Chapter 9

2K 240 5
                                    

Vote dulu..






Sudah..






Vote?







Oke. Enjoy to read💃

.
.
.
.
.

Hukuman yang diberikan oleh Luhan-saem akhirnya selesai, walaupun diiringi perdebatan tak penting yang sungguh memakan waktu. Seperti siapa yang merapikan alat - alat, menyapu atau mengepel ruangan.

Bel pulang sekolah sudah dibunyikan sedari tadi. Murid - murid dipulangkan lebih cepat dari biasanya karena semua guru sedang mengadakan rapat untuk merundingkan murid - murid yang akan mendapat beasiswa.

Program beasiswa yang setiap tahun terus diadakan untuk murid berprestasi yang kekurangan biaya.

Sesampainya di kelas, Jihoon mendapati ruang kelas yang sudah mulai sepi.

Jihoon duduk di kursinya mencoba bertanya pada Hyungseob yang menatapnya sambil tersenyum.

"Ada apa?"

"Kau mendadak tenar, Hoon."

"Benarkah? Akhh bagaimana ini?" Jihoon menjedotkan pelan kepalanya ke meja.

"Nikmati saja. Itu akan menyenangkan."

"Menyenangkan apa.."

"Jihoon-ah"

Henry tiba - tiba sudah berdiri di samping Jihoon dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maukah bertukar kelompok denganku?"

Jihoon mengernyit bingung.

"Memangnya kenapa?"

"Mereka ingin sekelompok denganmu."

Henry menunjuk Jisoo dan Chaeyoung yang mencuri - curi pandang ke arahnya. Ah, ia tahu ada sesuatu di sini. Pasti terkait dengan hyungnya.

"Kau tau sesuatu?"

"Mereka ingin mencari tau tentang hyungmu."
Perfect. Dugaannya tak meleset sedikit pun. Inilah yang tidak disukainya. Orang - orang mendekat karena menyukai hyungnya, bukan dirinya. Itulah alasan sebegitutidaksukanya ia akan ketenaran.

"Maaf Henry, aku sudah punya kelompok yang kusukai. Tolong bilang pada mereka aku tak ingin menggantinya."

"Baiklah, aku mengerti. Maaf mengganggumu." Ia beranjak pergi dan memberitahukan pada teman - temannya yang mendesah kecewa.

Kelas sekarang sudah benar - benar sepi, menyisakan Hyungseob yang asik bermain ponsel dan Daehwi yang menyelesaikan catatannya.

"Kita jadi kerja kelompok hari ini?"

"Terserah, mau mengerjakanndimana?"

"Di tempatmu atau Daehwi."

"Di tempatmu saja. Aku belum pernah kesana. Penasaran sama rumahmu."

"Oh jadi ke tempatnya Daehwi sudah pernah?"

"Ayolah Hoon jangan mulai." Jihoon terkekeh geli ketika Hyungseob memelototkan matanya lalu beranjak pulang karena supir telah menunggunya.

Daehwi sedari tadi hanya diam mendengarkan pun juga membereskan alat tulisnya dan bersiap pulang.

"Hwi sore nanti sibuk tidak? Kita mengerjakan tugas sejarah di tempatku."

"Oke. Kasih tau alamatnya ya."

"Sip. Alamatnya ku kirim lewat line. Bye Hwi."

"Bye."

BULLYING [Panwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang