Chapter 8

2K 214 16
                                    

"Hoon."

"Apa?"

“Mau ke kantin?”

“Kamu aja. Aku masih nulis.”

"Temani."

"Sana sama Daehwi. Aku sedang sibuk."

"Tidak mau."

"Oke. Kalau kau mau tunggu saja sampai selesai."

Jihoon sibuk menyalin catatan Hyungseob. 3 jam berkutat di toilet ditambah mencatat catatan yang super panjang membuat Jihoon harus mengeluarkan tenaga ekstranya hari ini.

“Makanya, kalau tidak mau ribet jangan cari gara- gara.”

“Kan sudah ku bilang bukan aku yang ngelakuin itu, Seob.”

Jihoon menatap Hyungseob datar.
Teman atau bukan sih?

“Oke deh percaya.” Hyungseob mengangkat tangan menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya tanda peace lalu pergi ke luar kelas meninggalkannya sendiri.

Jihoon masih asik menulis di bukunya hingga terdengar suara ribut – ribut dari luar. Karena rasa penasaran yang menggebu, ia menghentikan kegiatan menulisnya dan beranjak ke luar memperhatikan murid – murid di depan kelasnya yang bergerombol. Tatapan semuanya tertuju ke arah lapangan.

Apa yang terjadi?

Jihoon mengalihkan atensinya ke samping lapangan basket dimana terlihat si Guanlin dan ketua kelasnya, Minjoo berteduh di bawah pohon bercengkrama.

"Romantisnyaaa."

"Mereka cocok sekali."

"Siapa?"

"Guanlin sama Minjoo. Couple perfect."

"Iya aku setuju. Minjoo yang cantik bersanding dengan Guanlin yang tampan. Mereka sangat serasi."

"Huu aku cemburu. Apalah dayaku yang cuma remahan rengginang."

Rengginang? Jihoon jadi pengen makan

Eh, bukan itu maksudnya. Mereka Couple Perfect? Bukannya cuma sepupu?

Jihoon yang asik bergelud dengan pikirannya tak menyadari jika Guanlin sudah berdiri dan berjalan ke arahnya hingga orang – orang di sekitarnya menepi dan menatap penasaran.

Jihoon memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri heran dengan tatapan orang – orang yang menuju padanya.

Ada apa?

Jihoon mengalihkan wajahnya ke depan dan terkejut mendapati Guanlin telah berdiri sekitar 1 meter di depannya. Matanya menatap Jihoon lurus dengan kedua tangan yang diselipkan di saku celana.

Cih, sok keren sekali

Guanlin menatap matanya seolah memberi suatu tanda.

Apa?

Jihoon yang bingung hanya diam menautkan alisnya, sedangkan Guanlin terus berusaha memberikan isyarat dengan mengedipkan – ngedipkan matanya dan menaikturunkan alisnya.

Ada apa dengan anak ini? Sakit mata kah? Atau kelilipan?

Guanlin mengusak rambutnya frustasi. Sedari tadi ia memberi isyarat hanya dibalas dengan ekspresi Jihoon yang melongo polos.

Ia lantas mengeluarkan ponsel di sakunya dan mengetikkan sesuatu disana.

Guanlin menyeringai mengarahkannya kepada Jihoon yang mengerjapkan matanya membaca tulisan di layar ponsel itu.

BULLYING [Panwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang