Chapter 3

2.3K 235 17
                                    

Chanyeol sudah bangun sejak tadi dan berniat mengambil air minum dikagetkan dengan sosok mungil sedang memasak di dapurnya.

“Kau memasak?”

“Tentu saja, kau tak melihatnya?”

Wow, keajaiban apalagi yang terjadi pada adik kesayangannya itu.

“Kau bisa memasak? Sejak kapan?”

“Aku selalu diajarkan Haraboji untuk tidak merepotkan orang lain Hyung. Salah satunya dengan memasak untuk keperluan diri sendiri.”

“Wah, kau benar – benar berubah Jihoonie. Bahkan dulu memegang pisau pun kau tak tau mana bagian yang tajam dan tumpulnya. Tak salah kau memilih menetap di Jepang. Siapa pun pasti akan jatuh cinta denganmu Hoon.”

Jihoon hanya tersenyum menanggapi pujian maut Hyungnya barusan.

“Terserah Hyung saja. Sebaiknya Hyung cepat mandi, makanannya akan segera siap.” Jihoon mendorong Chanyeol menjauh.

“Oh iya, Baekie Hyung sudah pulang ya?”

“Sudah. Tadi malam ia meminta pulang dan ingin berpamitan denganmu, tapi tidurmu nyenyak sekali.”

“Oh, begitu. Maaf, aku begitu lelah kemarin.”

“Tak apa.”

Chanyeol mengusap kepala adiknya sayang lalu beranjak pergi mandi dengan segera.

10 menit kemudian …

“Wah, hebat.Masakanmu sungguh enak Jihooie. Hyung benar - benar tak menyangkanya.”

Jihoon yang dipuji hanya tersenyum sambil melahap sarapannya.

Chanyeol meneliti penampilan Jihoon yang duduk di depannya.

Tunggu .. kenapa..?!

“Yak! Ada apa dengan matamu? Kenapa memakai kacamata? Kau terlihat nerd sekarang.”

“Ini hanya kacamata baca Hyung. Aku hanya suka memakainya.”

“Kau ingin dibully? Jika kau berpenampilan seperti itu yang ada kau tak mendapat teman seorang pun Park Jihoon.”

“Tidak apa, aku sudah terbiasa sendiri. Lagipula aku tak ingin dikenal sebagai Park Jihoon adiknya Park Chanyeol. Bisa – bisa banyak para gadis yang mengantri meminta nomermu.”

Oh astagaa. Jihoon nya benar – benar berbeda sekarang.

“Baiklah terserahmu saja. Tapi jika ada yang berani mengganggumu, langsung lapor pada Hyung , oke.”

“Oke Hyung.”

.
.
.
.
.

Jihoon menatap kagum gedung sekolah di depannya. Pantas saja banyak orang yang ingin bersekolah disini karena bangunannya yang bagai istana.

Sungguh mewah.

Jihoon pun mulai memantapkan kakinya memasuki gerbang depan sekolah itu, disambut oleh seorang satpam ahjussi yang tersenyum padanya.

Mungkin ia akan betah dengan sekolah ini.

“Astaga. Kenapa parkirannya hanya penuh dengan mobil? Seperti mall saja.”

“Tentu saja mobil. Seperti tak tau saja. Kau murid baru ya?”

Seorang namja menyahut akan keterkaguman Jihoon.

“Ah, ya. Aku murid baru kelas 2-A. Namaku Park Jihoon.” Jihoon memperkenalkan diri.

“Wah, kita sekelas. Aku Ahn Hyungseob.” Namja imut itu juga memperkenalkan diri.

BULLYING [Panwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang