Chapter 5

2K 223 7
                                    

Teett...

Bel istirahat berbunyi nyaring. Serentak seluruh siswa dan siswi meninggalkan aktivitas pembelajaran yang membosankan. Apalagi kelas 2A yang sedang belajar matematika, sungguh memusingkan.

"Jihoon-ah. Ayo cepat ke kantin, sebelum kehabisan."

Hyungseob menarik tangan Jihoon yang mau tak mau ikut berlari.

"Apa yang.. habis.. ss haah..?"

Jihoon bertanya dengan napas terengah - engah setelah berlari dengan kecepatan kilat. Jihoon akui larinya Hyungseob menyamai kecepatan atlet, mungkin karena tubuhnya yang ramping, berbanding terbalik dengannya yang gembul tapi tidak gemuk.

"Tempat duduk. Kau mau makan sambil berdiri?"

Jawab Hyungseob yang segera mengantri tetap membawa Jihoon mengikutinya.

"Tentu saja tidak. Wow, makanannya banyak sekali. Kayak di restoran saja."

"Memang beginilah kantin sekolah kita. Kau takkan heran mengingat hampir semua yang bersekolah disini termasuk keluarga kaya yang berada."

"Termasuk dirimu?"

Hyungseob hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

"Nah kita duduk disini." Hyungseob meletakkan nampan makanannya di meja pojok kanan.

Jihoon mengikuti dan duduk di hadapannya tepat mengarah pada satu meja panjang yang cukup luas.

"Seob."

"Hng?"

"Kenapa meja itu dibiarkan kosong?" Hyungseob membalikkan badannya dan mengamati meja yang ditunjuk Jihoon.

"Itu sudah ada pemiliknya. Jadi tidak ada yang boleh memakai tempat itu selain si penguasa."

Hyungseob melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

"Siapa si penguasa itu? Pasti namja kaya yang tampan kan?"

"Wah, tebakanmu tepat sekali. Kau mau mendekatinya?"

"Hmm... Mungkin."

"Sebaiknya jangan. Ia bukan orang baik walau tampan seperti pangeran. Dia seorang pembully."

"Benarkah? Aku belum pernah bertemu dengannya. Mungkin dia menarik."

"Kau gila? Ku harap kau tak berurusan dengan orang macam dia."

"Aku jadi semakin penasaran."

"Hei! Cepat makan saja. Jangan berpikir yang aneh - aneh." Jihoon mengedikkan bahu dan melahap makanannya.

Suasana kantin tiba - tiba menjadi hening bersamaan dengan masuknya tiga namja tampan. Tangan para yeoja segera terangkat mengabadikan namja - namja itu pada ponsel mereka.

Terdengar bisik - bisik kekaguman di masing - masing meja yang sudah terisi.

Jihoon memicingkan matanya mencoba mengenali wajah - wajah yang katanya si penguasa itu.

"Mereka terlihat baik untuk ukuran tukang bully, Seob."

Jihoon membeberkan penilaian pertamanya. Dilihatnya Woojin duduk di salah satu kursi kekuasaan itu.

"Sudah ku katakan. Jangan menilai dari penampilan."

"Yang wajahnya kecil itu Bae Jinyoung. Yang kulitnya agak gelap dan mempunyai gingsul itu Park Woojin. Dan yang satunya Kim Samuel, blasteran Meksiko - Korea."

"Aku tidak bertanya, Seob."

"Itu hanya sekedar info."

Suasana mendadak gaduh dengan datangnya dua namja yang segera menarik perhatian seluruhnya.

BULLYING [Panwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang