Daehwi duduk dengan santai sambil memainkan ponselnya tanpa menghiraukan Woojin yang sedari tadi menatapnya.
"Ada apa?" Pada akhirnya ia bertanya setelah merasa risih ditatap sedemikian rupa.
"Eh? Hmm itu maksudku kau tidak pulang? Jika kau menunggu Jihoon ku pastikan ia takkan kembali kesini lagi."
"Aku tau. Aku hanya menumpang wifi gratis."
Wifi?
"Kau tau passwordnya? Padahal sudah pakai pengamanan ganda."
"Tenang saja, aku hanya meretasnya untuk tersambung ke ponselku. Jadi wifi-mu tetap aman."
Woojin hanya mendesah pasrah mendengarnya. Bukan tentang wifi, tetapi ia mengkhawatirkan tamu tak diundang itu untuk pulang terlalu malam.
"Mau ku antar pulang?" Woojin mematikan tv dan mengambil kunci mobilnya bersiap pergi.
"Tak usah. Aku bisa pulang sendiri, terima kasih sebelumnya." Daehwi meminum sisa minumannya hingga tandas.
"Kau yakin?"
"What's up bro." Samuel datang tiba - tiba dan melingkarkan tangannya di bahu Woojin yang membelakanginya.
"Lho, Daehwi?"
"Ne. Aku permisi dulu Woojin-ssi."
"Wait. Apa yang kau lakukan disini? Dan kau mau pergi?"
Samuel merentangkan tangannya menghalangi Daehwi yang berniat pergi, lalu menunjuk Woojin untuk pertanyaan kedua.
"Hanya kebetulan berkunjung." Daehwi menjawab singkat.
"Dan aku akan mengantarnya pulang."
"Tak usah aku bisa pulang sendiri."
Daehwi segera beranjak namun terhenti kala melihat seseorang berdiri tak jauh didepannya.
Tatapan keduanya terkunci cukup lama."Biar aku yang mengantarnya."
"Terima kasih atas tawarannya aku akan pulang sendiri."
"Kau tak mungkin pulang sendiri. Ini jauh dari wilayah rumahmu dan kau tak membawa mobil. Daerah ini tidak aman."
"Hei! Kau mengatai rumahku tidak aman. Astaga, aku akan mengajukan tuntutan perusakan nama baik." Woojin mengajukan protesnya namun tak digubris seorang pun.
"Ayo pergi. Walau kau tak mau aku tetap memaksa."
"Tidak."
"Sudahlah kalian pergi saja. Aku sedang tak ingin melihat drama saat ini." Samuel segera duduk di sofa dan menyalakan tv.
"Ya. Selesaikanlah hari ini." Woojin meletakkan kembali kunci mobilnya dan duduk disebelah Samuel.
"Cepat, Lee Daehwi. Malam akan semakin larut." Lelaki itu menggenggam tangan Daehwi lantas menariknya keluar.
Daehwi mau tak mau hanya menurut kala disuruh masuk ke mobil. Ingin rasanya ia kabur tapi melawan namja disampingnya sama saja mencari masalah. Hidupnya yang sudah penuh masalah tak ingin menambah masalah yang lain lagi.
Daehwi memilih sibuk dengan ponselnya mengabaikan namja disampingnya yang terus mencuri pandang ke arahnya.
"Jadi, kau sudah berubah?"
Pertanyaan pertama setelah hening yang cukup panjang."Jika bukan karena Jihoon aku takkan mau melakukannya."
"Sampai kapan? Tidakkah kau muak setelah semua yang terjadi?"
"Aku akan mencoba menikmatinya."
"Oh Lee Daehwi. Apa kau sudah gila. Menikmati pembullyan? Yang benar saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING [Panwink]
Fiksi PenggemarPark Jihoon si anak keluarga kaya di bully. What? Apa yang salah? Warning⚠️⚠️ BxB! Typo! Bahasa baku tapi tidak sesuai EYD! Tidak suka silahkan pindah lapak!