Chapter 11

1.9K 206 22
                                    


Warn : Chapter terpanjang sejauh ini. Harap baca perlahan agar tidak bosan.

.
.
.
.
.

Pagi itu sebuah pemandangan langka mengejutkan lagi menghebohkan penghuni sekolah. Pasalnya salah seorang dari bully cs terlihat membonceng seseorang dengan sangat akrab. Dan yang lebih mengejutkan lagi orang yang dibonceng tersebut adalah Park Jihoon yang sejak awal dicap sebagai satu - satunya murid yang berani melawan komplotan bully cs, terutama ketuanya.

"Terima kasih." Ucap Jihoon seraya menepuk bahu Samuel pelan. Yang ditepuk juga balas tersenyum dan mengangguk lalu meletakkan helm di motor besarnya. Senyuman langka dari seorang Kim Samuel. Namja yang susah didekati dan terkesan dingin itu malah mengusak rambut Jihoon lembut sebelum melangkah pergi ke kelasnya.

Jihoon masih terdiam di parkiran saat tersadar tatapan semua orang kini tertuju padanya. Ada tatapan heran, benci, juga penasaran. Dengan acuh ia pergi melewati gerombolan murid - murid dan pergi ke kelasnya.

Dug

Jihoon merasakan batang lehernya dipukul menggunakan sesuatu dari arah belakang.

Dug

Untuk kedua kalinya ia merasakan hal yang sama namun lebih keras dan sakit dari sebelumnya.
Jihoon pun berbalik dan mendapati tiga yeoja dengan tampang yang sangat biasa -menurut jihoon- menatap marah kearahnya.

"Ada apa?" Jihoon bertanya dengan nada kesal dalam suaranya.

"Apa hubunganmu dengan Samuel?" Pertanyaan mendadak dari salah seorang diantara mereka membuat Jihoon mengernyit bingung.

"Memangnya kenapa?" Jihoon malah balik bertanya membuat tiga yeoja itu menggeram marah.

"Karena dia milik kami. Milik Punchlovers. Jadi jangan dekat - dekat dengannya karena kami tidak akan suka. Ingat itu baik - baik." Yeoja yang memukul Jihoon itu lantas pergi diikuti dua lainnya setelah memukul jidat sexy jihoon dengan botol air ditangannya.

Jihoon meringis pelan lalu berjalan masuk ke kelasnya seraya mengusap jidat sexynya -menurut jihoon- yang memerah. Kalau saja bukan yeoja mungkin ia sudah membalas perlakuan kasar tersebut.

"Hoon, kenapa kemarin nggak masuk?" Sebuah suara mengalihkan atensi Jihoon dari aksi elus - mengelus jidat.

"Kemarin kan hari Minggu."

"Maksudku kemarinnya lagi."

"Sakit. Memangnya kenapa?" Tanyanya dengan kesal. Ia sungguh masih marah atas sikap ketidakjujuran Hyungseob padanya tempo lalu.

"Kau masih marah ya?"

"Menurutmu?"

"Aku bisa jelasin hal itu. Aku bukan selingkuhan Chanyeol-hyung, aku cuma..."

"Mata - mata yang disuruh Hyung untuk melaporkan semua aktivitasku di sekolah.  Begitu kan?"

Jihoon meneruskan kalimat Hyungseob yang terhenti.

"Kau sudah tahu?"

Ya, Jihoon memang sudah tau tentang itu karena Chanyoel yang bersikeras menjelaskan semuanya. Awalnya memang ia tak percaya, namun setelah Baekhyun ikut andil menjelaskan hal itu, Jihoon baru percaya. Ia juga tak habis pikir mengapa Hyungnya membutuhkan mata - mata untuk mengawasinya. Ia kan anak baik, tak semestinya diawasi sedemikian rupa.

"Hyung sudah menjelaskan semuanya."

Hyungseob mengangguk - anggukan kepalanya lega.

"Tapi aku masih marah denganmu juga Daehwi." Jihoon menekankan kata Daehwi lalu melirik Daehwi yang duduk tak jauh disampingnya. Dan ternyata Daehwi duduk mengarah padanya dan mendengarkan pembicaraan dari tadi.

BULLYING [Panwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang