggu dulu. Bukankah orang² malah akan memohon bertanding denganku karena sihirku yang nol mutlak?' batin Asta sambil memasang pose pikirnya.
"Asta, bertandinglah denganku.." kata Zeke dengan seringai binarnya yang membuat para peserta yang perempuan tentu akan luluh..
Tapi, apakah Asta bisa mengalahkan Zeke??
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐫𝐨𝐦𝐢𝐬𝐞 <𝘉𝘭𝘢𝘤𝘬 𝘊𝘭𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘟 𝘙𝘦𝘢𝘥𝘦𝘳𝘴>
Actionᴘᴇʀᴊᴜᴀɴɢᴀɴ ᴀsᴛᴀ, ʏᴜɴᴏ, ᴅᴀɴ ᴅɪʀɪᴍᴜ ᴍᴇᴡᴀʀɴᴀɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ʙᴇʀᴛɪɢᴀ sᴇʙᴀɢᴀɪ ᴘᴇɴɢɢᴜɴᴀ sɪʜɪʀ. ᴀsᴛᴀ ᴅᴀɴ ʏᴜɴᴏ ʙᴇʀᴊᴜᴀɴɢ ᴍᴇɴᴅᴀᴘᴀᴛᴋᴀɴᴍᴜ.. ɴᴀᴍᴜɴ, ᴀᴋᴀɴᴋᴀʜ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʙᴇʀᴅᴜᴀ ʙɪsᴀ ᴍᴇɴᴅᴀᴘᴀᴛᴋᴀɴ ʜᴀᴛɪᴍᴜ?